Bicara Binjai Ditemani Durian dan Kepala Kambing

Orangnya ramah dan sederhana. Bicara politik, dia cukup getol.  Bicara pelayanan publik, tentu saja itu bidangnya. Belum lagi bicara soal agama, ia akan semakin bersemangat.  Dia adalah orang nomor dua di Kota Binjai, Wakil Wali Kota Binjai,
Timbas Tarigan SE.

SAHUR BERSAMA: Waki Wali Kota Binjai, Timbas Tarigan, sahur bersama istri dan dua anaknya, belum lama ini.
SAHUR BERSAMA: Waki Wali Kota Binjai, Timbas Tarigan, sahur bersama istri dan dua anaknya, belum lama ini.

Di tengah kesibukannya yang padat, Timbas menyempatkan diri menerima kunjungan dari tim Sumut Pos untuk bersantap sahur bersama.

Selasa (15/7) pukul 03.30 WIB, tim Sumut Pos tiba di kediaman, rumah dinas Wakil Wali Kota, Jl Samanhudi No16, Binjai. Awalnya tim sempat salah tunjuk rumah. Sebuah rumah terlihat tampak gelap dan membuat ragu. Sampai akhirnya tim memberanikan diri menanyakan rumah di depannya. Rumah yang tim anggap sebuah kantor; yYang lebih terang dan terlihat besar. Satu yang lebih meyakinkan, rumah itu dilengkapi pengawal. Ternyata itulah rumah dinas Timbas.

Dengan ramah pria berkacamata yang mengenakan baju koko putih itu mempersilahkan tim masuk. Dialah Timbas yang ternyata sudah menunggu kehadiran kami. “Di situ udah jadi secretariat PMI. Di sini yang benar,” katanya mengiringi langkah tim ke ruang tamu.

Seperti yang tim kira di awal rumah ini memang bernuansa kantor. Itu terlihat dari gambaran ruangan di dalamnya. Namun, Timbas membuatnya menjadi cukup nyaman. Tim lalu disuguhi air mineral dan segelas teh manis hangat. Sehangat keramahan yang ditunjukkan Timbas yang menyediakan langsung di hadapan kami dari nampan.

“Tadi malam baru pulang Safari Ramadan yang digelar Pemko Binjai. Kebetulan saya baru berkunjung ke salahsatu mesjid Muhammadiyah di sini,” kata Timbas membuka pembicaraan.

Bulan Ramadan, Pemko Binjai memang cukup disibukkan dengan berbagai kegiatan. Salah satunya safari Ramadan itu dimana dirinya bersama wali kota Binjai, Idaham dan kepala-kepala dinas lainnya berkeliling mengunjungi masjid-masjid yang ada di Kota Rambutan itu. Program ini digelar dalam lima hari beruntun.

“Ada 37 masjid/musholla dari lebih kurang 170 total jumlah masjid/musala di Binjai. Di sana kami salat tarawih berjamaah sekaligus berdialog dengan masyarakat tentang pelayanan publik di kota ini. Ya saya pikir ini cukup efektif ya untuk mendengar keluhan masyarakat sekaligus berdiskusi bersama,” jelasnya.

Pasangan Wali kota dan wakil Wali Kota yang akan habis masa jabatannya pada 2015  ini memang masih cukup aktif untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Binjai di sisa waktu pengabdiannya ini. Tim pun menanyakan apakah Timbas berniat untuk maju kembali bahkan sebagai orang nomor satu.

“Kalau saya sih mengalir saja prinsip hidup saya. Apa yang bisa saya perbuat sekarang saya maksimalkan. Jadi wakil wali kota saya coba maksimal. Kalau memang sudah waktunya dan diusung jadi wali kota berarti memang saya sudah dianggap mampu menurut Allah,” kata mantan anggota DPRD Sumut periode 2004-2009 ini.

Pembicaraan mengalir begitu lancar. Tentang Timbas yang dulunya pernah punya niat menjadi wartawan dan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Pembangunan (STIKP). “Tapi tidak sampai selesai. Padahal satu tahun lagi. Tapi kesibukan saya yang padat tidak memungkinkan,” katanya.

Juga soal kondisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai politik dimana Timbas kini menjabat ketua kebijakan publik, kondisi pemilu legislatif sebelumnya hingga rencana menuju Pilkada 2015 mendatang.

Keasyikan mengobrol, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 04.30 WIB.

Istrinya Dra Nani Susilawati pun mempersilahkan kami untuk memasuki ruang makan karena santapan sahur sudah dihidangkan. Kami sempat mencium aroma durian yang sudah begitu menggoda saat kami mengobrol. Benar saja sepiring penuh berisi durian ikut menemani deretan lauk pauk yang tersaji di meja makan. Ayam bakar, tahu goreng, kari kambing lengkap dengan lalapan dan sambalnya sudah membuat kami tak sabar.

Tiga putranya, Umar Abdul Aziz Tarigan, Quais Al Qurny Tarigan dan Yahya Ayash Tarigan turut menemani kami. Sementara yang paling kecil Hasan Rantisi Al Banna Tarigan sedang berada di rumah neneknya. “Inilah laki-laki semua, jadi banyak pengawalnya,” canda Nani.

Timbas lalu menawarkan kami menu spesial berupa kepala kambing. Ya, itu merupakan menu kesukaannya. “Ini kepala kambing. Ayo silahkan disantap. Saya suka sekali kepala kambing. Kebetulan ada teman yang punya usaha seperti ini. Biasanya saya ke Jalan Amal Medan untuk makan yang seperti ini. Satu kepala yang besar ini bisa habis. Tapi jangan setiap hari, bisa gawat. Hahaha,” kata Timbas.

Obrolan masih kami teruskan di meja makan masih seputar Binjai. Soal Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Binjai yang masih dalam tahap penggodokan dan segera ditempati. “Ini masih digodok, baik soal aturannya maupun siapa saja yang boleh tinggal di sana. Selain itu juga ada lokasi yang masih banjir. Nanti bisa repot,” katanya.

Tak azan subuh berkumandang. Tim memutuskan untuk salat berjamaah di rumah Timbas. Dengan khusyuk Timbas menjadi imam. Setelah itu tim berpamitan pulang untuk menempuh 22 km lagi jarak menuju Medan. “Terima kasih sudah mau jauh-jauh datang kemari. Saya dan keluarga senang sekali menerima kunjungan Sumut Pos,” pungkasnya. (*)