Case Gunung Agung Bali, Safety & Security Indonesia Makin Solid

Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Asap bercampur abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung, terlihat dari Sidemen, Karangasem, Bali, 8 Desember 2017. Gunung Agung erupsi magmatik dengan intensitas kecil.

BALI, SUMUTPOS.CO – Indonesia makin safety! Indonesia juga makin secure. Tidak lagi mudah panik, tidak gampang takut, tidak trauma masa lalu, soal keamanan dan keselamatan. Salah satu bukti adalah soal penanganan bencana Gunung Agung, Bali.

Mengesankan, bahwa masyarakat kita makin siap. Itu karena mereka juga percaya bahwa security and safety-nya juga makij kuat, tidak ragu, tidak khawatir seperti dulu-dulu lagi. Pulau Dewata Bali adalah contoh konkret dan aktual saat ini.

Aktivitas vulkanik Gunung Agung sebenarnya masih terasa sehingga PVMBG masih menetapkan status Awas (level 4). Meskipun selama beberapa hari terakhir secara visual tidak terlihat adanya erupsi yang disertai dengan semburan abu dan material piroklastik bertekanan besar sejak 30/11/2017 lalu.

Tetapi, wisatawan nusantara dan mancanegara tetap saja datang, bahkan posting di Instagram dengan gambar erupsi Gunung Agung.

Memang Pemprov Bali, industri dan Kemenpar sudah mempersiapkan sejak September 2017, jauh sebelum erupsi tiba. Skenario penanganan terhadap wisatawan pun dipikirkan matang. Dari sebelum erupsi, saat erupsi datang, pemulihan atau recovery, sampai memikirkan dampak sosial ekonominya.

“Upaya contigency plan, sudah kami siapkan dengan baik oleh berbagai pihak. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan jika terjadi letusan di Gunung Agung, kami persiapkan,” ujar Gubenur Bali Made Mangku Pastika.

Pastika juga menyampaikan jika saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah bersinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional dalam upaya menghadapi berbagai kemungkinan terburuk dari dampak bencana Gunung Agung jika jadi meletus.

Pastika menerangkan jika Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Bali sudah dikerahkan dibagi dalam zona-zona. Masyarakat dan wisatawan dibuat senyaman mungkin berada di Bali walaupun Gunung Agung erupsi.

“Kepala BNPB sudah bertemu saya, menyatakan kesiapannya untuk mendukung operasi ini. Kalau kurang biaya mereka siapkan, kurang peralatan mereka siapkan, kemampuan teknis juga mereka siapkan. Oleh karena itu sekali lagi tidak perlu khawatir,” ujar Pastika.

Tak hanya itu, Pastika juga mengimbau masyarakat dan wisatwan untuk tetap tenang. Secara keseluruhan Bali tetap aman. Silakan bagi masyarakat yang akan berkunjung atau berwisata ke Bali. Tidak perlu takut dan khawatir.

Penanganan bencana alam Gunung Agung Bali, langsung dipimpin oleh Menko Maritim, didampingi sejumlah menteri terkait.

Di sebuah kesempatan, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla juga memastikan bahwa Bali cukup siap menangani bencana alam dari penanganan sampai solusi evakuasi.

Kata JK, jika nanti terjadi aktivasi Gunung Agung yang semakin meningkat dipastikan semua bisa dihandle oleh pemerintah dan masyarakat.

PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara Ngurah Rai, Bali menyatakan kesiapannya dalam mengantisipasi dampak erupsi Gunung Agung di Bali, yang beberapa hari lalu terdeteksi aktivitas magma yang terus naik ke permukaan.

“Jika potensi terjadinya erupsi Gunung Agung makin tinggi dan kondisi mendesak, Bandara I Gusti Ngurah Rai akan menyiapkan sejumlah langkah mitigasi dampak, seperti menyiapkan posko tanggap darurat bencana di bandara, menyiapkan fasilitas dan penunjang seperti layanan hotline contact center, help desk airlines untuk penumpang maskapai, media center untuk media massa, dan menyiapkan kendaraan bus atau roda empat untuk mengantar penumpang jika ingin mengganti rencana perjalanan via darat atau laut,” kata Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero), Israwadi beberapa waktu lalu.

Bentuk kesiapan lainnya, lanjut Israwadi, adalah prosedur operasional standar Airport Disaster Management Plan (AMDP) yang disosialisasikan kepada anggota Airport Emergency Committee (AEC) yang terdiri dari pemangku kepentingan terkait seperti TNI, AirNav Indonesia, Kepolisian Daerah setempat, maskapai, imigrasi, karantina, dan ground handling. Dan itu semua dilakukan dengan standard internasional.

“Sosialisasi ini memberitahukan mengenai tugas dan tanggung jawab agar apabila terjadi bencana, semua pihak sudah paham hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak, jadi jangan khawatir, semua sudah dikondisikan dengan baik,” kata Israwadi.

Dari sisi penerbangan, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) menyampaikan kesigapannya hingga saat ini. Aktivasi Gunung Agung yang terjadi belum berdampak pada kegiatan penerbangan di Bali. Walaupun kemarin beberapa hari Bandara Ngurah Rai buka tutup.

Meski demikian, AirNav Indonesia terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personelnya terkait aktivasi Gunung Agung. AirNav cabang Bali terus memonitor keberadaan debu vulkanik di Bandara Ngurah Rai dengan paper test dan melakukan koordinasi erat dengan BMKG dan PVMBG atau Posko aktif.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, menyatakan pihaknya berkoordinasi dengan BMKG dan PVMBG. Selain itu, AirNav juga mengamati Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC) dengan menggunakan Volcanic Ash paper test dan hasilnya adalah nihil VA.

“Karena kesigapan semua petugas, dari semua lini, membangun Indonesia Incorporated seperti ini, maka kita menjadi kuat. Jika ingin menjadi global player, kita harus siap dan familiar dengan global standard. Kita akan semakin secure and safety, dan itu sangat terasa,” jelas Arief Yahya, Menpar RI.

AirNav juga memastikan, kegiatan penerbangan dari dan ke Bali hingga saat ini masih berlangsung normal. “Semua normal, tidak ada penerbangan yang dialihkan atau dibatalkan. Semua tetap berjalan dan kami awasi dengan ketat. Jadi kalau memang sudah tidak aman, pasti akan segera kami lakukan tindakam yang aman,” ucap Wisnu.

Menteri Pariwisata Arief Yahya memgakui di hampir semua daerah di tanah air, soal safety and security sudah semakin baik. Itu yang membuat wisatawan semakin yakin, bahwa Indonesia semakin safe and secure. “Ini berarti reputasi aparat Polisi, Basarnas, BNPB, dan semua pihak semakin bagus,” ujar Arief Yahya.

Soal security and safety, kata Menpar Arief, memang tidak bisa dilihat, tetapi bisa dirasakan. Orang merasa nyaman, aman, tenang, karena reputasi keamanan dan keselamatan di destinasi wisata itu baik. “Ini yang akan menaikkan confidence wisman dan wisnus travelling ke tanah air,” ujar Menpar Arief Yahya. (rel)