Bupati Minta 3 OPD Bersihkan Relief Budaya Karo

ARAHAN: Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH memberikan arahan kepada 3 Kadis
untuk bersinergi membersihkan relief budaya karo di sepanjang dinding tebing
pintu masuk kota Brastagi.( SOLIDEO/SUMUT POS)

KARO, SUMUTPOS.CO -Sebagai kota wisata yang sudah terkenal ke manca negara, kondisi Kota Berastagi, Kabupaten Karo kian memprihatinkan. Selain terlihat makin kumuh, tatanan kota juga semraut.

Mirisnya, kondisi relief budaya Karo di dinding tebing sepanjang Jalan Berastagi – Medan, tepatnya di gerbang masuk kota juga tampak memprihatinkan. Tak ada yang peduli dengan relief-relief yang menggambarkan kebudayaan Karo itu. Tebing setinggi 3 meter tempat ukiran dan pahatan yang menyimpan sejarah budaya Karo tersebut kini dipenuhi lumut sehingga merusak struktur dinding pilar tebing terbuat dari campuran semen dan pasir itu.

Rumput juga terlihat mulai menutupi relief di bagian atasnya. Selama ini tebing yang tak jauh dari Tugu Perjuangan Berastagi itu menjadi pemandangan khas saat melewati jalan sepanjang Jalan Berastagi – Medan. Pada pilar tebing sepanjang puluhan meter itu terukir dengan jelas relief yang menggambarkan kekayaan budaya Karo. Seperti aneka buah dan sayuran hasil pertanian dataran tinggi Karo, alat-alat tradisional keperluan rumah tangga, alat upacara adat serta alat musik tradisional.

Pembiaran tersebut yang membuat Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH sangat prihatin. Terkelin makin kesal, karena selama ini ternyata tak ada pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertanggungjawab untuk mengurus relief tersebut.

Hal ini dibenarkan Daud Sembiring Kabag Organisasi Pemda Karo saat dipanggil ke ruang kerja kerja bupati, Selasa (11/12) siang.

“Benar pak bupati, selama ini belum ada OPD yang bertanggungjawab untuk memelihara dan membenahi relief-relief tersebut,” aku Daud.

Untuk itu, kedepan Daud mengaku bakal segera mengajukan dan merubah struktur organisasi agar pemeliharaan dan perbaikan baik segi pengecatan, dan pembersihan rumput di sekitar dinding relief akan dimasukkan ke OPD sesuai arahan Mendagri.

“Jika tidak ada OPD yang menangani sesuai tupoksinya, apakah kita biarkan? Di sini kita harus kreatif, artinya libatkan dan  perdayakan Satpol PP, Linmas dan pegawai Damkar dengan cara kerja bakti atau gotong royong, tanpa harus mengeluarkan anggarannya,” tegas Terkelin.

Program ini tanpa keluar biaya hanya butuh kepedulian dan kreatifitas antar lintas OPD, ada 3 (tiga) cara kinerja OPD itu,peduli tapi tidak cerdas, ada yang cerdas tapi tidak peduli, dan ada sama sekali tidak peduli dan cerdas, sebut bupati.

“Harapan saya kendepan buatkan program. Bagi tugas, kalau bisa tanggal 20 Desember 2018 ini damkar lakukan penyiraman dinding relief itu, baru anggota Satpol PP bertugas mengecatnya,” pinta bupati.

Sementara Kasat Pol PP Hendrik Philemon Tarigan menanggapi usulan dan program yang diutarakan bupati tersebut. Dia mengaku akan membuat  perencanaan di tahun 2019 sesuai petunjuk tadi akan kita ajukan kegiatan satpol PP bergabung dengan linmas serta damkar dengan kegiatan kerja bakti dan Bimtek dalam kurun  3 bulan atau 6 bulan akan kita laksanakan, kata Hendrik diamini Kakesbang Linmas Tetap Ginting, Drs. Eddi Ginting Kabid Damkar, Teguh Purba Kasi Damkar.

Pada tanggal 20 Desember ini, Hendrik berjanji akan mengerahkan  setengah  kekuatan Satpol PP yang berjumlah 307 orang dan 12 armada Damkar untuk mengatasi persoalan  tersebut. (deo/han)