Mayat Diduga Korban Pembunuhan di Bengkel, Leher, Mulut, dan Kaki Terikat

MEMBUSUK:Jenazah Henri ditemukan membusuk di sebuah bengkel cat.
MEMBUSUK:Jenazah Henri ditemukan membusuk di sebuah bengkel cat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga Jalan PWI/Kemenangan Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, digegerkan dengan penemuan mayat pria yang sudah mulai menimbulkan bau tak sedap di bengkel cat mobil, Jumat (15/5) sekitar pukul 04.30 WIB. Dengan kondisi mengenaskan dan posisi miring, kuat dugaan mayat korban dibunuh dan dibuang di area belakang bengkel.

Informasi diperoleh, mayat pria ini bernama Henri (28) warga Jalan Pancasila Gang Datuk Al Rasyid, Desa Batangkuis, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang. Pertama kali yang menemukan adalah warga sekitar bengkel.

Saat ditemukan, mayat tersebut dalam kondisi leher, tangan dan kaki terikat tali. Sedangkan tubuhnya terdapat luka robek dan juga di kepala belakang, dahi kanan, pelipis kiri, memar pada kaki sebelah kanan, serta punggung belakang.

Diduga juga, korban sudah meningal 2 hari yang lalu. Sebab, istri korban bernama Lenna membuat laporan ke Polrestabes Medan terkait informasi orang meninggalkan rumah, Kamis (14/5).

Menurut warga setempat, sang pemilik bengkel sudah tak terlihat sejak 2 hari lalu. Terbongkarnya penemuan mayat korban setelah warga yang tinggal di bersebelahan bengkel mencium bau busuk saat sahur.”Bengkel itu milik pria berinisial P, yang ditempati bersama istri dan tiga orang anaknya. Namun, 2 hari terakhir P disebut sudah tak terlihat dan mobil Avanzanya juga tidak ada,” ujar pria mengaku bernama Zul. Kata dia, Henri sering ke bengkel cat mobil itu. Namun, apa yang menyebabkan ia terbunuh dan siapa yang melakukannya tentu polisi yang bisa mengungkapnya.

Erwin, abang ipar korban mengatakan, Rabu (13/5) pagi saat mengantarkan istrinya Lenna yang sedang hamil ke tempat kerjanya, korban bercerita kalau ia berencana ke bengkel mobil di kawasan Lau Dendang, Desa Sampali. Setelah dari bengkel, rencananya korban akan bertemu dengan calon pembeli mobilnya. Makanya, dibawa BPKB mobil Xenia BK 1446 JI saat ke bengkel.

Istri korban tak menaruh curiga karena korban masih sempat menghubungi nomor seluler istrinya. Akan tetapi, satu jam kemudian nomor ponsel korban tak aktif lagi.

Kecurigaan semakin menguat, sekitar dua jam berikutnya masuk pesan singkat dari ponsel korban kalau mobil telah laku dijual. Hal itu diketahui setelah ditelusuri dari operator. Lantas, keluarga korban mulai curiga pesan singkat bukan dikirim oleh Henri. Saat dihubungi kembali, nomor ponsel korban kembali tidak aktif.

Henri kemudian tak kelihatan pulang pada hari Rabu. Esok hari, istrinya melapor hilangnya Henri ke Polrestabes Medan. Hilangnya Henri kemudian terjawab. Ia ditemukan tak bernyawa penuh aniaya di bengkel mobil langganannya itu.

Pihak keluarga sendiri curiga kalau korban dibunuh dengan orang yang dikenal dari bengkel mobil.”Kita tidak bisa menuduh, tapi pelakunya diduga orang dekat bengkel itu. Pokoknya korban meninggal setelah dari bengkel di kawasan Lau Dendang Percut Sei Tuan,” ungkap Erwin.

Sementara, Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Ronny Nicholas Sidabutar mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan. Ronny belum dapat berbicara lebih jauh. “Sabar ya, masih dalam proses penyelidikan,” ujarnya singkat. (ris/btr)