27 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Timnas Datang dengan Status Underdog

Alfred_rield_wolfgang_pikal_dlmTANGERANG – Timnas senior tidak mau sekedar kata sayonara dalam lawatannya ke Arab Saudi, di babak Prakualifikasi Piala Asia 2015, 5 Maret besok.

Angka pun masuk dalam agenda skuad asuhan Alfred Riedl itu sekalipun tidak akan membantu melepaskan Indonesia dari posisi juru kunci grup C.

Misi mengejutkan dengan target satu angka pun dimulai begitu Ahmad Bustomi dkk bertolak menuju ke Dammam, tempat digelarnya pertandingan matchday keenam tersebut.

Timnas Merah Putih meninggalkan bandara internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, tadi malam dengan menggunakan penerbangan Qatar Airways QR 957.

Mereka datang ke Negara Petro Dollar tersebut dengan bermodalkan status sebagai underdog.

“Tim ini jauh dari mereka (Arab Saudi, Red). Tidak ada satu pun orang yang mengunggulkan tim ini. Tapi dengan posisi seperti itu kami akan tetap berusaha mencari hasil terbaik, imbang pun sudah jadi hasil bagus,” ujarnya, kemarin (2/3).

Salah satu yang menjadi dasar acuan bagi pelatih berkebangsaan Austria ini untuk menyusun komposisi terbaiknya adalah dari rekaman video pertandingan Arab Saudi kala melawan Irak, medio Nopember silam. Kala itu hasil akhir memang menempatkan Green Falcon – julukan tim Arab Saudi- sebagai pemenangnya dengan skor 2-1.

Namun, dari sisi permainan tim tamu justru mampu mengimbangi permainan di lini tengahnya. Hanya Irak lebih longgar di pertahanannya. Dari situlah yang memunculkan idenya menumpuk pemain di pertahanan.

“Minimal, kalau kami mencoba menerapkannya, kami masih bisa untuk meredam keganasan mereka,” sebutnya.

Beberapa kelebihan Saud Kariri dkk disebutkan oleh pelatih yang pernah membesut timnas Laos tersebut. Mulai dari kecepatan dua pemain sayapnya, hingga ketajaman dua bomber andalannya, Nasser Al Shamrani dan Naif Hazazi. Pun demikian dengan pengatur serangannya Taisir Al-Jassim bersama gelandang sarat pengalaman, Saud Kariri.

“Yang pasti mereka punya dua sayap yang bagus dengan dipadu kualitas penyerang yang bagus juga. Saya harap pemain bisa cepat beradaptasi dengan permainan tim lawan, soal bagaimana nanti untuk meredamnya, itu sudah kami tentukan caranya,” bebernya.

Hingga kini Riedl belum menentukan komposisi pakem skuadnya, baik 4-4-2 atau pola lainnya.

Dalam sesi latihan terakhir Minggu pagi di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH), Karawaci, Tangerang, Riedl menerapkan simulasi pertandingan kepada anak asuhnya. Minus Muhammad Ridwan yang sempat mengalami cedera ringan saat latihan, timnas dibagi menjadi dua tim, satu tim berisi 11 pemain, lainnya dengan 8 pemain.

Menurut asisten pelatih Wolfgang Pikal yang ikut mendampingi Riedl dalam sesi latihan itu, opsi itu dipilih untuk membiasakan anak asuhnya dengan permainan lawan. Terutama untuk dapat memuluskan skema bertahannya.

“Dengan seperti itu kami sudah siap untuk menerima pressure dari permainan lawan,” pungkasnya. (ren)

Alfred_rield_wolfgang_pikal_dlmTANGERANG – Timnas senior tidak mau sekedar kata sayonara dalam lawatannya ke Arab Saudi, di babak Prakualifikasi Piala Asia 2015, 5 Maret besok.

Angka pun masuk dalam agenda skuad asuhan Alfred Riedl itu sekalipun tidak akan membantu melepaskan Indonesia dari posisi juru kunci grup C.

Misi mengejutkan dengan target satu angka pun dimulai begitu Ahmad Bustomi dkk bertolak menuju ke Dammam, tempat digelarnya pertandingan matchday keenam tersebut.

Timnas Merah Putih meninggalkan bandara internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, tadi malam dengan menggunakan penerbangan Qatar Airways QR 957.

Mereka datang ke Negara Petro Dollar tersebut dengan bermodalkan status sebagai underdog.

“Tim ini jauh dari mereka (Arab Saudi, Red). Tidak ada satu pun orang yang mengunggulkan tim ini. Tapi dengan posisi seperti itu kami akan tetap berusaha mencari hasil terbaik, imbang pun sudah jadi hasil bagus,” ujarnya, kemarin (2/3).

Salah satu yang menjadi dasar acuan bagi pelatih berkebangsaan Austria ini untuk menyusun komposisi terbaiknya adalah dari rekaman video pertandingan Arab Saudi kala melawan Irak, medio Nopember silam. Kala itu hasil akhir memang menempatkan Green Falcon – julukan tim Arab Saudi- sebagai pemenangnya dengan skor 2-1.

Namun, dari sisi permainan tim tamu justru mampu mengimbangi permainan di lini tengahnya. Hanya Irak lebih longgar di pertahanannya. Dari situlah yang memunculkan idenya menumpuk pemain di pertahanan.

“Minimal, kalau kami mencoba menerapkannya, kami masih bisa untuk meredam keganasan mereka,” sebutnya.

Beberapa kelebihan Saud Kariri dkk disebutkan oleh pelatih yang pernah membesut timnas Laos tersebut. Mulai dari kecepatan dua pemain sayapnya, hingga ketajaman dua bomber andalannya, Nasser Al Shamrani dan Naif Hazazi. Pun demikian dengan pengatur serangannya Taisir Al-Jassim bersama gelandang sarat pengalaman, Saud Kariri.

“Yang pasti mereka punya dua sayap yang bagus dengan dipadu kualitas penyerang yang bagus juga. Saya harap pemain bisa cepat beradaptasi dengan permainan tim lawan, soal bagaimana nanti untuk meredamnya, itu sudah kami tentukan caranya,” bebernya.

Hingga kini Riedl belum menentukan komposisi pakem skuadnya, baik 4-4-2 atau pola lainnya.

Dalam sesi latihan terakhir Minggu pagi di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH), Karawaci, Tangerang, Riedl menerapkan simulasi pertandingan kepada anak asuhnya. Minus Muhammad Ridwan yang sempat mengalami cedera ringan saat latihan, timnas dibagi menjadi dua tim, satu tim berisi 11 pemain, lainnya dengan 8 pemain.

Menurut asisten pelatih Wolfgang Pikal yang ikut mendampingi Riedl dalam sesi latihan itu, opsi itu dipilih untuk membiasakan anak asuhnya dengan permainan lawan. Terutama untuk dapat memuluskan skema bertahannya.

“Dengan seperti itu kami sudah siap untuk menerima pressure dari permainan lawan,” pungkasnya. (ren)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/