MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 455 personel Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) disiagakan, guna mengantisipasi unjuk rasa lanjutan, menolak Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker).

Hal itu dikatakan Kabagdalops Roops Polda Sumut, AKBP Hilman Wijaya, saat melaksanakan apel siaga di Lapangan KS Tubun Mapolda Sumut, Jumat (9/10).
Dijelaskannya, 455 personel Polda Sumut yang terdiri dari 361 personel Polki dan 94 personel Polwan ikut dalam apel siaga tersebut.
“Apel siaga ini bertujuan untuk mempersiapkan kekuatan dan kesiapan personel dalam mengantisipasi unjuk rasa lanjutan dari masyarakat,” jelasnya.
Hilman mengatakan, apel siaga ini untuk mengecek kekuatan dan kesiapan para personel menghadapi kemungkinan adanya unjuk rasa lanjutan dari masyarakat yang menolak pengesahan UU Cipta Kerja.
“Oleh karena itu apel siaga ini dilaksanakan untuk mempersiapkan personel jika sewaktu-waktu keadaan mengalami peningkatan kontijensi,” paparnya.
Dalam hal ini, lanjut Hilman, Personel Polwan Polda Sumut juga dikerahkan patroli keliling untuk memberikan rasa humanis di tengah adanya pelaksanaan unjuk rasa masyarakat Kota Medan.
Selain itu, para Polwan juga membagikan masker kepada masyarakat untuk mengantisipasi adanya klaster baru Covid-19 saat berlangsungnya aksi demo dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan (Prokes).
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang terjadi pada Kamis (8/10) berlangsung tidak kondusif, dimana pendemo merusak sejumlah kendaraan dinas milik Polda Sumut dan kendaraan masyarakat serta personel Polda Sumut dan masyarakat banyak yang mengalami luka-luka
DKP Inventarisasi Kerusakan
Sementara itu, sejumlah taman di Kota Medan mengalami kerusakan sebagai dampak dari unjukrasa menolak Omnibus Law yang digelar para buruh, mahasiswa dan sejumlah oknum pelajar yang berakhir ricuh akibat provokasi para remaja pada Kamis (8/10) yang lalu. Alhasil saat ini, keindahan taman-taman itu pun telah rusak.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan, Muhammad Husni mengatakan, demo tersebut menyebabkan beberapa kerusakan taman, khususnya taman yang tepat di depan DPRD Medan dan bundaran itu. Selain itu, taman-taman di kawasan Lapangan Merdeka juga ada yang rusak.
Diakui Husni, yang paling banyak terjadi kerusakan adalah di kawasan Lapangan Merdeka Kota Medan. Sejumlah pot-pot bunga, taman rumput, hingga pendopo banyak yang mengalami kerusakan. Selain itu, para perusak juga sempat merusak pagar yang ada di lapangan merdeka dan tempat-tempat sampah.
“Pot-pot bunga banyak yang pecah, berserakan. Rumput-rumput juga banyak yang rusak karena terinjak-injak, pagar juga rusak, tempat sampai juga banyak yang rusak, itu kerusakannya cukup parah,” jelasnya.
Namun begitu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan belum memiliki data detail terkait berapa banyak jumlah kerusakan pot hingga tempat sampah. “Jumlahnya masih kita hitung, apa-apa saja dan berapa jumlahnya. Lagi kita inventarisasi dulu, jadi belum dihitung berapa kerugiannya,” jawabnya.
Pun begitu, lanjut Husni, pihaknya berusaha agar dapat mendata kerusakan itu secepa mungkin. “Saat ini tim kita sedang berupaya dalam menginventarisasi. Harapan kita jangan ada lagi tindakan-tindakan perusakan seperti itu, supaya nanti cepat bisa kita perbaiki juga,” pungkasnya.
Pendemo Tak Masuk ke Mall
Sedangkan beredar video yang menjadi viral kalau pengunjukrasa masuk ke dalam mal Plaza Medan Fair (PMF) di Jalan Gatot Subroto, Kota Medan, Kamis (8/10). “Ih seram kali weh, pendemonya masuk ke sini (Plaza Medan Fair), Astagafirullah,” ucap seorang wanita dalam video berdurasi 17 detik itu.
Apa digambarkan di dalam video tersebut, dibantah oleh Marcomm Manager Plaza Medan Fair, Lenny Yun kepada wartawan di Kota Medan, Jumat (9/10). Ia menyebutkan tidak ada pendemo masuk dalam areal mall. “Gak ada masuk, hanya melintas di Jalan Gatot Subroto depan Plaza Medan Fair,” ungkap Lenny saat dikonfirmasi wartawan.
Lenny menjelaskan, sekitar pukul 17.00 WIB kelompok pengunjuk rasa berhadapan dengan aparat kepolisian, tepat di pintu masuk Plaza Medan Fair yaitu di Jalan Gatot Subroto-Simpang Jalan Iskandar Muda, Sehingga toko- toko di Plaza Medan Fair langsung berinisiatif menutup tokonya. “Hal ini, juga memicu kepanikan pengunjung dan juga tenant yang menginginkan keluar dari mall pada waktu bersamaan,” tutur Lenny.
Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan, Lenny mengungkapkan pihak sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Kondisi dapat terkendali di depan Plaza Medan Fair dan dinyatakan aman pada sekitar pukul 18.50 WIB. Karena para pengunjuk rasa telah membubarkan diri. “Dan peserta unjuk rasa tidak ada masuk kedalam mal. Mereka hanya melintas didepan Plaza Medan Fair saja,” pungkas Lenny. (mag-1/map/gus/ila)