Bawa Peluru, Abdul Ditangkap di Polonia

Metropolis

MEDAN- Kemarin, Muhammad Abdul Kurnia (50) tak bisa bergerak. Bapak tiga anak yang ingin terbang pada pukul 05.15 WIB dengan Lion Air ke Semarang via Jakarta itu harus gigit jari. Di tasnya didapati 20 butir peluru SS1 dan magasin. Tak pelak, sekira pukul 04.35 WIB dia pun langsung ditangkap.
“Itu punya keponakan saya Pak, dia tugas di Batalyon 111 Kuala Simpang (Aceh Tamiang, Red), namanya Praka Hambali.” Kata Abdul saat diamankan di Bandara Polonia Medan, Rabu (5/6).
Saat kembali diperiksa di Pos Polisi Bandara Polonia, turut ditemukan sebuah rompi bertuliskan abjad Arab dan berbentuk wajah
harimau serta kain berupa cadar dan sebuah bungkusan berlilit kain diduga jimat. “Itu juga dikasih kawan Pak, namanya Galih orang Kuala Simpang. Saya dikasih ya terima saja pak,” jelasnya.
Sebelumnya, penangkapan terjadi karena sinar X dari bagasi menyatakan ada barang yang dilarang terdapat dalam tas bawaan Abdul. Karena curiga, akhirnya pihak keamanan bandara memeriksa tas tersebut. “Dengan tenang penumpang menyatakan bahwa dirinya adalah anggota aparat. Jadi, pihak keamanan meminta kartu identitasnya. Tapi dia beralasan tidak bawa. Karena tidak mau terjadi apa-apa, akhirnya pihak sekuriti menyerahkan ke POM AU,” jelas Air Duty Manager Bandara Polonia Medan, Djamal.
Menurut data yang diterima Jamal, Abdul akan menuju Jakarta. Adapun alamat melalui kartu pengenal yang dibawanya Kali Tengah Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang Jawa Tengah. “Dari boarding pass yang kita ambil, penumpang ini akan duduk di kursi 8F,” lanjutnya.
Dari hasil tanya jawab juga diakui, bahwa penumpang ini membeli tiket dan check in penumpang melalui internet. Karena itu, dirinya tidak melalui pemeriksaan saat masuk bandara. Djamal mengaku, penumpang ini bisa dikatakan cukup tenang dalam menghadapi situasi saat penangkapan. Bahkan, bisa dikatakan dirinya tidak terlalu banyak bicara kecuali saat ditanya. “Barang bawaannya juga tidak banyak. Hanya 1 tas. Dalam tas ketangkap amunisi dan magasin, serta uang tunai sebanyak Rp800 ribu. Tapi saya tidak wawancara mendetail. Karena dari POM AU, diserahkan ke Kapos (kantor polisi) Polonia,” tambahnya.
Oleh Kapos Pol Bandara Polonia, Aiptu S Sihombing keluarga Abdul yang disebut memiliki tas pun dihubungi. Terdengar pembicaraan dengan seorang pria yang mengaku Praka Hambali. Dalam perbincangan tersebut, Praka Hambali membenarkan jika Abdul Kurnia merupakan pamannya. Namun mengenai masalah amunisi dan magasin, ia tak mengetahui apakah itu sengaja dibawa atau terbawa. “Memang ada keponakannya anggota TNI, tadi sudah sempat menelepon juga,” kata Aiptu S Sihombing. Abdul diketahui dua tahun hidup di Kota Langsa, tepatnya di di Lorong Kuburan, Sidorejo.
Bahkan beberapa personel TNI dari Angkatan Udara pun turut menanyai Abdul. Bahkan sempat terdengar perbincangan jika Abdul Kurnia diduga oknum TNI disersi. “Kau disersi kan, ngaku saja kau. Jangan berbelit-belit lah. Dari mana amunisi sama rompimu itu, nanti kau jaringan-jaringan lain,” kata salah seorang anggota TNI AU yang menanyainya.
Sekira pukul 08.05 WIB, Abdul dibawa ke Mapolresta. Pria yang mengenakan baju koko lengan pendek warna putih dengan liris kotak-kotak warna hitma serta mengenakan celana keper warna hitam itu, digelandang ke sel tahanan sementara di gedung Sat Reskrim Polresta Medan. Namun, awak media tidak diperkenankan mewawancarai Abdul. Tidak lama, tampak, pria itu kembali digelandang untuk dilakukan pemeriksaan.
Sementara itu, pascapenangkapan pria itu, suasana di Polresta Medan terasa berbeda.  Pasalnya, sejumlah orang di Polresta Medan yang dikonfirmasi, enggan berkomentar soal kasus itu. Seperti Wakasat Reskrim Polresta Medan, AKP Hendra ET yang sebelumnya tampak mengintrogasi Abdul, enggan memberi jawaban. “Tanya Kapolres saja, saya belum bisa menjawabnya,” ungkap Hendra. (ram/mag-10/gus)

loading...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *