Site icon SumutPos

Pemimpin Itu Dilahirkan atau Dibentuk?

Dame Ambarita
Pemimpin Redaksi Sumut Pos

Pemimpin itu dilahirkan (alami) atau dibentuk (diproses)? Itu pertanyaan yang sudah sejak lama diperdebatkan.

Yang pertama mengatakan: leader are born, not made. Pemimpin itu dilahirkan, bukan dibentuk. Yang kedua menolak dan berkata: leader are made, and not born.

Pemimpin itu dibentuk, bukan dilahirkan. Yang ketiga menengahi dengan mengatakan, leader are born and made. Pemimpin itu dilahirkan dan juga dibentuk oleh faktor luar yang mengasahnya.

Mana yang benar?
Semua benar.

Pemimpin itu dilahirkan, itu benar adanya. Kita bisa lihat kisah hidup pemimpin-pemimpin hebat yang mampu membentuk sejarah, yang memang dilahirkan untuk itu.

Tipe pemimpin yang dilahirkan ini biasanya dari kalangan nabi/tokoh agama. Sebelum lahir pun, mereka sudah dinubuatkan akan menjadi ‘seseorang’. Dan hingga sekarang, mereka tetap memiliki pengikut.

Namun argumentasi bahwa pemimpin itu dibentuk, juga benar adanya. Pernah kenal dengan temanmu yang di masa kanak-kanak dan remajanya bukan sosok yang menonjol, tetapi belakangan berhasil menjadi sosok pemimpin di komunitasnya? Nah, ini pasti tipe pemimpin yang dibentuk. Mereka menjadi pemimpin karena mendapat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Pemimpin ini umumnya tipikal manager perusahaan, kepala dinas, perwira, dan sebagainya.

Yang terakhir, pemimpin yang dilahirkan dan juga didukung faktor luar yang mengasahnya. Ini adalah tipe pemimpin yang lebih menonjol dibanding tipe pemimpin yang dibentuk. Tipe ini mampu membentuk sejarah sendiri, mampu membangkitkan rasa kagum alami dari yang dipimpinnya, dan mampu menggerakkan massa dalam jumlah besar.

Mereka mampu mencetak sejarah dan diingat hingga sekarang. Sebut saja nama John F Kennedy, Nelson Mandela, Napoleon Bonaparte, dan banyak lagi. Di negara kita, ada nama presiden pertama RI, Soekarno.

Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, pernah mengatakan, orang yang percaya pemimpin itu dilahirkan, itu ada benarnya. Tetapi, kata Kalla lagi, sosok pemimpin yang dilahirkan itu juga harus didukung faktor eksternal lain seperti pendidikan, latihan, dan pengalaman. Kombinasi ketiga hal itulah yang menjadikan seseorang mampu menjadi pemimpin nasional.

Bercermin pada peta kepemimpinan di negeri ini, tampaknya pemimpin yang berkuasa saat ini masih pemimpin yang dibentuk. Mereka berkesempatan menjadi pemimpin, karena dilahirkan di lingkungan yang tepat, mendapat pendidikan yang tepat, didukung oleh keberuntungan yang tepat, dan lain-lain yang tepat.

Ini tentu tidak salah. Jika kita hanya menunggu pemimpin yang dilahirkan, bisa-bisa kita tidak punya pemimpin. Untunglah, pemimpin bisa dibentuk, meski kualitasnya (mungkin) tak sebaik pemimpin yang dilahirkan dan dibentuk.
Tetapi, kita tentu boleh bermimpi memiliki tokoh pemimpin nasional yang memiliki kualitas born and made. Di manakah seseorang yang seperti itu? (*)

Exit mobile version