Site icon SumutPos

Bocah SD Tewas di Pinggir Sungai Tojai, Diduga Disodomi

FOTO: DHEV BAKKARA/METRO SIANTAR Jenazah Abetnego Manurung saat berada di kamar jenazah, Jumat (31/10). Bocah ini diduga korban sodomi.
FOTO: DHEV BAKKARA/METRO SIANTAR
Jenazah Abetnego Manurung saat berada di kamar jenazah, Jumat (31/10). Bocah ini diduga korban sodomi.

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Immanuel Abetnego Manurung berusia enam tahun, ditemukan tewas di semak-semak pinggir sungai Tojai Baru dengan kondisi mengenaskan, Jumat (30/10) pukul 16.30 WIB. Siswa kelas satu SD Katolik ini, menghilang sejak Kamis (30/10) sekira pukul 17.00 WIB.

Sebelum korban ditemukan, pihak keluarga dan warga kampung Tojai Baru sudah melakukan pencarian sejak keberadaan korban tidak diketahui lagi, sejak Kamis sore. Menurut keterangan ayah korban Herbin Manurung (30/10). Kamis siang itu ia dan istrinya Prima Arinta Purba (31) pergi melayat karena ada warga yang meninggal dan akan dikuburkan. Karena jarak lokasi dari rumah ke lokasi warga yang meninggal hanya sekitar 200 meter, korban datang ke lokasi tersebut dan bermain-main dengan temannya.

Sekitar pukul 15.00 WIB, Herbin terlebih dahulu pulang, sementara Prima masih di lokasi acara termasuk korban masih main-main dengan temannya. Tidak beberapa lama kemudian, Prima pun pulang dan mengajak anaknya, tapi karena masih main-main anaknya tidak mau pulang. Sehingga Prima pulang ke rumah.

Sekitar sejam kemudian, Abetnego tidak juga pulang-pulang sehingga Prima datang lagi untuk menjemput, lagi-lagi Abetnego menolak untuk pulang karena masih main-main. Alhasil Prima kemudian pulang lagi ke rumah.

Setelah sejam kemudian, Abetnego tidak juga pulang, Prima kembali datang untuk menjemput. Sebab orang yang meninggal tersebut sudah dibawa ke Kampung Kristen untuk dikebumikan. Tapi Abetnego tidak ditemukan.

Dicari-cari tak juga ditemukan, teman-temannya juga tidak melihatnya, Herbin dan Prima mulai risau. Pihak keluarga yang membawa jasad yang meninggal ke Kampung Kristen juga mengaku kalau Abetnego tidak ikut ke acara penguburan.

Pencarian dilakukan hingga malam, termasuk di sepanjang sungai yang jaraknya sekitar 250 meter dari rumah korban. Seluruh warga ikut melakukan pencarian hingga pukul 02.00 WIB. Kepolisian juga ikut melakukan pencarian.

Esoknya Jumat (31/10), pencarian difokuskan di sekitar sungai yang banyak semak-semak, karena sudah daerah perladangan.

Sekitar pukul 16.30 WIB, pencarian mulai menujukkan tanda-tanda. Saat itu, Herbin tetap ikut mencari, menemukan sendal anaknya di pinggir sungai. Melihat itu, Herbin mulai yakin kalau anaknya itu berada di pinggir sungai. Tidak beberapa lama kemudian, warga lainnya menemukan celana korban di pinggir sungai. Saat dilakukan penyisiran di semak-semak sekitar 15 dari bibir sungai, korban ditemukan di dalam semak-semak dengan kondisi tidak bernyawa.

Melihat anaknya dengan kondisi tidak bernyawa, Herbin menjerit dan langsung dibawa warga ke rumah. Pihak kepolisian datang ke TKP untuk mengangkat korban.

Kondisi korban saat ditemukan tidak lagi mengenakan pakaian, dengan posisi telungkup kedua kakinya terikat dengan tali pancing. Sementara bagian wajah korban lebam-lebam berlumuran darah.

Warga dan keluarga yakin kalau korban dibunuh, dan tidak sedikit juga yang mengatakan kalau korban diduga disodomi.

Beberapa lama kemudian petugas pun datang dan melakukan olah TKP dan kemudian membawa korban ke Forensik RSU Djasamen Saragih untuk diotopsi.

SEMPAT PERGI KE SUNGAI

Di lokasi kejadian, teman korban, River Simanjuntak (13) mengatakan kalau Kamis sore sekitar pukul 15.00 WIB dan dua orang temannya pergi ke sungai untuk main-main. Namun saat di perjalanan mereka bertemu dengan korban bersama satu orang temannya bernama Deska.

FOTO: DHEV BAKKARA/METRO SIANTAR
Foto Abetnego Manurung semasa hidup.

Setiba di sungai, ada beberapa orang memancing di sungai sehingga niat mau mandi tidak jadi. “Saat itu kami tunggu-tunggu terus tapi mereka tidak siap juga mancing, kemudian kami pulang lagi. Abang-abang yang mancing itu bilang nanti aja mandi siap mancingnya,” ujar River.

Begitu pulang, 30 menit kemudian, River dan temannya kembali lagi ke Sungai dan kemudian bertemu dengan korban bersama Deska. “Kami lihat, abang-abang itu bilang ke Deska supaya meminta rokok kepada pemancing yang di atas. Karena mereka memang memancing dua tempat. Setelah itu kami tidak lihat lagi Abetnego dan Deska,” terang River, menyebutkan ciri-ciri Deska, berusia sekitar 15 tahun dan berperawakan tinggi.

Menurut cerita warga setempat, tiga tahun silam peristiwa yang sama pernah terjadi. Korbannya juga masih anak-anak dan ditemukan tewas di pinggir sungai. Namun saat itu siapa pelakunya belum juga terungkap.

“Makanya kita sangat resah disini, apalagi yang punya anak. Jadi kita berharap supaya pelakunya ini segera ditangkap. Kalau belum tertangkap pasti warga di sini khawatir dan was-was,” ujar seorang pria.

Kapolsek Siantar Martoba AKP H Marpaung mengatakan korban diduga dibunuh, namun motif dan siapa pelakunya belum diketahui. Saat ini kepolisian masih menggumpulkan informasi kepada keluarga dan teman-teman korban.

Disinggung apakah korban disodomi, Kapolsek belum bisa memberikan keterangan secara pasti. Menurutnya nanti setelah di otopsi baru bisa diketahui penyebab kematian korban.

Sementara itu, dirumah duka, tampak keluarga dan warga berkumpul dan tidak sedikit yang menangis.

Sementara itu, ibu korban terus-terus menangis tanpa bisa berkata-kata lagi. Sedangkan Herbin tampak sangat terpukul sehingga dengan suara tegas meminta kepada kepolisian supaya menangkap pelakunya. “Saya minta kepada polisi supaya mengusut kasusnya sampai ke akar-akarnya,” tegasnya. (pra/smg/bd)

Exit mobile version