SUMUTPOS.CO – Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan segera memasuki pertarungan politik di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) setelah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon gubernur.
Perjuangan Djarot menuju Sumut-1 dinilai tak mudah. Pasalnya, Djarot harus bersaing dengan dua pasangan lain, yakni JR Saragih-Ance Selian dan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah. “Sama beratnyalah,” jawab Djarot saat ditanya wartawan tentang siapakah lawan terberatnya di Pilgubsu, Kamis (1/2). Namun, jawaban Djarot justru melenceng dari pertanyaan yang diajukan.
“Beratnya Pak Eddy berapa gitu. Apa 70 ya? 65 ya. Pak JR ya sekitar sebegitulah. Saya jugalah. Sama- sama beratnya lah,” ucap Djarot sambil berguyon. Ternyata Djarot mendefinisikan berat yang dimaksud sebagai berat badan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sendiri sempat kehilangan kepercayaan diri mengetahui lawan politiknya adalah Edy Rahmayadi. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu merasa kalah start dalam kampanye dibandingkan dengan Eddy.
“Di dalam persaingan seperti ini itu semuanya berat apalagi Pak Edy, saya tahu sudah dua tahun lho dia sosialisasi,” ucap Djarot.
Suami dari Happy Farida ini sempat melihat poster kampanye Eddy dan juga JR Saragih yang dicetak dalam ukuran besar tersebar sampai ke wilayah pedalaman di kawasan pegunungan.
“Kan saya sudah keliling itu. Saya sampai ke gunung-gunung itu banyak gambar beliau gede-gede lagi. Pak JR juga seperti itu di mana-mana. Gede-gede lah,” kisah Djarot.
Dia sempat mengeluhkan harga cetak poster ukuran besar yang dinilainya mahal. Dirinya mengaku tidak ingin menandingi poster yang dimiliki dua lawannya, karena biaya yang cukup tinggi. Djarot hanya memasrahkan poster dirinya yang disebar tim kampanye.
“Karena pasang papan gede-gede itu mahal lho. Aduh aku enggaklah. Gambar secukupnya aja kalau bisa dari bawah. Artinya ya gotong royong gitu ya,” ucap mantan Wali Kota Blitar itu. (bbs/azw)
SUMUTPOS.CO – Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan segera memasuki pertarungan politik di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) setelah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai calon gubernur.
Perjuangan Djarot menuju Sumut-1 dinilai tak mudah. Pasalnya, Djarot harus bersaing dengan dua pasangan lain, yakni JR Saragih-Ance Selian dan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah. “Sama beratnyalah,” jawab Djarot saat ditanya wartawan tentang siapakah lawan terberatnya di Pilgubsu, Kamis (1/2). Namun, jawaban Djarot justru melenceng dari pertanyaan yang diajukan.
“Beratnya Pak Eddy berapa gitu. Apa 70 ya? 65 ya. Pak JR ya sekitar sebegitulah. Saya jugalah. Sama- sama beratnya lah,” ucap Djarot sambil berguyon. Ternyata Djarot mendefinisikan berat yang dimaksud sebagai berat badan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu sendiri sempat kehilangan kepercayaan diri mengetahui lawan politiknya adalah Edy Rahmayadi. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu merasa kalah start dalam kampanye dibandingkan dengan Eddy.
“Di dalam persaingan seperti ini itu semuanya berat apalagi Pak Edy, saya tahu sudah dua tahun lho dia sosialisasi,” ucap Djarot.
Suami dari Happy Farida ini sempat melihat poster kampanye Eddy dan juga JR Saragih yang dicetak dalam ukuran besar tersebar sampai ke wilayah pedalaman di kawasan pegunungan.
“Kan saya sudah keliling itu. Saya sampai ke gunung-gunung itu banyak gambar beliau gede-gede lagi. Pak JR juga seperti itu di mana-mana. Gede-gede lah,” kisah Djarot.
Dia sempat mengeluhkan harga cetak poster ukuran besar yang dinilainya mahal. Dirinya mengaku tidak ingin menandingi poster yang dimiliki dua lawannya, karena biaya yang cukup tinggi. Djarot hanya memasrahkan poster dirinya yang disebar tim kampanye.
“Karena pasang papan gede-gede itu mahal lho. Aduh aku enggaklah. Gambar secukupnya aja kalau bisa dari bawah. Artinya ya gotong royong gitu ya,” ucap mantan Wali Kota Blitar itu. (bbs/azw)