Site icon SumutPos

Umat Harus Bijak Tentukan Pemimpin

Cagubsu Edy Rahmayadi bersama masyarakat Natal saat mengikuti Tabligh Akbar.

SUMUTPOS.CO – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Musa Rajekhshah (Eramas)  dinilai sebagai figur yang tepat untuk memimpin Provinsi Sumut yang kaya akan potensi alam, adat istiadat dan budaya. Selain memiliki tekad dan niat tulus membangun Sumut, kedua tokoh ini juga dinilai saling melengkapi dalam membawa perubahan di Sumut ke arah lebih baik.

Ulama dan tokoh masyarakat Mandailing Natal, Ahmad Nurdin menilai, Edy dan Ijeck juga dekat dengan para ulama dan mencintai masjid. “Saya melihat dengan hati nurani kalau Pak Edy dan Pak Ijeck adalah tokoh yang dekat dan ulama dan pesantren. Dan para ulama dan tokoh-tokoh agama ini pun mendukung keduanya (Eramas),” kata Ahmad Nurdin, saat silaturahmi dan tabligh akbar dengan ribuan masyarakat di Lapangan Kota Natal,  Madina Minggu (29/4).

“Kalau ulama saja mendukung, apalagi kita. Siapa lagi yang kita teladani kalau bukan ulama. Jadi mari kita umat Islam bersatu. Pemimpin yang mencintai masjid dan ulama harus kita dukung,” lanjut Nurdin.

Guru di Ponpes Musthafawiyah Purba Baru inipun menegaskan, kedekatan dan keperdulian Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah kepada ulama, pesantren, dan masjid sudah dilakukan sejak lama, jauh sebelum keduanya berniat maju sebagai cagub dan cawagub.

Ahmad Nurdin juga mengaku prihatin dengan peredaran narkoba yang semakin merajalela di Sumatera Utara, termasuk juga Madina yang kini dikenal sebagai penghasil ganja terbesar untuk Sumut. “Sumut ini juga memerlukan pemimpin yang tegas untuk menyelesaikan persoalan yang ada di Sumut. Termasuk ancaman narkoba, kita yakin kalau Pak Edy gubernurnya persoalan narkoba ini akan dapat ditekan dan generasi muda kita bisa terselamatkan,” tegasnya.

Tokoh agama sekaligus Ketua MUI Madina KH Mahmudin Pasaribu mengingatkan agar umat Islam yang telah memiliki hak pilihnya untuk datang ke TPS pada Pilgubsu 27 Juni 2018 mendatang. Masyarakat muslim diharapkan bijak dalam menentukan pemimpin yang sesuai dengan ketentuan agama Islam.

“Agama Islam menganjurkan, kalau kita bimbang menentukan pilihan diantara dua pilihan yang baik maka kita sholat istiqorah. Tapi, untuk memilih diantara dua piring ada makanan,  kentang sama ayam dan kentang sama kucing itu kita tidak perlu istiqorah karena sudah jelas mana yang harus dipilih. Bicara soal kepemimpinan sudah jelas diatur dalam Islam, “ujarnya.

Senada Ustad Abdul Latif Khan mengatakan, Islam merupakan rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam semesta. Karenanya, dirinya sangat menyesalkan adanya upaya yang ingin memecahbelah umat dengan memandang Islam sebagai agama yang keras bagi umat di luar Islam. “Saat ini ada doktrin yang coba dimasukan ke kepala rakyat ini kalau kegiatan umat Islam belakangan ini anti kebhinekaanlah, anti perdamaianlah. Sehingga ada muncul istilah Islam Nusantara. Muncul orang-orang yang mengaku ustad, ulama yang katanya pro kebhinekaan,” katanya.

Dikatakan Lathif Khan, sudah selayaknya umat Islam bersatu padu untuk mewujudkan Provinsi Sumut yang bermartabat. Apalagi saat ini telah ada calon pemimpin yang tidak hanya dengan dengan ulama dan Masjid, namun telah memiliki komitmen yang tinggi untuk membangun Sumut. “Saya lihat Pak Edy dan Pak Ijeck adalah orang yang rela meninggalkan kesenangan yang mereka miliki selama ini karena ingin membangun Sumutm,” ungkapnya.

“Saya berbincang dengan Pak Edy saya melihat ada “api”, semangat yang seperti dimiliki Bung Karno. Ini tugas para ulama kita untuk bisa menjadikan api itu sebagai penerang dan semangat untuk membangun Sumut ini. Apalagi tadi saat dari Sibolga menuju Natal ini kita lihat masih banyak potensi yang belum tergali,” pungkasnya.  (rel)

Exit mobile version