Site icon SumutPos

‘Orang Barat’ Hipnotis Penonton

Penampilan para punggawa seni budaya dari Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sabtu (1/4) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Penampilan para punggawa seni budaya dari Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sabtu (1/4) malam lalu, seakan berhasil menghangatkan suasana saat hujan turun pada arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) 2017. Bahkan para penonton seperti terhipnotis dengan suguhan luar biasa putra terbaik pesisir pantai itu.

Jika biasanya sebutan ‘orang barat’ itu identik dengan luar negeri, seperti Eropa dan Amerika, kali ini istilah itu diperuntukkan bagi mereka yang berasal dari kawasan Pantai Barat Sumut, Tapteng. Merekalah yang menyuguhkan penampilan dan memukau seribuan pasang mata yang telah memadati lokasi openstage PRSU.

Suasana dingin seakan tak terasa di lokasi bagian belakang komplek PRSU itu. Sebab, tari-tarian dari Sanggar Kamista, dan para siswa SMA Negeri 1 Matauli Pandan, lagu-lagu khas Pesisir dan Tapanuli yang dibawakan 3 dara cantik (Deta Voice) asal Kecamatan Tukka, Tapteng, serta Putri Mey Suryani Pasaribu, artis lokal Tapteng, begitu memukau.

Entah kenapa, penonton pun dibawa larut dalam setiap untaian lagu yang dinyanyikan para artis lokal Tapteng itu. Apalagi saat lagu khas Tapanuli diperdengarkan, pengunjung seperti terhipnotis dengan suara tinggi merdu dara cantik pesisir barat Sumut itu. Tepuk tangan riuh penonton menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap penampilan.

Tak selesai sampai di situ, memasuki sesi drama musikalisasi yang diperankan Azhari Senja Siahaan sebagai Bone, Susan Hutabarat sebagai Ijah, Andrian Sibarani dan Putri Melinda sebagai pemeran pembantu, serta Roy Fismal Tanjung sebagai kakek, menjadikan suasana openstage semakin riuh, dan sesekali gelak tawa. Betapa tidak, 5 aktor dan aktris yang menghiasi panggung itu, ternyata jebolan Duta Wisata Tapteng 2016.

Selain soal penampilan yang menghibur, ada juga pesan harmoni keberagaman tersaji secara apik. Drama yang disutradarai Khairil L Fauzi itu, berjalan nyaris sempurna dengan lighting dan sound dan terpadu. Tak lupa, alur pagelaran yang dipandu Telangkai Muhammad Taufik itu, begitu hidup.

“Beda pilihan itu hak masing-masing, yang penting sekarang mari sama-sama membangun kampung kita ini. Sudahlah, lanjutkan saja hubunganmu dengan si Bone, tidak ada lagi perbedaan, tidak ada lagi parbadaan (pertengkaran), semua kita masyarakat di kampung ini, harus bisa sama-sama bergandeng tangan,” pesan kakek kepada Ijah di akhir drama musikalisasi yang menghibur sarat makna itu.

Selain soal drama, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) juga punya pesan. Dalam sambutan Pj Bupati Tapteng Bukit Tambunan, pagelaran kesenian dan budaya itu mendapat apresiasi, khususnya bagi dinas pariwisata. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi ajang promosi sektor kepariwisataan daerah tersebut. “Cukup banyak objek wisata di Tapteng yang potensial untuk dikembangkan, bahari, alam, kuliner, religi, dan sejarah. Karena potensi itu, Pemkab Tapteng menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan,” ungkapnya.

Bahkan, Bukit menyinggung soal kehadiran Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu ke Tapteng, dalam peresmian Tugu Titio Nol Islam Nusantara di Makam Mahligai, Kecamatan Barus. Kunjungan kerja itu juga diyakininya, akan bisa mendongkrak penataan kepariwisataan berikut juga kunjungan wisatawan. “Dalam waktu delapan bulan (Presiden Joko Widodo) berkunjung dua kali. Agustus 2016 lalu dan 28 Maret 2017. Dengan kunjungan itu, sudah akan pasti membawa perubahan. Beliau juga dalam kunjungan kedua telah menginstruksikan Menteri PUPR untuk penanganan jalan dari Tapteng ke Padangsidimpuan harus selesai tahun (2017) ini,” bebernya.

“Presiden juga mengingatkan, bandara di Tapteng harus dikembangkan, agar suatu saat (pesawat) boeing bisa mendarat. Beliau juga mengingatkan soal pelabuhan yang sedang dibangun di Barus, harus segera diselesaikan. Kami yakin dan percaya, Tapteng ke depan akan semakin maju. Dalam kurun waktu lima tahun, Tapteng akan memiliki objek wisata yang tak kalah dengan daerah lain,” imbuh Bukit.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Tapteng, Sapwan Pohan menuturkan, pagelaran tersebut secara substansial diharapkan menjadi stimulus pengembangan di sektor kepariwisataan. Tak lupa, ia meminta para perantau asal pesisir barat yang ada di berbagai daerah ikut juga membantu. “Pagelaran ini diharapkan dapat mendorong sektor kepariwisataan di Tapteng. Selain itu, diharapkan dapat bersinergi dengan masyarakat-masyarakat perantau yang berasal dari Tapteng,” katanya.

Pesan juga disampaikan Plt Ketua DPRD Tapteng Darma Bhakti Marbun, dalam sambutannya. Ia menilai, daerah ini punya potensi kepariwisataan cukup tinggi.

Sementara Kepala Dinas PU Tapteng Harmi Marpaung, juga mengaku, pengembangan pariwisata itu sangat erat kaitannya dengan persoalan infrastruktur. Sebab tentu saja, sehebat apapun lokas pariwisata, sulit berkembang tanpa dukungan infrastruktur. (bal/saz)

Exit mobile version