Site icon SumutPos

Kapoldasu: Calon Polisi Lulus Pakai Rumus Mabes Polri

Foto: Gibson/PM Kapoldasu, Irjen Eko Hadi Sutedjo, didampingi Kabid Humas Kombes Helfi Assegaf, memeriksa persiapan ujian calon siswa bintara Polri, di Gedung Serbaguna Pemrovpsu jalan William Iskandar, Medan.
Foto: Gibson/PM
Kapoldasu, Irjen Eko Hadi Sutedjo, didampingi Kabid Humas Kombes Helfi Assegaf, memeriksa persiapan ujian calon siswa bintara Polri, di Gedung Serbaguna Pemrovpsu jalan William Iskandar, Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Protes orangtua dan calon siswa (casis) Bintara Polri 2015 terkait dugaan kecurangan dalam penerimaan tahun ini, membuat Kapolda Sumut, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo, bertindak. Dia langsung mengumpulkan panitia seleksi dan menginventarisasi masalah terkait protes yang sempat berujung demo itu.

Diakuinya, casis yang berhak melanjutkan seleksi, diumumkan setelah hasil ujian itu dicocokkan dengan menggunakan rumus dan bobot psikologi dari Mabes Polri. “Jadi memang pada waktu itu, sebelum diumumkan hasil resmi, sudah ditayangkan hasil sementara. Nah, ini yang dianggap sebagai acuan dan akhirnya menuai perbedaan. Namun, resminya casis itu lanjut atau tidak lanjut berdasarkan pengumuman setelah menggunakan rumus dari Mabes Polri. Rumusnya memakai bobot dari Mabes, bukan dari panitia,” terangnya, Selasa (2/6).

Sama seperti sebelumnya, dia meminta orangtua dan casis yang merasa tidak puas dengan hasil tes psikologi, bisa mengajukan keberatan. Walau pihaknya sudah mencoba memberikan penjelasan terkait hal tersebut. Tapi, bila tetap tak puas, panitia juga sudah memberikan ruang atau meja pelayanan bagi orang tua yang tidak puas dengan hasil seleksi tersebut.

Dalam proses seleksi kali ini, jelasnya, pihaknya menerapkan prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis (BETAH). Seluruh proses seleksi mulai dari penerimaan soal sampai pengumuman hasil seleksi diawasi terus oleh pengawas internal dan eksternal.

”Prinsip BETAH memang benar-benar kita terapkan dalam proses seleksi kali ini. Pengawas internal yang terdiri dari Bidpropam, Intel dan Irwasda terus mengawasi. Begitu juga dengan pengawas eksternal yang terdiri dari pihak Depdikbud, dosen perguruan tinggi, LSM dan Pemda terus memantau jalannya seleksi. Pengawasan Penerimaan sudah ketat, sehingga tidak ada celah untuk curang,” pungkasnya didampingi Karo SDM Poldasu, Kombes Tabana Bangun.

Bagaimana bila oknum polisi dan PNS atau lainnya melakukan kecurangan? “Jika dalam proses seleksi ini nantinya ditemukan oknum personel yang ikut terlibat meluluskan casis dan berujung pada tindak pidana, akan diusulkan dipecat. Jadi, jangan mudah menerima rayuan dan iming-iming dari seseorang untuk meluluskan casis. Info sekecil apapun akan saya terima menyangkut penerimaan tamtama, brigadir dan akpol,” ujarnya.

”Saya tegaskan kepada pihak-pihak yang ingin mengambil kesempatan negatif dalam penerimaan ini agar mengurungkan niatnya. Sebab, saya akan memberikan sanksi kepada pelakunya. Ini menyangkut masa depan anak-anak yang ikut tes. Jadi, jangan dibuat ajang yang tidak baik,” tandas jendral bintang dua itu.

Sementara, Kepala Biro (Karo) Sumber Daya Manusia (SDM) Poldasu Kombes Tabana Bangun menegaskan, pelaksanaan seleksi Brigadir Polri di Sumut sudah berjalan sesuai prosedur. Diakui, keputusan pengumuman seleksi psikologi sudah mutlak dan tak bisa diganggu gugat.

Diungkapkan, panitia telah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum pelaksanaan seleksi. Menurutnya, hingga saat ini belum ditemukan kesalahan prosedur maupun kelalaian panitia, sehingga dipastikan hasil pengumuman telah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Senada disampaikan Kepala Pusat Studi HAM (Pusham) Unimed, Majda El Muhtaj. Salah seorang pengawas eksternal mengatakan, model penerimaan anggota Polri ini layak diadopsi untuk penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Menurutnya, rekrutmen model integratif ini peserta yang menentukan kelulusan itu sendiri.

“Semua proses dalam seleksi ini tidak luput dari pantauan tim pengawas internal maupun eksternal. Jadi sangat minim sekali peluang-peluang yang terjadi untuk melakukan manipulasi,” ucapnya didampingi pengawas eksternal lainnya.

Ditanya soal kecurangan selama ujian, dia menambahkan hingga saat ini penerimaan masih berjalan dengan baik. Kalaupun ada yang seperti kemarin itu, karena casis tidak memahami proses penilaiannya, apalagi hingga larut malam. Sehingga mereka duga ada kecurangan, padahal panitia sudah maksimal bekerja.

“Intinya, kami pengawas eksternal tetap serius meskipun nantinya ada oknum -oknum yang melakukan kecurangan, kami akan lapor Kapoldasu. Pengawasan ketat akan kami lakukan, agar tidak ada celah untuk berbuat curang,” tutupnya.(gib/trg)

Exit mobile version