Site icon SumutPos

Calon Perseorangan Sulit Menang

Sohibul Ansor Siregar

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumut telah menetapkan jumlah dukungan untuk Bakal Calon (Balon) Gubernur dan Balon Wakil Gubernur Sumut. Besarnya, minimal 764.578 kartu tanda penduduk (KTP) dukungan. Namun, berdasarkan statistik belum ada satupun provinsi di Indonesia yang memiliki gubernur dan wakil gubernur yang memenangi pemilihan kepala daerah (Pilkada) melalui jalur perseorangan.

Pengamat Politik, Bakhrul Amar Khair mengatakan calon kepala daerah yang maju melalui jalur perseorangan sulit diterima masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan sedikitnya jumlah calon kepala daerah baik bupati, wali kota maupun gubernur yang memenangi Pilkada langsung.

Berdasarkan catatannya, dari 536 kabupaten/kota di Indonesia hanya Provinsi Sumut dan Provinsi Aceh yang wali kota atau bupatinya terpilih melalui jalur perseorangan.

“Di Sumut itu hanya Kabupaten Batubara yang kepala daerahnya terpilih melalui jalur perseorangan. Selebihnya ada 15 atau 17 kabupaten kota di Provinsi Aceh,”katanya, Senin (2/11).

Berdasarkan fakta itu, kata dia, calon kepala daerah yang maju melalui jalur perseorangan sulit berbicara banyak. Menurutnya, masyarakat masih melihat calon kepala daerah yang diusung oleh partai politik (parpol).

Dia pun yakin hal yang sama akan terulang kembali di Pilgubsu 2018. “Andai ada calon perseorangan di Pilgubsu 2018, peluangnya untuk menang akan sangat kecil, fakta pun berbicara demikian,”ungkapnya.

Bakhrul menyebut ada pengecualian di Pilkada Kabupaten Batubara 2008 silam. Di mana, OK Arya berhasil terpilih karena ketokohannya. “OK Arya berbeda, dia itu dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan pemekaran Batubara,”ujarnya.

Pengamat Politik, Sohibul Ansor Siregar menilai sejauh ini ada dua sosok yang dilihatnya bakal maju di Pilgubsu 2018 melalui jalur perseorangan yakni Abdon Nababan dan Syamsul Arifin. Dia melihat pergerakan tim Abdon untuk mencari dukungan sangatah besar. “Abdon itu juga dikenal dekat dengan Presiden Jokowi. Jadi cukup diperhitungkan,”akunya.

Mengenai Syamsul Arifin, Sohib melihat mantan Gubernur Sumut itu masih memiliki baris pendukung yang cukup militan.

“Orang kenal Syamsul itu karena motonya rakyat tidak lapar, rakyat tidak bodoh, dan rakyat tidak sakit. Itu moto sederhana, tapi dekat dan mengena kepada masyarakat,”akunya.

Sempat digadang-gadang bakal maju melalui jalur parpol, Sohibul berpendapat tidak demikian.

“Tingkat resistensi (tidak suka) parpol kepada Syamsul masih besar, itu tidak terlepas dari dosa di masa lalu. Walaupun itu kata Syamsul sudah di laundry,” pungkasnya.(dik/azw)

 

 

Exit mobile version