Site icon SumutPos

Kantongi Dukungan PKPI dan PKB, Erry Dekati Demokrat

NET
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar berbincang dengan Tengku Erry Nuradi dalam acara jamuan makan dan silaturahmi bersama Gubsu di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Medan, Kamis (2/3) lalu. Erry mengaku sudah mengantongi dukungan dari PKB dan PKPI.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Langkah Erry Nuradi menuju Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 kian mantap. Pasalnya, dia sudah mengantongi dukungan dari beberapa partai politik (Parpol), diantaranya PKB dan PKPI. Bahkan, Erry juga sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai besar, di antaranya PDI Perjuangan, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sebagai calon incumbent, Erry Nuradi terus menjalin komunikasi dengan sejumlah parpol di pusat. Bahkan, Erry mengaku sudah diundang Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membicarakan dukungan pencalonan di Pilgubsu 2018 mendatang. “Alhamdulillah, kemarin sudah ketemu dengan Bapak SBY yang juga Presiden RI keenam. Ke partai lain juga seperti itu,” kata Erry kepada Sumut Pos, Minggu (4/6).

Dalam persiapan pencalonannya, Erry mengaku harus berhubungan baik dengan seluruh parpol. Termasuk parpol yang diprediksi akan mengusung calon lain. “Dengan PKS juga kemarin saya bersilaturahim,” akunya.

Bahkan informasi yang diperoleh Sumut Pos, Erry juga sudah bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk membicarakan pencalonannya dalam Pilgubsu. Meski begitu, Erry mengaku, ada dua parpol yang sudah hampir pasti mendukung dirinya untuk bisa bertarung di Pilgubsu 2018. “Yang sudah deal (sepakat) itu ada dua parpol yakni PKB dan PKPI,” kata Erry di hadapan pengurus DPD Partai NasDem Kabupaten/Kota se Sumut saat Rakorsus, kemarin.

Erry menambahkan, dari beberapa nama calon yang muncul saat ini, elektabilitas dan popularitas dirinya masih jauh lebih unggul. “Optimis, karena elektabilitas dan popularitas masih lebih baik dari yang lain,” katanya.

Untuk bisa maju di Pilgubsu 2018, Tengku Erry harus mendapatkan dukungan minimal 20 kursi di DPRD Sumut. PKPI dan PKB masing-masing 3 kursi, sedangkan NasDem 5 kursi.

Kalau NasDem ikut mengusung Tengku Erry, maka butuh dukungan 9 kursi lagi. Menyikapi ini, Erry masih enggan membeberkannya. “Kalau itu masih rahasia, jangan dipancing saya,” katanya.

Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) PKPI  Sumut sendiri mengakui telah menjatuhkan pilihan  mendukung Tengku Erry Nuradi di Pilgubsu 2018 mendatang. Bahkan, surat dukungan kepada gubernur petahana itu rencananya akan diserahkan langsung oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PKPI, Imam Anshori Saleh kepada Tengku Erry Nuradi hari ini, Senin (5/6).

“Besok (hari ini) PKPI mengadakan Bimtek IT untuk masing-masing DPK PKPI se-Sumut, acara itu juga dirangkai dengan buka puasa bersama. Sebelum acara buka puasa bersama, akan dilakukan penyerahan dukungan resmi DPN PKPI dengan Tengku Erry Nuradi,” kata Ketua DPP PKPI Sumut, Juliski Simorangkir kepada Sumut Pos, Minggu (4/6).

Diakuinya, selain Tengku Erry ada beberapa calon lain yang sudah mencoba menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan PKPI, di antaranya JR Saragih dari Demokrat, Ngogesa Sitepu dari Golkar.

“Kalau dengan JR Saragih hanya sempat bertemu sekali. Setelah pertemuan itu, tidak ada tindaklanjut apapun. Sedangkan Sekretaris DPD Golkar Sumut, Irham Buana hanya berkomunikasi melalui telepon, itupun hanya sekali. Apakah setelah itu mereka melakukan komunikasi langsung ke DPN PKPI, saya tidak tahu,” jelasnya.

Sedangkan nama lain yang sudah bermunculan seperti Eddy Rahmayadi dan Syahril Tumanggor, diakuinya sama sekali belum melakukan komunikasi. “Memang Tengku Erry yang paling serius menjajaki peluang berkoalisi,” tambahnya.

Juliski mengatakan, keputusan mendukung Erry Nuradi diambil setelah pihaknya meminta suara atau pendapat dari DPK (Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota) PKPI yang ada di Sumut. “DPK Simalungun mengatakan kalau bisa dukung JR Saragih. DPK Langkat juga menyarankan agar mendukung Ngogesa. Mungkin kedua DPK itu mendukung berdasarkan kedekatan. Hanya saja DPK lainnya menyarankan agar mendukung Tengku Erry. Semua suara di daerah saya serahkan ke DPN, akhirnya keputusan jatuh kepada Tengku Erry,” bilangnya.

Dukungan PKPI, kata Juliski, dilakukan tanpa syarat. Sebab, pihaknya tidak akan mencampuri Tengku Erry di dalam memilih sosok wakil yang akan dipilih.

Menyikapi adanya komunikasi politik antara Tengku Erry dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, Bendahara DPD PDIP Sumut Zahir mengaku belum mendengarnya. “Maaf, tapi saya belum dengar kabar itu,”ujar Zahir.

Meski begitu, dia menganggap hal itu merupakan sebuah kewajaran.  “Sah-sah saja andai hal itu benar terjadi,” tambahnya.

Menurutnya, dipanggilnya calon gubernur oleh ketua umum partai atau calon gubernur yang mendatangani ketua umum partai merupakan hal biasa. “Dipanggil atau mendatangi belum tentu sebuah kepastian memberikan dukungan,” tuturnya.

Sementara itu, pengamat politik Agus Suriadi menilai sah-sah saja Tengku Erry Nuradi menjalin komunikasi dengan berbagai politik. Namun, semuanya belum bisa dipastikan, karena masih terlalu awal. Apalagi politik itu dinamis.

“Masih terlalu awal kita melihat peta koalisi Pilgubsu nanti. Karena semua masih berubah. Meski Tengku Erry Nuradi sudah dipanggil beberapa partai, tapi itu bukan jaminan bahwa mereka akan memberikan dukungan,” ungkapnya.

Pengamat dari USU ini menambahkan, saat ini banyak sosok yang digadang-gadangkan akan maju pada Pilgubsu 2018 mendatang. Tapi partai-partai dinilai bakal lebih selektif memberikan dukungan. Sebab, Pilkada Serentak 2018 merupakan gambaran menghadapi 2019. “Yang pasti, mereka akan lebih selektif dalam mendukung satu calon, karena akan berpengaruh ke Pemilu 2019. Beberapa partai juga bakal mengusung kadernya yang dinilai potensial,” tambahnya.

Namun Agus menilai Tengku Erry sebagai patahana memang memiliki keuntungan. Dia tentu memiliki elektabilitas lebih tinggi dari calon-calon lainnya. “:Itu mungkin menjadi pertimbangan beberapa partai,” pungkasnya. (bal/dik/adz)

Exit mobile version