Site icon SumutPos

Semangat Marah Halim Tetap Hidup di Hati

Foto: Riadi/PM Pemakaman militer almarhum Marah Halim Harahap di Taman Makam Pahlawan Medan, Kamis (3/12). Gubernur Sumut ke 11 ini, meninggal dunia di usia 94 tahun.
Foto: Riadi/PM
Pemakaman militer almarhum Marah Halim Harahap di Taman Makam Pahlawan Medan, Kamis (3/12). Gubernur Sumut ke 11 ini, meninggal dunia di usia 94 tahun.

Secara fisik, Marah Halim Harahap sudah tiada. Tetapi, semangat, gagasan, dan pengabdiannya kepada rakyat Sumatera Utara (Sumut) dinilai menjadi cikal bakal yang ia torehkan semasa hidup. Semangat Marah Halim akan tetap hidup.

——-

PRAN HASIBUAN, Medan

——-

Sosok Sang Legenda memang takkan bisa terlupakan sepanjang hayat. Seantero dunia bahkan mengenal turnamen bergengsi bertajuk Marah Halim Cup. Negara-negara hebat dengan segudang pemain berkelas dunia pernah didatangkan ke Tanah Air.

Menurut mantan Sekretaris KONI Sumut periode 2012 lalu, Anshoruddin Amir, Marah Halim Harahap merupakan satu tokoh Sumatera Utara. Melalui tangan dingin Gubsu ke-11 itu, Sumut termasuk dalam kategori provinsi yang disegani diantara provinsi lain di Indonesia.

“Di masa beliau (Marah Halim) ada tiga kapal yang dioperasikan sebagai BUMD, kemudian beliau juga membangun perekonomian dengan konsep agrobisnis, serta menciptakan ajang Marah Halim Cup,” kata dia.

Bahkan Anshor yang juga tokoh pemuda Sumut ini menyatakan, peserta yang mengikuti ajang tersebut sangat berkelas, seperti dari Australia, Belanda, Brazil dan Argentina. “Dan sampai akhirnya tidak bergulir lagi, lantaran beliau tidak menjabat gubernur. Tetapi beliau masih hidup sampai saat ini, dengan apa yang pernah ia torehkan bagi daerah ini,” kata dosen pengasuh di Fakultas Hukum Universitas Al Washliyah ini.

Anshor berharap even Marah Halim Cup tetap bergulir. Semua pihak termasuk pemerintah daerah diminta dapat menggelorakan kembali turnamen bergengsi tersebut, guna melanjutkan cita-cita mulia Sang Legenda. “Kita pastinya berduka dan merasa kehilangan salah satu figur teladan. Untuk itu mari sama-sama kita teruskan perjuangan yang telah beliau torehkan pada masa mendatang,” pungkasnya.

Akademisi yang berkecimpung di bidang olahraga di Sumut, Agung Sunarno mengungkapkan Sumut, sangat kehilangan tokoh fenomenal di dunia olahraga. Dimana sosok almarhum dianggap sudah mewariskan suatu even atau kompetisi (Marah Halim). Ia menilai hal itu bukanlah pekerjaan mudah. Dimana seseorang bisa memiliki gagasan besar lalu mengembangkannya menjadi satu ikon yang terlupakan sampai detik ini.

“Kita membutuhkan hal-hal seperti itu. Ini harus dilanjutkan. Tunas ini harus dikembangkan. Generasi muda Sumut harus melestarikan segala hal positif yang pernah beliau torehkan,” ujarnya.

Begitu juga dengan pemerintah, menurut Agung, tetap harus mendorong agar even Marah Halim ini bisa bergulir kembali. Selain mengangumi sosok Marah Halim Harahap, ia menilai almarhum sebagai inspirator dalam hidupnya.

“Jadi harus saling bersinergi. Secara pribadi beliau itu sebagai inspirator karena ide dan pemikiran yang beliau miliki. Beliau punya ide yang cemerlang,” katanya. “Kita berharap tokoh olahraga bisa menjadikan almarhum sebagai inspiring dalam memajukan dunia olah raga di Sumut,” tambah dia.

Menurut akademisi bergelar Guru Besar ini, tujuan hidup manusia adalah memberikan warisan terbaik. Ia mengaku ingin mengikuti jejak Sang Legenda. “Pak Marah Halim telah berbuat itu. Saya secara pribadi ingin seperti dia. Maka aksinya adalah berbuat sesuatu yang terbaik seriap hari, sebab waktu yang akan mencatat itu. Dia tokoh yang luar biasa sehingga dapat dicontoh oleh generasi muda sekarang ini,” pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang keponakan Almarhum, Nurbayani Harahap (73) warga Komplek Wartawan Jalan Krakatau, Medan menuturkan, semasa hidup Almarhum sangat banyak membantu, baik untuk dirinya maupun keluarga besar. Diketahui, Marah Halim mulai meniti karir di dunia militer pada usia ke-20. Saat itu, dirinya masih dibimbing oleh abang kandungnya.

“Dia orangnya jujur, gak pernah korupsi. Nggak kayak yang lain,” kata Nurbayani kepada wartawan di Taman Makam Pahlawan Medan, Jalan Sisingamangaraja, Medan, kemarin (3/12).

Banyak jasa dan kebaikan yang telah diperbuat Marah Halim Harahap. Salah satunya Markas Polda Sumut yang kini berada di Jalan Besar Tanjung Morawa-Medan, yang merupakan tanah pemberian dari Almarhum semasa hidup sebelum terpilih menjadi Gubernur Sumut.?
“Itu tanah yang Polda yang di Tanjung Morawa, itu tanah dia dibeli. Tapi waktu sebelum jadi gubernur,” aku Nurbayani.?
Sebelum wafat, Nurbayani sempat menemui dan berbicara kepada Almarhum. Pada saat itu, Almarhum sudah mulai tak mengenal lagi keluarga terdekatnya. Dan dirinya mulai menceritakan masa-masa lalu kepada beberapa anak dan cucunya.

“Baru dua bulan yang lalu. Gak tau lagi dia orang, nggak kenal pun dia sama saya, sama anaknya. Tapi dia mulai ingat masa mudanya waktu masih di kampung dulu. itu pula kelebihannya,” katanya.

Putri ke-9 Almarhum, Beby Halim Harahap (53) juga bercerita. Sebelum mendapat kabar duka, dirinya berniat hendak menemui sang ayah pada Senin (7/12) mendatang. Namun dirinya terkejut dengan kabar duka yang ia terima dari saudaranya. “Terakhir saya bertemu ayah saya setahun yang lalu. Rencananya hari Senin depan mau kerumah, tiket pun sudah ada. Tapi dengar kabar papi begitu, ya saya langsung berangkat,” ucap Beby sembari menahan tangis. (ril)

Exit mobile version