Site icon SumutPos

Angin Puting Beliung Landa Medan Utara, Terjang 1 Gereja dan 1 Rumah

Rumah Warga yang di terpa puting beliung

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angin kencang disertai hujan deras melanda Medan bagian Utara, Rabu (5/9) malam. Akibatnya, 1 gereja dan 1 rumah di Kecamatan Medan Labuhan angin puting beliung

Peristiwa bencana alam terjadi saat hujan deras, angin kencang melanda di 2 kecamatan di Medan Utara. Salah satu rumah ibadah, Geraja HKBP di Jalan Kapten Ilyas Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan menjadi sasaran angin puting beliung.

Bagian atap gereja itu berterbangan, sehingga air hujan masuk ke dalam rumah ibadah ummat nasrani tersebut. Selain itu, angin puting beliung juga menerjang bangunan rumah tempat usaha di Jalan Pacing I, Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan.

Camat Medan Labuhan, Rudy Asriandy mengatakan, musibah puting beliung yang melanda wilayah kerjanya telah ditangani petugas BPBD Kota Medan. Untuk saat ini, berdasarkan data 1 gereja dan 1 tempat usaha milik warga yang menjadi korban.

“Tim BPBD sudah turun ke lapangan, untuk penanggulangan akan segera dilakukan. Kita sudah menghimbau agar warga lebih berhati – hati bila angin kencang datang, agar menjaga diri untuk keselamatan diri,” ujarnya.

Terpisah, Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution, memberikan bantuan kepada keluarga korban terdampak angin puting beliung yang terjadi di Kecamatan Medan Deli. Bantuan turut disaksikan Camat Medan Deli, Fery Suheri dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Arjuna Sembiring, beserta jajaran.

“Atas nama Pemko Medan, kita turut berduka. Saya harapkan para korban bersabar dalan menghadapi musibah ini. Semoga kehilangan ini akan digantikan Allah dengan yang lebih baik lagi,” ucap Wakil Wali Kota.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Arjuna Sembiring mengatakan, bantuan ini tentu masih belum mencukupi, namun diharapkan dapat memberikan semangat kepada para korban.”Bantuan diberikan berupa bahan bangunan seperti semen, seng dan kayu. Semoga bisa meringankan untuk memperbaiki rumah warga yang tertimpa musaibah,” pungkasnya.

Gapura Stan Pemko Medan Roboh

Gapura Pemko Medan di Lapangan SBBK Kotapinang, Labuhanbatu sebelum di terpa Puting beliung.

Sementara itu, angin kencang juga menerjang Gapura stand Pemko Kota Medan di Jambore teknologi tepat guna (TTG) XIX dan Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong masyarakat (BBGRM) XV dan Pencanangan Desa Binaan Bangun Desa Mandiri Terpadu (BAMGDES MADU) Tingkat propinsi SUMUT, Kamis (5/9) di Lapangan SBBK Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sumatra Utara.

Gapura stand Pemko Medan bermotifkan miniatur rumah Tjong A Fie itu, posisinya berada di sebelah kanan podium dan lapangan lokasi acara, tepat bersebelahan dengan Stan Pemko Padangsidimpuan dan stand Pemkab Toba Samosir.

Arsitektur gapura yang terbuat dari material bahan-bahan ringan itu, seakan tak mampu menahan terpaan angin yang cukup kencang menghantam sehingga menyebabkan konstruksi gapura itu miring. Namun karena angin terus menerjang, memaksa fisik gapura itu menjadi rewot.

Tak berselang lama, hembusan angin yang relatif kencang tak memberi gapura itu untuk bertahan lama berdiri. Konstruksi bangunan beratap genteng merah dan berjendela warna kuning hijau itu, akhirnya roboh dan tumbang rata dengan tanah.

Insiden itu mengundang perhatian warga. Bahkan, ratusan anak didik dari sejumlah sekolah di Labusel juga riuh menyaksikan kejadian itu.

Salahseorang staf stan Pemko Medan, Reza mengaku gapura stand itu terbuat dari bahan ringan styrofoam. Panjang sekira 10 meter dengan ketinggian 6 meter. “Ini stan Dinas Pemberdayaan Perempuan Pemko Medan. Jangka waktu pembuatan gapura membutuhkan waktu dua hari pengerjaan,” katanya. Alhasil, mereka terpaksa membongkar puing-puing sisa gapura yang roboh tersebut. (fac/mag-13/ila)

Exit mobile version