Site icon SumutPos

Proyek Tol Trans Sumatera, Tebingtinggi-Siantar Proses Pembebasan Lahan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagai bagian dari proyek tol Trans Sumatera, jalan tol dari Kota Medan rencananya akan dibangun hingga ke Parapat. Hingga saat ini, pekerjaan jalan tol telah selesai dari Medan hingga Kota Tebingtinggi. Jadwal selanjutnya adalah pembangunan tol Tebingtinggi-Pematangsiantar, yang diproyeksikan dikerjakan tahun 2020 ini.

“RENCANA pembangunan jalan tol Tebingtinggi-Pematangsiantar masih proses pembebasan lahan. Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara belum ada diajak rapat lagi oleh instansi berwenang, sehingga tidak mengetahui progres terbarunya seperti apa. Namun sekarang ini lahan untuk ruas tol itu belum selesai. Artinya masih tahap pembebasan tanah,” kata Kepala Bidang Fisik Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Anda Subrata menjawab Sumut Pos, Senin (6/1).

Setelah tol terhubung dari Medan sampai Tebingtinggi, kata Anda, nantinya ada juga ruas tol yang menghubungkan dari Tebingtinggi hingga Kualatanjung.

“Tahun lalu, salahsatu seksinya sudah di-groundbreaking, yakni untuk seksi Tebingtinggi-Serbelawan. Saat ini, ruas itu sudah dikerjakan. Namun untuk tol Tebingtinggi-Siantar masih pembebasan lahan,” ungkapnya.

Pemprovsu, imbuh Anda, sangat berharap dilakukan percepatan pembangunan pada seksi-seksi tol di Sumut di 2020 ini. Sehingga pembangunannya lebih cepat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Sumut. “Kalau kami tentu akan selalu menyupport percepatan pembangunan jalan tol di Sumut. Sebab akan banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat kita. Salah satunya jarak dan waktu tempuh yang dilakukan akan lebih singkat dari sebelumnya,” katanya.

Selain itu, sambung dia, integrasi tol sebagai salahsatu upaya untuk meningkatkan pariwisata Danau Toba yang sedang gencar digenjot pemerintah pusat. “Pada prinsipnya pemerintah provinsi tetap memberi dukungan penuh atas PSN yang ada di Sumut. Terutama pembangunan yang bermanfaat untuk rakyat,” pungkasnya.

Anggota Komisi D DPRD Sumut, Jumadi, meminta pemerintah provinsi serius mengawal berbagai PSN (Proyek Strategis Nasional) di Sumut. Ia berharap jangan sampai ada PSN yang terbengkalai, sebab yang akan dirugikan adalah masyarakat Sumut juga.

“Pertama tentu kita harus berbangga bahwa begitu besar perhatian pusat terhadap pembangunan di Sumut. Tinggal lagi bagaimana kita dapat mengawal sampai selesai pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini,” katanya.

Percepatan Pelabuhan Kuala Tanjung

Sementara itu, Pemprov Sumut mendukung upaya percepatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi Pelabuhan Hub Internasional. Percepatan itu diyakini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.

Hal tersebut terungkap dalam rapat percepatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, yang dipimpin Gubsu Edy Rahmayadi, di Kantor Gubsu, Senin (6/1). Hadir dalam rapat Wagubsu Musa Rajekshah, Sekdaprovsu R Sabrina, Bupati Batubara Zahir, Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Ihsanuddin Usman, dan Perwakilan PT Pertamina, Project Coordinators GRR Kilang Bontang Aiman Tuahta Barus.

Rencananya, di kawasan Pelabuhan Kuala Tanjung juga akan dibangun kilang minyak dan petrokimia. “Saya tahu proyek ini pada tahun 2016. Segera bentuk tim, di mana ada orang Pemprov, Pemkab Batubara dan Pelindo. Lakukan kerja sama dalam bentuk kelompok kerja,” ujar Edy.

Menurutnya, bila kilang minyak ini lekas dibangun di Kuala Tanjung, akan mempercepat tumbuhnya perkembangan pelabuhan tersebut. Salahsatunya dengan mengejar investor dari Korea. “Targetnya, pertengahan tahun 2020 sudah groundbreaking. Karena it, dikerjakan dari sekarang,” katanya.

Gubsu berharap, dengan terselesaikan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi hub internasional, akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Sumut. “Saya berharap, Pelabuhan Kuala Tanjung bisa menyejahterakan Sumatera Utara. Karena sangat mungkin membuka banyak lapangan kerja. Karena itu habis rapat ini harus dibuat planning besar, kapan ini semua akan diselesaikan, siapa dan berbuat apa harus jelas,” tegasnya.

Dibangun Bertahap

Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional yang terintegrasi dengan kawasan industri sebagai fasilitas penunjang (back bone) pelabuhan, rencananya akan dilakukan secara bertahap. Tahap 1 terminal multipurpose sudah selesai dibangun dan dioperasikan, dengan panjang dermaga 2×500 m dengan kapasitas petikemas 500 ribu Teus dan Tangki Timbun CPO 100 ribu metric ton.

Tahapan selanjutnya adalah pengembangan kawasan industri dan pengembangan pelabuhan sesuai pertumbuhan industri dan transhipment. Untuk itu, Pelindo membutuhkan penetapan lokasi (penlok) seluas 1.700 Ha, di mana 1.128 Ha diperuntukkan untuk kebutuhan lahan kilang dan petrokimia, dan 500 hektare untuk cluster industri lainnya. Ditaksir total dana yang dibutuhkan adalah Rp 9,5 triliun.

Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Ihsanuddin Usman, mengatakan Pelabuhan Kuala Tanjung akan mampu menyerap banyak tenaga kerja. “Kami berharap dukungan yang optimal dari pemerintah. Bila ini terwujud, akan ada lapangan kerja untuk 25.000 orang. Jika kita bekerja sesuai dengan porsi kita masing masing, awal tahun depan sudah bisa kita lakukan pembangunan konstruksi,” ujarnya. (prn/rel)

Exit mobile version