Site icon SumutPos

Sangkut di Jurang, Dua Balita Selamat

Angkot Terjun Bebas, 4 Tewas, 10 Luka-luka

TOBASA-Angkutan kota (angkot) Sri Mersing BK 1206 VH bermuatan 14 orang jatuh ke jurang Sipittu-pittu kedalaman 120 meter, tepatnya di Jalinsum kilometer 248 perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir, Minggu (6/3) pukul 01.00 WIB. Dalam peristiwa itu, 4 penumpang tewas, 10 luka-luka.
’Keajaiban’ terjadi ketika dua balita kakak beradik, Olla br Manalu (3) dan Olwin Manalu (1,5) selamat setelah tercampak dari luar bus dan sangkut di pertengahan tebing jurang.

Salah seorang anggota tim SAR dari Polres Tobasa, Brigadir Jekson Sitohang, usai proses evakuasi mengatakan, kakak beradik tersebut ditemukan terpisah di semak belukar pertengahan tebing jurang.

”Olla ditemukan dalam posisi bergantung memegang semak-semak. Kalau semak itu tak dipegangnya atau tidak tahan lagi karena kelamaan, mungkin Olla tak selamat, karena di bawah jurang itu semuanya batu. Sedangkan adiknya Olwin ditemukan tersangkut pada semak-semak dan berteduh dibawah ban angkot yang terlepas. Keduanya dalam kondisi gemetaran,” ungkap Brigadir Jekson Sitohang.

Dikatakannya, semua penumpang selamat dan yang tewas, tidak ditemukan di satu tempat. ”Ada yang tercampak jauh dari lokasi angkot, ada yang di atas angkot, dan ada yang tersangkut,” papar Brigadir Jekson.

Namun, walau Olla dan Olwin selamat, ayahnya Rony Manalu (sopir angkot) ditemukan tewas. Sementara ibu kedua anak ini, Okto br Sianturi hingga kini masih kritis karena menderita luka di bagian kepala.

Kini, 10 korban selamat masih mendapat perawatan intensif dari pihak medis RSU HKBP Balige. Dan kasus ini, masih dalam penanganan pihak Sat Lantas Polres Toba Samosir.

Di lokasi kejadian, empat penumpang ditemukan tewas oleh tim SAR Pemkab Tobasa dibantu aparat TNI dan Polres Tobasa. Sedangkan 10 penumpang lainnya mengalami luka luka parah. Dua diantaranya balita kakak beradik tersebut.

Korban tewas masing-masing Rony Manalu (37) sopir angkot, Manuntun Simangunsong (54), Manahan Pasaribu (58) dan Purnama br Hutagalung (48). Sedangkan korban luka-luka patah tulang dan luka di bagian kepala masing-masing, Ismail Manalu (70), Edward Siburian (25), Hotmawaty br Pasaribu (42), Wandy Gultom (28), Jahotler Sitinjak (35), Togu Sinaga (38), Ujung Taon Parasibu (41), Okto br Sianturi (31), Olwin Manalu (1,5) dan Olla br Manalu (3). Para korban, langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum (RSU) HKBP Balige guna mendapatkan perawatan medis. Kesemua korban warga Kecamatan Bandar Kalifah, Kabupaten Serdang Bedagai.

Proses evakuasi para korban dari Tim SAR gabungan Pemkab, TNI dan Polres Tobasa, mengalami kesulitan akibat tebing jurang yang cukup terjal. Hingga akhirya, Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi seluruh korban sekitar pukul 12.00 WIB dengan menggunakan tali. Sedangkan angkot Sri Mersing, hingga kini belum dapat dievakuasi akibat kondisi tepi jurang yang cukup terjal.

Informasi dihimpun METRO TAPANULI (Grup Sumut Pos) di lokasi kejadian, angkot berpenumpang 14 orang tersebut datang dari Desa Batu Binumbun, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara membawa rombongan keluarga usai menghadiri acara pesta pernikahan, Sabtu (5/2) menuju Kecamatan Bandar Kalifah, Kabupaten Serdang Bedagai.

Rombongan berangkat dari Kecamatan Muara, sekitar pukul 17.00 WIB bersama dengan mobil rombongan lainnya. Rombongan kemudian beristirahat di Desa Utte Mungkur, Kecamatan Muara sekitar pukul 18.30-21.00 WIB. Kemudian rombongan berangkat lagi. Namun, sekitar pukul 23.00 WIB, rombongan bus para korban, sudah hilang kontak dengan rombongan bus lainnya.

Demikian diungkapkan salah satu penumpang rombongan pesta, Daster Banjarnahor (45), Minggu (6/2) di RSU Balige. “Salah satu dari penumpang bus yang saya tumpangi berusaha menghubungi rombongan bus yang jatuh itu. Tapi tidak bisa masuk. Setelah dihubungi, hampir semua pemilik handphone di dalam bus itu tidak aktif, kami sudah mulai curiga,” ujar Daster Banjarnahor.

Setelah adanya kecurigaan tersebut, sopir yang membawa bus kami mempercepat laju kendaraan untuk mengejar angkutan para korban. Tapi, sampai ke arah Porsea tidak ada. Akhirnya, kami menghubungi keluarga di Kecamatan Siborongborong (Taput), untuk mencari angkot tersebut di sekitar jalan Siborongborong-Balige. Ternyata, pukul 03.30 WIB, keluarga kami yang dari Siborongborong menemukan angkot itu telah jauh ke jurang, setelah mendengar teriakan dari salah satu korban yang tersangkut di tebing jurang.

Sementara itu, salah satu penumpang yang mengalami luka-luka, Wandi Gultom, saat ditemui di RSU HKBP Balige mengatakan, saat bus melintasi tikungan-tikungan tajam Sipittu-pittu, sopir bus, Rony Manalu sudah mengatakan kalau rem angkot tidak berfungsi. Dan pada akhirnya, di salah satu tikungan tajam tempat kejadian, bus tidak dapat terkendalikan akibat kondisi jalan menikung dan menurun.

Ia menjelaskan, pada saat itu, angkot sempat terbalik-balik sebelum akhirnya jatuh ke dalam jurang. Dan ketika jatuh ke jurang, dirinya sempat mencari handphone miliknya untuk menghubungi rombongan bus lainnya. Namun, di lokasi jurang tersebut tidak ada signal jaringan telepon seluler.

”Saat jatuh itu, kami yang masih hidup berusaha menghubungi keluarga dan rombongan pesta yang lain. Tapi, di bawah jurang itu tidak ada signal. Jadi, kami diketahui jatuh baru sekitar pukul 03.30 WIB. Diperkirakaan, angkot kami itu jatuh sekitar pukul 01.00 WIB,” ujar Wandi Gultom.

Jurang Angker

Kawasan Sipittu-pittu memang dikenal angker. Selain jalan yang sempit, berliku, dan sunyi di sana terdapat jurang dalamnya sekitar 200 meter. Tercatat terdapat beberapa kali kejadian serupa. Diantaranya adalah mobil Ford Everest yang ditumpangi Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pendeta Dr Bonar Napitupulu. Pimpinan tertinggi organisasi gereja terbesar di Asia Tenggara itu jatuh ke jurang, Senin 17 Agustus 2010. Mobilnya ringsek tetapi ephorus dan rombongan selamat meski harus menjalani perawatan di Singapura karena patah tulang.
Pada 5 September 2008 lalu, sebuah minibus MRT juga masuk ke jurang tersebut. Lima dari sembilan penumpangnya tewas seketika, sedangkan empat lainnya menderita luka.(hsl/muh/smg)

Exit mobile version