Site icon SumutPos

Katanya… Tahanan Bebas Beli & Isap Sabu di Rutan Kabanjahe

Foto: Pardi/PM kepala Rutan kabanjahe, Kriston Napitupulu, membantah peredaran narkoba marak di rutan yang dipimpinnya.
Foto: Pardi/PM
kepala Rutan kabanjahe, Kriston Napitupulu, membantah peredaran narkoba marak di rutan yang dipimpinnya.

KARO, SUMUTPOS.CO – Meski sudah pernah ’digeruduk’ Menteri Hukum dan HAM Menkumham) RI, Yasonna Laoly SH, namun sampai hari ini Rumah Tahanan (Rutan) Klas II-B Kabanjahe disebut-sebut masih jadi sarang peredaran narkoba.

Info dihimpun di sekitar Rutan Kabanjahe, Minggu (6/3) siang, peredaran narkotika jenis sabu di lokasi ini setiap harinya berputar dalam jumlah besar. “Mayoritas di sini kan tahanan narkoba (sabu-red). Tentunya mereka butuh suplai. Bayangkan saja bagaimana kalau para tahanan yang sudah biasa makek (sabu), tiba-tiba nggak makek lagi. Bisa kacau pastinya,” ujar sumber berinisial RS.

Bahkan lanjutnya, di Rutan Kabanjahe terdapat salah seorang bandar (BD) yang menyuplai pasokan dalam jumlah besar bagi para warga binaan yang membutuhkan. “BD-nya pasti ada. Mainnya kek gini. Big bos sabu ini punya anak main di dalam rutan. Big bos tinggal ngatur dari luar gimana strateginya biar ‘barang’ ini bisa masuk. Ya mungkin sudah bermainlah sama sipirnya. Warga setempat juga ada yang berperan di situ,” kata RS tanpa menyebut siapa BD dan warga setempat yang dimaksud.

Parahnya lagi, katanya, di Rutan Kabanjahe juga sudah disediakan salah satu ruangan sebagai tempat khusus bagi tahanan untuk mengonsumsi ‘si putih’ tersebut.

“Para tahanan juga harus membayar kalau mau pakai tempat. Jadi kalau yang berminat, bayarnya dua kali. Sekali untuk bayar sabu dan sekali lagi untuk bayar tempat. Makanya banyak tahanan yang betah di sini,” kata RS.

Untuk memesan barang haram tersebut, juga sudah ada ruangan tertentu yang disiapkan. “Harga sabunya aku nggak tau persis. Tapi untuk bong (alat penghisap sabu) dikasih gratis. Sewa HP juga bisa di dalam, tapi ada batasannya,” bebernya.

Kepala Rutan Kabanjahe, Kriston Napitupulu saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (6/3) siang enggan memberi keterangan terkait maraknya peredaran narkotika di Rutan Kabanjahe. “Jumlah warga binaan di Rutan Kabanjahe mencapai 310 orang pak. Rutan kita ini sudah over kapasitas. Kalau mengenai peredaran sabu itu, nanti kita bicarakan ya. Terima kasih,” kata Kriston dan langsung mematikan handphonenya.

Selain peredaran narkoba, praktek pungli juga marak di Rutan Kabanjahe. Setiap keluarga yang datang menjenguk dikutip petugas rutan Rp25 ribu. “Itu dipungut tanpa pengecualian. Sistemnya bukan dipungut di pintu masuk, tapi kepada tahanan. Kalau pengunjung selesai bertamu, uangnya dikutip sama tahanan yang dijenguk di dalam blok itu. Aturan ini sudah lama berjalan di sini,” kata RS.

Jika pengunjung hendak bertamu tiba di pintu masuk lanjut RS, pengunjung akan dimintai identitasnya dan diingatkan agar tidak memberikan uang pada petugas.

“Itu semua hanya topeng saja. Itu cuma sekedar bahasa untuk meyakinkan pengunjung. Tapi nyatanya, biaya tetap dikutip kepada para tahanan. Kalau nggak percaya, sekali-sekali perlu adek bertamu ke dalam. Tanya sama para tahanan itu,” beber RS.

Terkait itu, Kepala Rutan Kabanjahe Kriston Napitupulu yang kembali dihubungi tetap membantah. “Nggak benar itu pak. Kasi tau sama saya kalau ada anggota kita yang berani melakukan itu, akan saya tindak,” kata Kriston. (cr9/deo)

 

Exit mobile version