Site icon SumutPos

Penyusup Bela Bupati, Pengungsi Sinabung Mengamuk

Foto: Anita/PM
Unjuk rasa pengungsi Sinabung nyaris ricuh di Kantor Bupati Karo, Kamis (6/4/2017).

KARO, SUMUTPOS.CO – “Jangan kalian seperti itu! Jaga sikit marwah bupati!” teriak seorang tak dikenal sambil merekam aksi  pengungsi korban erupsi Sinabung di Kantor Bupati Karo, Kamis (6/4).

Teriakan penyusup yang seolah membela Bupati Karo Terkelin Brahmana itu langsung memicu emosi warga pengungsi. Dengan amarah yang dalam, warga menariknya. Tak pelak, kericuhan mengemuka. Beruntung pengamanan sangat ketat oleh TNI/Polri dan Satpol PP. Oknum tersebut ditarik dan diamankan dalam kantor Bupati.

Setelah oknum itu diamankan, warga masih saja meneriaki agar oknum tersebut dikeluarkan dari gedung kantor. “Keluarkan dia, ngapain bicara seperti itu. Memangnya dia siapa? Kita sudah menderita, lahan dan rumah sudah hancur. Jadi jangan pancing emosi kami!”teriak warga.

Saat itu posisi Bupati Terkelin berada di halaman untuk kordinasi dengan para warga pengungsi. Takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan, akhirnya Terkelin didampingi Kalak BPBD Ir Martin Sitepu yang diapit TNI/Polri mempersilakan perwakilan warga untuk membicarakannya di salah satu ruang rapat.

Suasana kemarin memang memanas. Padahal sebelumnya, di Aula Bupati Karo sedang diadakan runggu (musyawarah) Kabupaten Karo soal percepatan penanganan dan penanggulangan dampak bencana erupsi gunung Sinabung. Pasalnya, hingga April 2017, Pemkab Karo masih menghadapi banyak permasalahan.

Mulai dari relokasi pengungsi tahap pertama untuk tiga desa di Siosar (Sukameriah, Simacem dan Bekerah), relokasi pengungsi tahap II (Mandiri) bagi empat desa, rencana relokasi tahap III bagi tiga desa dan satu dusun, penanganan pengungsi dari delapan desa yang masih tinggal di 8 titik posko pengungsian, dan penanganan desa terdampak yang tersebar di empat kecamatan.

Selain itu, Pemkab Karo juga meminta agar pemerintah pusat (BNPB) dan Menteri terkait memperpanjang waktu deadline hingga Agustus 2017 yang seharusnya berakhir bulan Desember 2016.

Runggu ini dihadiri Direktur Pemulihan dan Peningkatan Fisik BNPB Tetty Saragih Ak, Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK Masmun Yan Mangesa,Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Abednego Tarigan, Kantor Staf Presiden (KSP) Abimanyu, Bupati Karo dan SKPD-nya, Forkopimda, lembaga kemasyarakatan, dan perwakilan warga desa terdampak, serta pejabat terkait lainnya.

Terkelin Brahmana dalam sambutannya menyampaikan runggu (musyawarah) ini merupakan runggu lanjutan yang dilaksanakan pada 8 Desember 2016 lalu. Bupati Karo mengharapkan runggu ini mendapatkan satu formula penanganan atas permasalahan yang ada.

Foto: Anita/PM
Unjuk rasa pengungsi Sinabung nyaris ricuh di Kantor Bupati Karo, Kamis (6/4/2017).

Terpisah, sementara runggu sedang berlangsung. Di halaman kantor Bupati terjadi aksi unjuk rasa warga pengungsi asal Desa Gurukinayan terkait kepastian hasil verifikasi data 220 Kepala Keluarga korban Sinabung yang masih mangkrak di BPBD Karo. Perwakilan warga Gurukinayan, Tomson Surbakti dan Maslan Sitepu (55) ingin menagih janji bupati supaya hasil dari verifikasi itu segera di SK-kan. Mengingat, sesuai janji bupati waktu itu untuk menyelesaikannya Desember 2016 lalu. Namun, hal itu kembali molor hingga April 2017 dan belum juga ada titik terangnya. Karena dalam hal ini, warga sudah tidak yakin lagi dengan janji-janji Pemda Karo.

Di tengah-tengah tuntutan mereka itulah, Bupati Terkelin menyempatkan diri bertemu dengan para pengungsi hingga akhirnya muncul penyusup alias orang tak dikenal yang seolah-olah membela bupati tadi.

Ketika masalah pengungsi belum menemukan titik terang,  Gunung Sinabung malah kembali meluncurkan awan panas guguran sejauh 2000 hingga 2800 meter ke arah Timur, Tenggara, dan Selatan pada Rabu(5/4) sekitar pukul 10.30 WIB. Pertumbuhan, volume kubah lava di puncak Sinabung  semakin membesar mencapai 1,3 juta meter kubik.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi  Dr Ir Kasbani MSc , melalui  Deri petugas pos pengamatan gunung api Sinabung pada Kamis(6/4) mengatakan, erupsi Sinabung memang terus berkepanjangan. Namun  luncuran awan panas guguran belakangan ini sejak Nopember 2016 hingga sekarang hanya sesekali terjadi.

Lanjut Deri, kemarin  pukul 06.00 -18.00 WIB, terjadi 95 kali gempa guguran. Terjadi 8 kali Gempa Low Frekuensi(LF) . Sekali Gempa Hembusan (HB). Sekali Gempa Hybrid (HYB). Empat kali Gempa Tektonik Lokal (TL). Kemudian terjadi 3 kali Gempa Awan Panas Guguran (APG). Teramati  terjadi luncuran awan panas guguran dengan jarak luncur sekitar 2000 hingga 2800 meter ke arah Timur, Tenggara, dan Selatan.

Menurut Deri, Pertumbuhan  maupun volume kubah lava di puncak Sinabung terus  semakin membesar rata-rata 0,1 juta  m3 per harinya. Berdasarkan pengukuran pos pengamatan Sinabung hingga 20 Maret 2017, kubah lava  volume telah mencapai 1,3 juta m3.

Status Sinabung masih tetap Awas (Level IV)  pasca kejadian awan panas guguran pada  28 April 2015 pukul 17.02 WIB  yang lalu hingga sekarang.  Aktivitas Sinabung masih tergolong tinggi dan erupsi berkepanjangan mirip dengan Gunung Karang Etan di Sulawesi  Utara dan Gunung Saint Hellen di Amerika Serikat yang erupsi  lebih kurang 10 tahun lamanya,” jelas Deri. (ita/pro/rud/rbb)

Exit mobile version