Site icon SumutPos

Gemkara Desak Ornamen Gorga di Polres Batubara Dibongkar

DIABADIKAN: Ketua Gemkara Khairul Muslim (enam dari kiri) bersama sejumlah pengurus PB Gemkara lainnya, diabadikan usai menggelar rapat soal pemasangan ornamen Gorga di Mapolres Batubara, Kamis (5/8).

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Gerakan masyarakat Menuju Kesejahteraan Kabupaten Batubara (Gemkara), mendesak agar ornamen Gorga di Polres Batubara segera dibongkar. Gemkara menilai pemasangan ornamen tersebut tidak mencerminkan kearifan lokal.

“Penggunaan simbolik ornamen Gorga itu tidak mencerminkan kearifan lokal, ini perlu menjadi pertimbangan oleh kapolres Batubara,” ujar Ketua Gemkara Batubara Khairul Muslim kepada Sumut Pos, Jumat (6/9).

Khairul mengungkapkan, setelah pemasangan ornamen Gorga muncul di media massa, banyak pihak menjadi berang dan diduga menyulut perasaan warga.

Bahkan kata dia, beberapa elemen dan masyarakat seperti Mambi sudah melayangkan surat protes yang dipublikasikan di media massa. “Langkah persuasif itu penting untuk dipertimbangkan sebelum persoalan ini menimbulkan keresahan masyarakat secara massif,” tegasnya.

Sikap ini pihaknya lontarkan usai menggelar rapat di RM Banyu Wangi Kecamatan Lima Puluh, Kamis (5/9).

Dalam rapat yang dihadiri Sekretaris Umum Gemkara Syarkowi Hamid, Ketua Harian Zulkarnain Achmad, Bendahara Umum Taufik Doban, Wakil Ketua Arsyad Nainggolan, Sahril Hasanel Basri serta pengurus Gemkara lainnya itu, membahas sejumlah hal penting termasuk persoalan budaya Batubara.

“Persoalan ini diharapkan disikapi dengan serius, tidak anggap sepele. Gemkara ingin solusi terbaik agar persoalan ini tidak berlarut-larut, bukan mencari siapa yang salah. Lebig baik dan bijak, bongkar secepatnya ornamen Gorga tersebut,” kata politisi Demokrat tersebut.

“Ini persoalan kearifan lokal, perlu sensifitas. Bangunan kantor Mapolres Batubara adalah fasilitas nasional, karena itu tidak perlu diberikan motif atau corak ornamen tertentu. Jangan berikan sedikit pun ruang dan potensi untuk memicu konflik sosial dan SARA,” imbuh dia.

Wakil Ketua Gemkara Arsyad Nainggolan meyakini Kapolres Batubara tentu lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi persoalan ini. Sebab, tak mungkin sekelas pimpinan tinggi Polri di Batubara itu mempertahankan kebijakan yang disadari dapat menimbulkan konflik. “Ini adalah persoalan etika, bisa diselesaikan secara sederhana,” sebutnya menambahkan dalam waktu dekat Gemkara akan menyerahkan pernyataan sikap ke Polres Batubara.

Sementara, Sahri Hasanel Basri mengajak semua pihak untuk saling menjaga kekompaan. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, kearifan seorang tukang, tidak banyak kayu yang terbuang. (prn/han)

Exit mobile version