Site icon SumutPos

Ikut Jambore, Guru dan Siswa Telantar di Bali

Foto: Pardy/PM Para siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe yang telantar di Bali, membuat laporan pengaduan di ruang SPKT Polres Karo, Kamis (6/10).
Foto: Pardy/PM
Para siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe yang telantar di Bali, membuat laporan pengaduan di ruang SPKT Polres Karo, Kamis (6/10).

TANAH KARO, SUMUTPOS.CO – Purba Sari Travel yang berlokasi di Kantor Pos Jalan Veteran Kabanjahe, dituding menipu konsumen. Perusahaan ini disebut telah menelantarkan 9 orang konsumen di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.

Keterangan diperoleh dari guru SMA Negeri 1 Kabanjahe, Farida Ariani Sembiring S.Pd selaku guru pendamping yang turut menjadi korban di SMA Negeri 1 Kabanjahe, Jumat (7/10) menyebutkan, penipuan itu dialami mereka saat mengikuti kegiatan Jambore dan Ajang Kreativitas Remaja Generasi Berencana (GenRe) tingkat Nasional 2016, Selasa (27/9) hingga Sabtu (1/10) lalu di Batu Malang, Jawa Timur.

Dikatakan, kesembilan rombongan itu yakni 7 siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe, masing-masing Kevin Prananta Tarigan, Calvin Cristian, Jessica Ivana Putri, Rivaldo TC Tarigan, Dianita Veronica, Farida Ariani br Pelawi, Brema Atmaja. Plus seorang guru pendamping, Ti Boro Sembiring. Dan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Karo dr. Hartawaty br Tarigan.

Keberangkatan rombongan awalnya mengikuti kegiatan tersebut dibekali surat dari Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara Nomor :1086/KS-102/J.4/2016 dan surat dari Kepala BPPKB Kabupaten Karo dr. Hartawaty br Tarigan.

Sebelum keberangkatan, mereka membeli tiket penerbangan untuk Pulang Pergi (PP) melalui Purba Sari Travel. Usai menerima tiket PP dari pihak travel, rombongan selanjutnya berangkat ke Jawa Timur, Selasa (27/9).

Singkat cerita, usai mengikuti kegiatan itu, rombongan berencana pulang ke Kabanjahe, Sabtu (1/10). Lantas, mereka menuju ke Bandara Internasional Ngurah Rai Bali dan memberikan tiket kepada petugas bandara.

Namun saat diserahkan, petugas bandara menyatakan jika nama kesembilan penumpang di dalam tiket tersebut tidak terdaftar. “Nama kami di tiket itu tidak terdaftar, kami akhirnya tidak bisa berangkat pulang. Padahal uang sudah ditransfer ke rekening pemilik Purba Sari Travel atas nama Veronika br Matondang melalui Bank BRI dengan nomor 782501001889533,” jelas guru tersebut sembari menunjukkan bukti pembayaran.

Guna meyakinkan rombongan, petugas bandara kembali mengecek nama-nama para rombongan tersebut. Namun kembali tidak ada di dalam daftar. “Tiket itu juga sudah di print oleh petugas bandara, tetapi nama kami tidak terdaftar. Petugas bandara bilang, kami bisa pulang tetapi harus beli tiket lagi,” katanya.

Panik atas kejadian itu, ia lantas menghubungi Veronika br Matondang. Namun, kata dia, pihak travel mengatakan jika tiket sudah habis. “Petugas bandara itu bilang kalau pihak travel bohong, karena persediaan tiket masih banyak,” tuturnya.

Atas kepanikan itu, sebagian siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe sempat menjerit histeris di bandara. “Untung masih ada Putri Cahaya Travel Kabanjahe. Mereka mau membantu kami memberikan tiket pulang, dan kami semua akhirnya berpencar,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, seluruh tiket penerbangan tersebut sebelumnya mereka pesan dengan harga Rp 16.380.000. Tiket itu awalnya dipanjar sebesar Rp 8.000.000, Senin (22/8) lalu dan kemudian sisa pembayaran sebesar Rp 8.380.000 dikirim untuk pelunasan, Jumat (26/8) lalu.

Pada hari yang sama, kata dia, ia dihubungi oleh Veronika br Matondang. Dikatakan, pihak travel saat itu mengatakan jika rombongan akan pulang, Kamis (6/10). Pihak travel saat itu berdalih salah mengetik jadwal keberangkatan pulang.

Dijelaskan, pemilik travel juga mengirim pesan singkat (SMS) kepada seorang siswa yang turut menjadi korban bernama Betris. Isinya, “Guru itu tidak jadi berangkat, kam yang hendel ya aku gak tau lagi kamu yang berurusan dengan dia ya”.

Tak hanya itu, pemilik travel kembali mengirim pesan singkat pada hari yang sama kepada siswa tersebut yang berisi, “dek minta tolong sama gurundu biar tanggal 3 Oktober 2010 baru ada tiket pulang dengan jam keberangkatan jam 15.25”.

“Kami sudah ditipu mentah-mentah pak. Masak dia berani mengeluarkan tiket pesawat tapi tidak bisa dipergunakan, berarti tiketnya palsu. Kami sudah kocar-kacir waktu itu di bandara. Karena panik, kami semua menangis waktu itu,” timpal Betris.

Tak terima atas hal itu, Farida Ariani Sembiring S.Pd didampingi Kepala BPPKB Kabupaten Karo, dr. Hartawaty br Tarigan bersama para siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe yang menjadi korban akhirnya melaporkan hal itu ke Mapolres Karo, Kamis (6/10) dengan laporan pengaduan Nomor : STPL/773/X/2016/SU RES T.KARO.

Sementara, Veronika br Matondang selaku pemilik Purba Sari Travel saat ditemui di kantornya di teras Kantor Pos Kabanjahe, Jumat (7/10) tidak berada di tempat. (cr-9/yaa)

Exit mobile version