Site icon SumutPos

Tetap Jaga Tradisi PKS, Tifatul Siap Siaga

Tifatul Sembiring

SUMUTPOS.CO – Digadang-gadang bakal maju sebagai salah satu kandidat saat pemilihan gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018, Tifatul Sembiring lebih memilih menjaga tradisi di ‘perahu’ tempatnya bernaung, yakni tak boleh atas kemauan sendiri. Pun demikian, dia telah siap siaga bila kemungkinan itu benar-benar terjadi.

Hal tersebut diungkapkan Tifatul Sembiring saat bersilaturahmi dengan Pemimpin Redaksi Sumut Pos Chairil Huda di Gedung Graha Pena Medan, Senin (8/5). “PKS (Partai Keadilan Sejahtera) itu punya tradisi. Di mana ketika ada agenda Pilkada atau apapun itu, tidak boleh atas keinginan sendiri. Kalau atas keinginan sendiri maka akan dicoret dari salah satu kandidat,” katanya.

Datang dengan setelan batik hijau lumut berlengan panjang, dia bercerita seperti halnya ketika menjadi Presiden PKS, tidak atas keinginan sendiri. “Teman-teman yang mengajukan nama saya,” aku mantan Menteri Kominikasi dan dan Informatika era SBY ini.

Namun, Tifatul mengaku tidak menutup diri kalau ada kemungkinan dirinya diusung sebagai Cagubsu yang akan diusung PKS. “Makanya saya siap siaga saja,” imbuhnya.

Dia menyinggung tentang koalisi saat Pilkada DKI Jakarta, sangat memungkinkan untuk kembali berlanjut di Pilgubsu mendatang. “Tidak kita pungkiri bahwa Pak Prabowo itu ingin maju kembali di Pilpres 2019. Tentu sebisa mungkin dia akan menguasai wilayah dengan membangun pondasi. Makanya peluang PKS – Gerindra untuk kembali berkoalisi amat besar,” imbuhnya.

Anggota Komisi III DPR RI ini turut menyinggung kondisi di Provinsi Sumut saat ini. Menurutnya masih banyak infrastruktur yang rusak. Belum lagi banyak masyarakat yang tidak memiliki kehidupan layak. Seharusnya, katanya, pemerintah hadir untuk mensejahterakan masyarakat.

“Yang dibutuhkan masyarakat saat ini keterampilan. Dengan keterampilan itu dia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan kehidupan yang layak pula. Selain itu, di Sumut juga belum ada proyek besar yang secara otomatis bisa menyerap tenaga kerja,” tuturnya. Dengan sumber daya alam yang ada di Sumut, Tifatul yakin masyarakat di Sumut akan bisa lebih mandiri khususnya dari sisi perekonomian. “Sudah cukuplah masyarakat tersakiti, makanya kita butuh pemimpin yang visioner, tidak hanya sekedar gubernur yang haus akan kekuasaan. Kalau itu sampai terjadi lagi, Sumut tidak akan berkembang sampai kapanpun,” paparnya.

Tak Bisa Sendiri

Tifatul turut menyampaikan harapan, agar gubernur mendatang dapat mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari DPRD, DPD, DPR RI serta Parpol untuk membangun Sumut. Sebagai pemimpin, dia mempunyai prinsip tak bisa sendiri untuk melakukan pembangunan.

“Tidak bisa gubernur seorang diri. Semua pihak harus dilibatkan. Saya secara pribadi menyesalkan sikap gubernur saat ini yang tidak pernah berkomunikasi dengan 30 Anggota DPR RI asal Dapil Sumut. Alhasil DAU tahun ini ke Pemprovsu dipangkas Rp3 triliun oleh Menteri Keuangan,” bebernya.

Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Polhukam ini juga bercerita sewaktu di pesawat, dia melihat pembangunan jalan tol KNIA ke Tebing Tinggi terputus. Menurutnya ada beberapa lahan yang belum dibebaskan. Ia sendiri tidak tahu persoalan itu. “Gubernur belum pernah sampaikan itu. Sangat kita sayangkan itu,” sebutnya.

Pria kelahiran 1961 ini menambahkan, dirinya pernah berbicara dengan Waketum DPP Partai Gerindra, Fadly Zon tentang kondisi di Sumut. “Saya hanya jelaskan kondisi di Sumut, tapi saya tidak mau berbicara terlalu banyak, takut dibilang punya ambisi. Saya tetap menjaga tradisi di PKS,” pungkasnya.

Dalam bincang-bincang tersebut, Pimred Sumut Pos Chairil Huda juga menilai gubernur periode selanjutnya harus memiliki kemampuan, dan level di tingkat nasional. Sebab, untuk membangun Sumut tidak bisa hanya mengandalkan APBD semata.

“Gubernur juga harus bisa melobi ke DPR RI agar proyek APBN bisa dialihkan ke Sumut,” jelasnya.

Momentum di Pilkada DKI, kata Chairil, dapat menjadi titik balik kebangkitan PKS setelah beberapa tahun terakhir dirundung masalah. “Persoalan Ahok di Jakarta sangat berimbas untuk membesarkan PKS dan Gerindra. Bukan tidak mungkin masyarakat ataupun pemilih muslim juga antipati dengan Parpol yang mengusung Ahok. Jadi ini momentum kebangkitan PKS dan perkembangan Gerindra,” katanya. (dik/yaa)

Exit mobile version