Site icon SumutPos

Erupsi Gunung Sinabung, Kerugian Capai Triliunan

AMNOER RASYID/SUMUT POS PETANI: Seorang petani berdiri memperhatikan tanaman tomat yang terserang debu erupsi Gunung Sinabung di Desa Payung. , Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Selasa (14/10). Erupsi Gunung Sinabung berdampak paya sektor ekomoni dan agro bisnis, lumpur yang disemburkan mengakibatkan sejumlah tanaman hancur dan petani merugi hingga 50 persen.
AMNOER RASYID/SUMUT POS
PETANI: Seorang petani berdiri memperhatikan tanaman tomat yang terserang debu erupsi Gunung Sinabung di Desa Payung.

SUMUTPOS.CO- KARO-Kerugian tanaman pertanian akibat erupsi Gunung Sinabung mengakibtakan kerugian besar bagi petani. Itu termasuk yang melanda empat kecamatan yang termasuk zona merah yang gagal panen mencapai 12.553,11 hektare (Ha) atau sekitar Rp1.065.781.669.000.

Kerugian itu masuk dalam rincian tanaman pangan 2.170,36 ha, hortikultura (sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman hias) 7.016,96 ha dan tanaman perkebunan 3.365,79 ha dengan total 12.553,11 ha. Sedangkan kerugian tanaman pertanian yang diakibatkan oleh terjangan lahar dingin sampai dengan bulan April 2015 di dua kecamatan yakni Kecamatan Payung dan Tiganderket mencapai 477,4 ha atau Rp28.773.990.000.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo, Agutoni Tarigan SP melalui Kabid Perencanaan Jamson Sagala SP di ruang kerjanya, Senin (8/6).

Menurut Jamson kerugian komoditi tanaman yang paling besar yakni tanaman padi gogo dan kopi di desa Gurukinayan Kecamatan Payung yang mencapai 300 hektare lebih.

“Luas tanaman komoditi Kopi saja berkisar 150 hektare dengan harga satuan Rp30 juta/ha, sehingga jumlah kerugiannya mencapai Rp4,5 miliar. Sedangkan tanaman padi gogo 157,5 hektare dengan harga satuan Rp14,7 juta atau berkisar Rp2,3 miliar belum tanaman komoditi lainnya yang terkena terjangan lahar dingin,” paparnya.

Kata Jamson, lahar dingin dengan lingkungan sangatlah erat dan dapat merusak lingkungan yang disebabkan oleh material yang dibawanya. Termasuk juga kekuatan arus. Apalagi pada saat musim hujan, sehingga mempunyai kekuatan merusak tumbuh-tumbuhan dan hewan. Untuk itu, Dinas Pertanian dan
Perkebunan Pemkab Karo sudah mendata total kerugian yang dialami petani dan melaporkan ke Pemprovsu dan pusat.

“Total kerugian keseluruhan tanaman komoditi berkisar Rp28, 8 miliar,” ujar Kabid Perencanaan.

Lebih lanjut, untuk sementara langkah-langkah konkret yang akan dilakukan Dinas Pertanian masih sebatas bantuan bibit. Dan melakukan pembenahan tanah seperti memberikan bantuan pupuk organik cair dan padat.

Sedangkan bantuan ganti rugi tanaman petani, kata Jamson, yang sudah ditanam pascadievakuasi kemarin itu belum ada petunjuk atau perintah dan pedoman mengenai ganti rugi tanaman.(des/azw)

Exit mobile version