Site icon SumutPos

Proyek Sarana Air Bersih Mubazir, Warga Hanya Dapat Air Parit

Bak Penampungan Air Bersih dijepret Selasa, 6 Juni 2017, tampak kering. Bangunan ini dibangun pada akhir tahun 2016 lalu, sumber dana DAK TA 2017.

NIAS UTARA, SUMUTPOS.CO – Proyek instalasi sarana air bersih di Desa Botolakha Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara terkesan mubazir. Buktinya, setelah proyek menelan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2016 sebesar Rp674.885.000 rampung dibangun, hingga kini tak berfungsi.

Beberapa warga yang ditemui Sumut Pos di Desa Botolakha (Selasa, 6/6), mengaku tak pernah menikmati sarana air bersih di kampungnya, karena air hanya mengalir ke pipa di saat hujan.

“Air yang mengalir dari pipa bukanlah air bersih melainkan air parit, itupun di saat hujan turun saja,“ beber Ina Falentin, ibu rumah tangga yang jarak rumahnya tak begitu jauh dari bak penampungan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rahman Purba yang ditemui di ruang kerjanya di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Nias Utara Jalan Gunungsitoli – Lahewa kilometer 42 Lotu, Selasa (6/6) mengaku bahwa proyek sarana air bersih dikerjakan CV Niko Berlian dengan nilai kontrak sebesar Rp674.885.000.

Adapun item pekerjaan yang dikerjakan pihak rekanan antara lain, bak penampung, pemasangan pipa air bersih dan pemasangan sambungan pipa ke halaman rumah warga.

Menurut Rahman Purba, proyek pembangunan sarana air bersih itu telah selesai dikerjakan pihak rekanan tepat waktu. Hanya saja sekarang masih dalam masa pemeliharaan hingga akhir Juni 2017 ini. “Sebenarnya sarana air bersih dibangun bukan untuk memuaskan namun hanya sekadar meringankan beban masyarakat memperoleh air bersih,” Ucapnya.

Terkait dengan tidak adanya sumber air di bak penampungan, Purba berkilah bahwa dulu saat dibangun ada mata air walaupun kecil. Setelah ditunjukkan foto bak penampung yang sudah kering tanpa mata air, Purba berkelit, itu dampak dari musim kemarau, sehingga airnya tidak tampak.

Amatan Sumut Pos di lapangan, Selasa (6/6) bak penampungan sarana air bersih itu jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumah warga. Bak yang dipergunakan untuk menampung sarana air bersih itu tidak layak pakai, seperti mirip kolam ikan mini. Tinggi bak dengan pipa hampir sama. Andai pun bak berisi air, tidak akan sempurna mengalir ke pipa.

Di dalam bak juga tidak terlihat berisi air. Mata air yang dikatakan PPK itu juga tidak tampak. Yang ada hanya air mengendap lama sehingga warnanya semacam air parit, sehingga kalau hujan air parit itulah yang memenuhi bak penampungan.

Seorang tokoh masyarakat setempat bermarga Zai menilai, bahwa pembangunan sarana air bersih di dDesa Botolakha Kecamatan Tuhemberua direncanakan tidak matang alias asal-asalan. “Mungkin saja proyek itu tidak melalui tender sebagaimana mestinya dan patut diduga proyek itu untuk kepentingan orang-orang tertentu” Ucapnya.

Zai juga menyebutkan bahwa proyek sarana air bersih itu tidak akan bisa berfungsi. Patut diduga proyek itu terlalu dipaksakan untuk menghabiskan anggaran 2016 yang lalu. Zai juga membeberkan bahwa proyek instalasi sarana air bersih tersebut merupakan jatah salah seorang anggota dewan.”Itu berdasarkan informasi yang saya terima,” tandasnya.

Untuk itu Zai berharap, agar proyek pembangunan sarana air bersih segera diusut oleh pihak penegak hukum. “Ini uang rakyat, sudah disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu demi kepentingan pribadi. Sekali lagi agar aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas kasus ini, karena di negara kita ini tidak satupun yang kebal hukum termasuk di Nias Utara ini,” sebutnya. (mag-5/azw)

 

 

Exit mobile version