Site icon SumutPos

Gubernur Beri Nama Anak yang Ditelantarkan

Teks Foto
GENDONG: Gubernur Sumut HT Erry Nuradi menggendong seorang bayi pada peringatan Hari Anak Tingkat Sumut 2017, yang dilaksanakan Dinas Sosial Sumut di Yayasan SOS Children Villages, Jumat (6/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Memperingati Hari Anak Tingkat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) 2017, suasana Panti Asuhan SOS Children Villages Medan, diwarnai aksi pemberian nama oleh Gubernur Sumut HT Erry Nuradi, kepada seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan, yang ditemukan di tempat sampah sebuah supermarket beberapa waktu lalu.

Bayi laki-laki itu pun diberi nama Nur Hadi, yang jika disebutkan punya kemiripan dengan nama akhir Gubernur Sumut, Nuradi. Selain mendoakan bayi yang diasuh di Panti Asuhan Children Villages tersebut tetap sehat, Erry juga memanjatkan doa, kelak bayi mungil itu menjadi pemimpin yang memberikan cahaya atau energi bagi banyak orang.

“Saya berharap jangan ada lagi kisah pilu dan kekejaman yang menimpa bayi-bayi tidak berdosa. Apa yang menimpa Nur Hadi tidak boleh lagi terjadi,” tegas Erry.

Pada kesempatan itu, Erry juga mengungkapkan harapannya, agar ke depan semua anak di Sumut terjamin haknya, termasuk hak pendidikan. Menurutnya, pendidikan anak ke depannya tidak ada lagi anak Sumut yang putus sekolah ataupun mendapat kekerasan.

Hadir pada acara tersebut, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Nahar, SKPD Sumut, Ketua Karang Taruna Sumut Solahuddin, serta seribuan anak.

Erry juga mengingatkan, pelindungan anak adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah, orang tua, dan masyarakat. “Memberikan perlindungan kepada anak berarti menjaga atau melindungi mereka dari berbagai bentuk kejahatan, kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, ketelantaran serta melindungi dari pergaulan yang sesat, dan melindungi mereka dari prilaku buruk,” harapnya.

Yang terkait dengan pendidikan anak, Erry menegaskan, pendidikan anak harus dimulai atau berawal dari pendidikan anak-anak di rumah, yang menjadi tugas dan tanggung jawab para orang tua. Orang tua berkewajiban memberikan pengasuhan, bimbingan, dan pemberian arahan untuk menuju masa depan yang benar. “Orang tua juga bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian anak, termasuk nilai etika dan prilakunya, di rumah pulalah sesungguhnya dimulai pembangunan kecerdasan anak-anak kita,” katanya.

Selain pendidikan di rumah, Erry juga mengatakan, anak-anak mendapat pendidikan dari sekolah, sebagaimana guru memiliki peran yang besar. Pendidikan yang benar tentu saja bukan hanya berkaitan dengan ilmu dan pengetahuan, tapi para pendidik yang hakekatnya mendidik mental kepribadian fisik dan kecerdasan yang baik. “Misalnya diajarkan bagaimana hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang baik, yang nantinya mereka akan turut aktif di dalamnya,” jelasnya.

Di samping itu, ia juga mengatakan, pejabat negara, semua pemuka agama, dan tokoh masyarakat, harus memberi contoh kepada anak dalam kehidupan yang baik di negeri ini.

Selain pelindungan dan pendidikan anak, lanjut Erry, juga perlu kasih sayang. “Perlindungan anak dan pendidikan anak akan berhasil, keitka semua itu disertai dengan kasih sayang. Yang artinya, kepedulian dan perhatian kepada anak-anak kita,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Sosial Sumut, Rajali mengatakan, tahun ini perayaan anak nasional diikuti 1.040 anak, yang berasal dari lembaga panti, juga yayasan UPT Dinas Sosial. Untuk 2017, Pemprov Sumut menyalurkan bantuan untuk anak-anak di panti asuhan sebanyak Rp1 juta per tahun, untuk seribu orang anak. Selain dana dari APBN, Pemprov Sumut juga mengalokasikan Rp700 juta untuk bantuan kebutuhan kelengkapan sekolah anak-anak tersebut. (bal/saz)

 

 

Exit mobile version