Site icon SumutPos

Tokoh Sembilan Suku Berangkatkan JR Saragih

Masyarakat Taput melepas JR Saragih untuk bertarung di Pilgubsu 2018.

TAPANULI UTARA, SUMUTPOS.CO – Setelah dinyatakan lolos oleh KPUD Sumatera Utara untuk maju di Pilkada Sumatera Utara 2018 membuat masyarakat Tapanuli Utara memberangkatkan JR Saragih menuju Gubernur Sumatera Utara di 2018.

Pemberangkatan Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara ini menuju Cagubsu 2018 dilakukan di Stadion Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Selain masyarakat Tapanuli Utara, terdapat pula sembilan suku yang ada di Tapanuli Utara yang turut serta memberangkatkan pemilik nama lengkap Jopinus Ramli Saragih.
Ke sembilan suku tersebut yakni Pakpak, Nias, Tapanuli Tengah (Tapteng), Simalungun, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Angkola, serta Batak Karo.
Diakui Tokoh Masyarakat Tapanuli Utara Kam Hutabarat, bahwa proses pemberian pakaian adat Batak Toba ini merupakan bentuk doa dan dukungan terhadap JR Saragih.
“Untuk Bapak JR melalui proses ini bisa mencapai keinginan untuk membangun Sumatera Utara lebih cerdas, lebih maju dan ada perubahan untuk masyarakat sehingga dengan kinerja Bapak JR yang mementingkan kebutuhan masyarakat selalu menjadi terdepan,” bebernya, Kamis (8/2/2018).
Lebih lanjut, Kam Hutabarat menuturkan dengan pemberian pakaian adat tersebut sebagai tanda cinta masyarakat Tapanuli Utara dalam memberangkatkan JR Saragih menuju Gubernur Sumatera Utara dan melalui pemberian pakaian adat ini pihaknya berharap ada putera asli Sumatera Utara berdarah Batak sesungguhnya menjadi pemimpin Sumatera Utara.
“Kain ulos disimbolkan sebagai pakaian raja bagi orang Batak, kemudian keris atau pedang sebagai simbol mampu memberikan kemenangan dalam menghadapi lawan siapapun, lantas ada pula tongkat disimbolkan sebagai tongkat kerajaan yang diberi kuasa tujuannya bisa menuntun perjalanan yang baik dalam menggapai cita-cita dan topi sebagai simbol mahkota dalam memberikan kekuatan pada tubuhnya,” urainya lagi.
Sementara itu, JR Saragih mengutarakan sebagai putera yang lahir dari darah Batak membawa semangat dan harapan baru buat masyarakat Sumatera Utara.
“Jika melihat kondisi sekarang ini budaya dan adat dilupakan padahal kekayaan Indonesia diikat melalui budaya dan adat sehingga menciptakan cinta kasih ada di dalam diri masyarakat,” tambahnya.
Dengan pemberian pakaian adat kepadanya, pria berdarah Simalungun dan Karo memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada masyarakat Tapanuli Utara yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk membangun Sumatera Utara.
“Dengan adanya pemberian pakaian adat ini maka ada kasih di hati masyarakat karena yang saya cari bukan kekuasaan, bukan jabatan melainkan berbuat yang terbaik buat masyarakat Sumatera Utara karena ketika masyarakat tersenyum maka itulah kebahagiaan bagi hidup saya,” tukasnya. (osi)
Exit mobile version