Site icon SumutPos

Pembangunan Jalan Layang Makin Mendesak

istimewa
MACET: Polisi mengatur lalu lintas di Jalan Medan-Berastagi yang sempat mengalami kemacetan karena pohon tumbang, Selasa (9/4).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lalu lintas di Jalan Medan-Berastagi yang sempat mengalami kemacetan panjang akibat pohon tumbang, Senin (8/4) sore, sudah kembali normal. Menurut Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut, penyebab kemacetan terjadi lantaran ada pohon tumbang yang jatuh ke badan jalan.

“Iya benar (karena ada pohon tumbang), sekarang sudah lancar dan normal lagi,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Sumut, Darwin Purba menjawab Sumut Pos, Selasa (9/4)n Tumbangnya pohon tersebut, selain membuat Jalan Jamin Ginting Kilometer 37 macet total, juga menimpa satu unit mobil Toyota Innova. Diduga pohon tumbang terjadi lantaran diterpa angin kencang. “Lebih pada peristiwa alam akibat angin kencang dan tidak ada korban jiwa,” imbuhnya.

Berdasarkan informasi yang pihaknya peroleh, evakuasi pohon tumbang dan mobil yang terkena reruntuhan pohon, dilakukan oleh Babinsa Koramil 03 Sibolangit dibantu warga setempat. “Kayu-kayu pohon dipotong dengan sinsau dan akhirnya berhasil diangkat dari badan jalan,” katanya.

Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Sumut, Iswahyudi, justru tidak mengetahui kejadian tersebut. Pihaknya menyarankan untuk menanyakan hal tersebut kepada Dishub Sumut. “Coba tanya ke Dishub provinsi. Kami tidak punya info valid karena status ruas jalan adalah jalan nasional,” katanya.

Diketahui, sebatang pohon yang tumbuh di pinggir Jalan Jamin Ginting Km 35-36, atau tepatnya di Dusun I, Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang mendadak tumbang karena diterpa angin kencang, Senin (8/4) sore. Akibatnya, satu unit mobil Toyota Innova Hitam BK 197 BW yang dikemudikan Berlin Sagala (47) warga Jalan SMA Negeri Seribudolok, Kecamatan Silima Kuta, Kabupaten Simalungun rengsek tertimpa pohon tersebut, sehingga menyebabkan dirinya dan empat penumpangnya luka-luka.

Kapolsek Pancurbatu Kompol Faidir Chan melalui Kanit Lantas Iptu Sehat Sinulingga mengatakan, dalam peristiwa ini tidak ada memakan korban jiwa. Ia menyebutkan, supir dan empat orang penumpangnya hanya mengalami luka ringan akibat terkena pecahan kaca dan kayu. “Warga sekitar yang melihat peristiwa tersebut langsung mengevakuasi supir dan empat orang penumpangnya ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan,” ungkapnya kepada wartawan.

Jalan Layang Kian Mendesak

Terkait kondisi jalan Medan-Berastagi yang kerap mengalami kemacetan, masyarakat Karo pun terus mendesak agar segera dibangun jalan tol ataupun jalan layang yang telah dijanjikan sebagai solusi alternatif pada jalur yang berstatus sebagai jalan nasional tersebut.

Ketua Komisi D DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan mengamini desakan masyarakat Karo itu. Menurutnya, jalan tol atau jalan layang menuju Karo adalah nadi perekonomian bagi masyarakat Karo. “Jalur lintas Medan-Karo itu jelas menjadi nadi perekonomian masyarakat Karo. Kita sama-sama tahu masyarakat Karo itu mayoritas mata pencahariannya adalah dari pertanian, jalur Medan-Karo pun sudah menjadi akses utama mereka dalam mendistribusikan hasil pertaniannya ke Kota Medan,” ucap Sutrisno kepada Sumut Pos, Selasa (9/4).

Untuk itu, kata Sutrisno, pihaknya telah melakukan kunjungan ke kementerian PUPR untuk segera dibangunkannya jalan alternatif tersebut. Adapun jalan layang yang dimaksud itu adalah jalan layang yang menghubungkan Sembahe hingga Tahura Sibolangit. “Nanti akan terdiri dari dua sesi. Sesi pertama dari Sembahe menuju Sibolangit, tepatnya tikungan PDAM Tirtanadi Sibolangit. Lalu sesi kedua dari Sibolangit ke Tahura,” kata Sutrisno.

Saat ditanyakan kapan pastinya pemerintah akan membangun jalan layang yang disebut sebagai alternatif jalan tol Medan-Karo tersebut, Sutrisno belum dapat menjawabnya. Namun dia menegaskan, Komisi D DPRD Sumut akan terus mendesak agar permintaan itu dapat ditampung dalam APBN perubahan 2019. “Kami terus mendesak supaya permintaan kita ini ditampung di APBN Perubahan 2019, agar pembangunan jalan layang itu bisa segera terlaksana,” jelasnya.

Seperti diketahui, jalur tol Medan – Karo sudah diajukan pembangunannya oleh Komisi D DPRD Sumut kepada Komisi V DPR RI dan Kementrian PUPR. Namun, pembangunan jalan tol tersebut harus memakan dana yang sangat besar, yakni hingga triliunan rupiah. Untuk itu, sebagai solusi alternatif tambahan, jalur Medan-Karo akan dihubungkan dengan jalan layang yang terdiri dari dua sesi, yaitu sesi Sembahe – Sibolangit dan sesi Sibolangit-Tahura.

Jalan layang ini disebut lebih realistis karena dana yang dibutuhkan untuk pembangunannya jauh lebih murah, yakni berkisar Rp600 Miliar hingga Rp700 Miliar. Selain kota Berastagi yang merupakan salah satu objek yang dijadikan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), masyarakat tanah karo juga sangat membutuhkan jalan tol tersebut sebagai nadi perekonomian masyarakat. (prn/mag-1)

Exit mobile version