Site icon SumutPos

Balita di Langkat Derita Gizi Buruk

TANJUNGPURA-Anak berusia 1,3 tahun, Safri warga Desa Alur II Kecamatan Seilepan Kabupaten Langkat menderita gizi dan hydrocephalus. Penyakit gizi buruk yang mederak anak pasangan dari Darwin (35) dan Mariana (45) ini jelas menambah daftar anak penderita gizi buruk yang mendera di Kabupaten Langkat.

Sekarang, Safri dirawat di ruang anak Rumah Sakit (RS) Tanjungpura.   Menurut orangtuanya, anak bungsu dari enam bersaudara itu dari hari ke hari kian memburuk. Badannya kurus, kepalanya membesar. Kulitnya pun terlihat keriput.

Awalnya Darwin dan Mariana merawat Safri di rumah. Itu mereka lakukan karena ketiadaan biaya untuk berobat. Karena kondisinya kian mengkhawatirkan ahirnya orangtuanya memberanikan diri memboyongnya kerumah sakit.

“Mulanya kami rawat di rumah aja dengan obat seadanya, tapi lama-kelamaan kondisinya malah bertambah parah, makanya dibawa ke rumah sakit, kami ngak punya uang untuk mengobatinya makanya ngak kami bawa dari awal, jangankan untuk membeli obat, buat makan saja kami kesusahan, “ ujar wanita bertubuh gempal ini sambail memandangi putranya yang terbaring lemah dengan tangan diinfuse.

Menurut Mariana, waktau pertama kali Safri dilahirkan, kondisinya normal.  Berat badannya 3,2 kg. “ Kalau lahirnya normal, ya macam kebanyakan anak-anak lainya, berat badannya tiga kilo lebih,. Setelah Safri meginjak usia tiga bulan,  kondisi Safri  mulai megalami gangguan degan kondisi tubuh semakin hari semakin kurus, nafsu makan Safri menurun. Kemudian Mariana membawanya ke Puskesmas terdekat untuk megetahui penyakit yang derita anaknya yang masih di bawah lima tahun (Balita) itu.

Hasil diagnose, Safri diketahui menderita gizi buruk. Pihak Puskesmas kemudian memberikannya susu dan makanan tambahan. Namun semua itu tidak membuat Safri membaik.  Karena keadaan  ekonomi paspasan,  orangtua Safri hanya mampu memberikan makanan seadanya dan memberikan air susu ibu (ASI) untuk dikosumsi sehari hari.

“Maklum lah bang suamiku pekerjaaanya penarik becak hanya mempunya penghasilan sehari-hari Rp30 perhari itupun pas untuk makan. Sementara aku bang hanyalah ibu rumah tangga tidak mempunya penghasilan sama sekali, “ aku Mariana seraya berharap ada pihak yang mau membantunya mengobati penyakit putranya.

Beberapa hari yang lalu camat bersama pihak Puskesmas datang ke rumah Mariana untuk melihat kondisi Safri. Mereka menyarankan untuk merujuknya ke RSU Tanjungpura. Makanya Mariana memberanikan diri untuk berobat ke RS Tanjungpura. “Ya harapan kami pemerintah Kabupaten Langkat bermurah hati mau membantu kami dalam pegobatan anak kami ini,” turunya sambil menitiskan air mata.

Dokter Rio, tenaga medis yang menangani Safri megatakan hasil diagnosa sementara Safri megalami gizi buruk dan haydrosapalus. (wis/smg)

Exit mobile version