Site icon SumutPos

Lirik Pasar Malaysia, Cina dan India, BPODT Kampanyekan Halal Food di Danau Toba

istimewa
KULINER HALAL: Rumah makan Muslim yang ada di Tuktuk, Kabupaten Samosir. BPODT mengkampanyekan kuliner halal kepada wisatawan khususnya asal Malaysia.

SUMUTPOS.CO – Mengawali tahun 2019, Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) mengampanyekan lingkungan bersih dan ‘halal food’ di kawasan Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia. Alasannya, banyak wisatawan meminta kedua hal tersebut. Khususnya turis Malaysia.

HASIL survey yang dilakukan BPODT bersama Bank Indonesia beberapa waktu lalu, 70 persen wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Sumut, pasti berkunjung ke Danau Toba. Dan kunjungan itu didominasi wisman asal Malaysia.

“Jadi, ada keluhan soal higenis. Karena itu, kita akan mengampanyekan mengenai kebersihan, makanan, terutama mengenai ‘halal food’,” ungkap Direktur Utama (Dirut) BPODT, Arie Prasetyo kepada wartawan di Medan, Kamis (10/1).

“Kita menyusun program berbasis data. Data tahun 2018, market besar Sumut masih turis Malaysia. Di sini kita tidak bicara Maley (Malaysia Muslim) ya…karena Malaysia itu ada etnis India & China,” jelas Arie.

Selain Malaysia, pihaknya juga melirik turis Cina dan India agar berkunjung ke Danau Toba. Tentunya, dengan menyediakan fasilitas untuk kebutuhan para wisman asal negara tersebut. “Kemarin Duta Besar India datang. Mereka vegetarian. Kita kaget, kok vegetarian? Tapi ya harus kita fasilitasi. Karena India dan China itu market gede loh,” ungkap Arie.

Tahun ini, tegas Arie, BPODT akan menggandeng Majelis Ulama Islam (MUI) untuk melakukan verifikasi sajian makanan dan minuman di Danau Toba, sesuai dengan syariat Islam. Karena hal tersebut merupakan kebutuhan wisman dan wisatawan nusantara (Wisnus).

“Berbasis data, wisatawan dari negara Malaysia banyak yang datang dan perlu dilayani. Kalau turis Maley, kita lengkapi dengan fasilitas ibadah. Makan bukan soal halal-halalan saja. Namun tersertifikasi MUI,” sebut Arie.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, periode Januari-November 2018, jumlah wisman yang berkunjung di Sumut mengalami penurunan 17,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Yakni dari 242.150 kunjungan tahun 2017, turun menjadi 200.530 kunjungan tahun 2018. “Untuk penurunan kunjugan wisatawan itu, kita akan melakukan pertemuan dengan BPS untuk mempertanyakan hal tersebut,” tandasnya.

Malindo Air Hentikan Rute Silangit-Subang, Malaysia

Sementara, di tengah gencarnya pemerintah mempromosikan Danau Toba, Maskapai Malindo Air yang tergabung dalam Lion’s Group kini malah tidak lagi melayani jalur penerbangan Bandara Internasional Sisingamangaraja XII (Silangit)-Subang, Malaysia. Manager of Service and Maintanace Bandara Silangit, Ermansyah Saragih, Kamis (10/1), mengatakan, penutupan rute itu karena alasan komersial. “Informasi ke kami penutupan rute ini karena alasan komersial,” kata Ermansyah.

Namun hal ini tidak sepenuhnya dibenarkan pihak Maskapai Lion Air. Yuda Hasibuan, Station Manger Lion Air di Bandara Internasional Silangit mengatakan, Malindo belum sepenuhnya menutup rute Silangit-Subang, hanya menunda dulu menunggu ada keputusan pihak manajemen. “Untuk sementara kita suspend (tunda) sampai bulan Mei. Masih ada kemungkinan rutenya akan kita buka kembali, jadi belum sepenuhnya ditutup,” ujarnya.

Informasi beredar, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub telah mengirimkan surat no. AU.013/45/9/DRJU-DAU-2018 perihal pencabutan izin rute penerbangan internasional rute Silangit-Subang. Ketika ditanyakan hal itu, Yuda tidak bersedia menanggapi lebih jauh. “Saya tidak punya kapasitas untuk menjawab. Yang jelas instruksi dari pihak manajemen akan dibuka kembali, hanya ditunda dulu beberapa waktu sambil menunggu langkah selanjutnya,” katanya.

Ditanya apa kendala yang dihadapi hingga rute ini tidak bisa berkelanjutan, apakah kalah bersaing dengan Air Asia yang melayani rute Silangit – Kuala Lumpur, Yuda setuju jika dikatakan tidak mampu bersaing. “Masyarakat tentu selalu mencari yang paling murah. Kita tauh Air Asia mampu menekan harga tiket jauh lebih murah. Tetapi penutupan rute ini bukan karena kita kalah saing dengan Air Asia,” tegasnya. (gus/bbs)

Exit mobile version