Site icon SumutPos

Bus Pengantin Masuk Jurang, 1 Tewas 33 Selamat

Bus pengangkut rombongan pengantin, terbalik di jurang di Tapsel, Minggu (11/5/2014).
Bus pengangkut rombongan pengantin, terbalik di jurang di Angkola Timur, Tapsel, Minggu (11/5/2014).

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Bus Pariwisata BK 7099 DJ asal Medan yang membawa 33 orang rombongan pengantin dari Desa Pantai Labu Baru Deliserdang tujuan Desa Tiang Aras Angkola Timur, terjun bebas ke jurang sedalam 50 meter, Minggu (11/5) sekitar pukul 06.30 WIB.

Kecelakaan ini terjadi di Desa Sanggapati, Kec. Angkola Timur, Kab. Tapsel. Akibatnya, 1 penumpang Juraidah (33) warga Desa Pantai Labu Baru, Kec. Pantai Labu, Kab. Deliserdang meninggal dunia, dan selebihnya menderita luka-luka.

Kecelakaan diduga terjadi akibat kondisi jalan yang menurun dan berliku, sedangkan sopir tidak paham lokasi jalan tersebut. Amatan kru koran ini, Minggu (11/5) sekitar pukul 10.00 WIB di ruangan IGD RSUD Kota Padangsidimpuan sejumlah pasien tampak mendapat perawatan itensif. Menurut beberapa perawat, sebanyak 5 orang tiba di ruangan IGD dengan kondisi luka ringan sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka adalah Warsini (54), M Naim (70), Halimah (63), Rapijah (46) , dan Rabiah (54), kelimanya warga Dusun 1 Desa Pantai Labu Baru, Kec. Pantai Labu Deliserdang

“Korban yang masuk ke IGD dan sudah kami tangani ada 5 orang, dan kelimanya hanya mengalami luka robek dan lecet pada bagian wajah, tangan, kaki dan badan. Hanya satu orang yang harus dirawat inap akibat keluhannya yang merasa sakit pada bagian dadanya. Kalau untuk luka tidak ada yang parah hanya luka biasa saja dan bisa untuk pulang,” ujar perawat.

Tukiman (69) salah seorang korban yang sebelumnya sudah mendapat perawatan di Puskesmas Angkola Timur menceritakan, mulanya mereka berangkat dari Desa Pantai Labu Baru dengan merental bus pariwisata naas itu menuju lokasi pesta.

Sebanyak 33 orang yang terdiri dari 2 sopir, 23 penumpang dewasa dan 8 anak-anak turut serta untuk menghadiri acara pernikahan yang membawa calon pengantin pria.

“Semua penumpang yang di dalam bus itu keluarga, ada ipar, besan, anak dan menantu. Jadi rencananya kami mau menikahkan anak kami yang calon istrinya adalah orang Tiang Aras Angkola Timur,” ujar Tukiman yang mengalami luka pada bagian mulutnya akibat terbentur bangku mobil tersebut.

Lanjutnya, mereka berangkat dari Pantai Labu, Sabtu (10/5) sekitar pukul 16.30 WIB, dan Minggu (11/5) sekitar pukul 06.30 WIB, bus yang mereka tumpangi tiba di daerah Sanggapati Angkola Timur atau sekitar 4 km dari tempat yang akan mereka tuju yaitu Desa Tiang Aras.

Saat itu, kata Tukiman, hari sudah terlihat terang, hanya saja masih tertutup kabut. Dan secara tiba-tiba bus yang mereka tumpangi menghantam sebuah tiang listrik yang berada di pinggir badan jalan, dan kemudian jatuh ke dalam jurang yang diprediksi sedalam 50 meter.

”Saya tahu benar bagaimana mobil itu sampai terjatuh dan masuk ke dalam jurang, sebab saat itu cuaca sudah terlihat terang, meskipun terlihat sedikit berkabut,” akunya yang saat kejadian ia duduk persis di belakang bangku sopir bersama dengan istrinya Rabiah.

Terangnya lagi, kondisi jalan yang dilalui memang menurun dan berliku, dan sopir yang membawa bus tersebut juga baru kali pertama melewati tempat tersebut. Seluruh penumpang saat itu menjerit histeris, bahkan mereka juga tidak mengira kalau masih bisa selamat.

“Begitu menabrak tiang listrik, bus langsung meluncur ke bawah jalan yang rupanya sebuah jurang, saat itu saya hanya bis pasrah, kondisinya kalut dan panik semua penumpang berteriak-teriak. Saya juga tidak mengira kami masih bisa hidup, nggak sanggup saya mengingatnya lagi,” ujar pria yang kehilangan seorang anaknya akibat kejadian tersebut.

“Mobil sempat menghantam batu besar dan terbalik sebanyak 3 kali, hinga akhirnya posisi mobil seperti orang yang terlentang dan kami semua berada di dalam. Dan saat itu kami pun berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluar dari dalam mobil yang dibawahnya juga masih ada jurang lagi,” sambungnya sedih.

Rupanya setelah kejadian, lanjut Tukiman, warga yang melintas dan melihat langsung turun dan memberikan bantuan, dan mereka pun dibawa menuju puskesmas di Angkola Timur. Sedihnya salah seorang penumpang yang diketahui bernama Juraidah (33) menghembuskan nafas terakhirnya di puskesmas tersebut, akibat luka pada bagian wajah dan badannya.

“Anak saya yang perempuan meninggal di puskesmas, lukanya pada bagian wajah dan badannya, dan sudah dibawa oleh suami dan saudara kami yang lain ke Medan. Naik mobil ambulance,” katanya.

“Padahal kami berencana mau menikahkan anak saya yang laki-laki yang kebetulan dapat calon istri orang sini, semuanya sudah disiapkan. Tapi namanya juga naas ya mau tidak mau terpaksa kami undurkan,” katanya sambil mendampingi istrinya yang sedang mendapat perawatan di IGD.

Sama halnya pengakuan dari Nurazizah (25) salah seorang penumpang, saat itu ia sedang menetekkan anaknya yang paling kecil, tiba-tiba saja bus yang mereka naiki menghantam tiang listrik dan masuk ke dalam jurang lalu terbalik.

“Sampai sekarang saya masih trauma, tapi alhamdulillah saya dan anak-anak saya selamat. Hanya saja kakak kandung saya yang meninggal akibat luka benturan pada bagian wajah dan badannya. Jenazahnya pun sudah langsung dibawa ke Medan pagi tadi sekitar pukul 08.30 WIB bersama suami dan keluarga yang lain,” akunya.

Slamet (30) Suami Nurazizah menjelaskan, semua penumpang yang ada didalam bus pariwisata yang mereka rental dari daerah Medan tersebut sebelumnya memgangkut sebanyak 33 orang yang terdiri dari 2 supir, 23 penumpang dewasa yang semuanya adalah rombongan keluarga dan 8 anak-anak.

“Jadi di dalam mobil ada sekitar 33 orang, tapi ada 3 orang keluarga dari pihak pengantin perempuan yang juga turut bersama kami, dan selebihnya adalah sopir dan keluarga kami, kami juga masih merasa bersyukur sebab anak-anak kami semuanya dalam kondisi selamat,” tukasnya.

Sebagian penumpang sempat mendapat perawatan di Puskesmas Angkola Timur lalu sebagian lagi dibawa ke RSUD Kota Psp. ”Rencananya hari ini kami akan kembali lagi ke Medan setelah akad nikah abang kami selesai,” lanjutnya lagi.

Kasat Lantas Polres Tapanuli Selatan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Abdi mengatakan, hingga saat ini pihak kepolisian belum dapat memastikan penyebab kecelakaan tersebut. “Sekarang kami belum dapat pastikan, karena mobilnya masih di dasar jurang,” ungkapnya melalui telepon selulernya.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi kepada pihak kepolisian, kecelakaan itu terjadi karena badan jalan yang terlalu sempit. Pihaknya menduga, sopir atas nama Rian (melarikan diri,red) yang saat itu mengemudikan mobil belum hafal dengan kondisi jalan di daerah.

Londisi badan jalan sangat rawan, karena ruas badan jalan sempit, ditambah tikungan tajam dan ganda.

Dia berharap kepada warga yang melintas dari kawasan tersebut untuk berhati-hati, karena kondisi jalan rawan. “Hanya satu orang yang meninggal dan jenajahnya sudah dibawa langsung ke Medan dan selebihnya luka-luka, hingga kini kami masih berusaha untuk mengevakuasi mobil yang masuk kedalam jurang kurang lebih sedalam 50 meter tersebut, nanti jika sudah selesai akan kita bisa lebih tahu apa motif kecelakaan tunggal ini sebenarnya,” pungkasnya. (yza/deo)

Exit mobile version