Site icon SumutPos

Kasus Aktif Covid-19 Medan Tingal 2.013, Angka Sembuh Dekati Jumlah Positif

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami tren peningkatan. Bahkan hingga Selasa (13/10) sore, tercatat akumulasi dari angka penderita Covid-19 yang sembuh tersebut sudah kian mendekati dari total jumlah kasus konfirmasi positif yang didapat.

RAKOR: Gubsu Edy Rahmayadi memimpin Rakor Penanganan Covid-19 dengan pemkab/pemko secara virtual di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Selasa (13/10).

SEKRETARIS Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, berdasarkan update data yang dilakukan Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, diketahui sebanyak 134 pasien Covid-19 telah kembali dinyatakan sehat. “Saat ini jumlahnya (pasien sembuh) sudah mencapai 9.015 orang,” ujarnya.

Sementara kasus konfirmasi, lanjut Aris, meski penambahan masih tetap terjadi, jumlahnya selalu berada di bawah angka 100 perhari. Kali ini kata dia, ada 89 orang yang kembali dinyatakan positif terpapar Covid-19. “Sehingga terjadi kenaikan menjadi 11.508 orang dengan kasus konfirmasi,” jelasnya.

Sedangkan penambahan kasus penderita yang meninggal, tambah Jubir Satgas n

Penanganan Covid-19 Sumut ini, diperoleh sebanyak 7 orang lagi, sehingga menjadi kasus ke 480. Dari data tersebut, diketahui bahwa kasus aktif Covid-19 Sumut tinggal 2.013 atau turun 143 kasus dari Jumat (9/10) lalu sebanyak 2.158 kasus. “Namun angka suspek masih terus naik. Hari ini terdapat penambahan 51 orang, sehingga totalnya menjadi 972 orang,” sebutnya.

Aris menyampaikan, berdasarkan kondisi per 12 Oktober 2020, angka kematian Covid-19 di Sumut berfluktiasi cenderung menurun. Rata-rata kasus meninggal dalam 14 hari terakhir sebesar 3,50 poin atau 4,14 persen.

Kemudian untuk jenis kelamin, 64,48 persen adalah laki-laki dan 34,52 persen adalah perempuan. Sedangkan untuk kelompok umur, kasus meninggal di dominasi oleh usia 45 tahun ke atas. “Untuk usia 55-64 tahun sebesar 32,14 persen dan 65 tahun ke atas 28,96 persen,” paparnya.

Sementara, berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, jumlah kasus konfirmasi tercatat ada sebanyak 6.214 orang. Kemudian untuk kasus sembuh sebanyak 4.099 dan meninggal 270 orang. Karena itu, jumlah kasus aktif atau pasien Covid-19 yang masih dirawat ada sebanyak 1.845 orang.

Menyikapi angka perkembangan kasus Covid-19 di Sumut yang terus membaik, Gubsu Edy Rahmayadi meminta pemkab dan pemko terus melakukan sosialisasi protokol kesehatan dan menjalankan peraturan kepala daerah (Perkada) di daerah masing-masing. Hal itu disampaikan Gubsu Edy Rahmayadi saat memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 dengan pemkab dan pemko secara virtual di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (13/10). Turut hadir Kadis Kominfo Sumut Irman Oemar, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit dan Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut Arsyad Lubis.

“Yang perlu ditekankan bupati dan wali kota kepada rakyatnya adalah, terus lakukan edukasi, sosialisasi dan berlakukan peraturan kepala daerah di masing-masing kabupaten/kota,” kata Edy.

Untuk itu, Edy mengharapkan pemkab dan pemko segera menyampaikan segala keperluan atau kebutuhan dalam penanganan Covid-19 kepada Satgas Penanganan Covid-19 Sumut. Sehingga dapat segera ditindaklanjuti apa keperluan kabupaten/kota tersebut. “Apabila ada kesulitan atau hal-hal yang tidak bisa dilakukan kabupaten/kota, informasikan kepada Satgas Provinsi, kami akan turun. Keperluannya apa akan kami tindaklanjuti karena semua ini rakyat kita,” katanya.

Gubsu juga kembali menegaskan, pemkab dan pemko untuk terus menegakkan protokol kesehatan dengan masif. Terutama kepada daerah-daerah yang statusnya masuk di zona merah atau berisiko tinggi seperti Sibolga, Tebing Tinggi, Tapanuli Selatan dan Tanjungbalai. “Paling penting tegakkan protokol kesehatan dengan masif,” katanya.

Edy juga mengimbau kepada kepala daerah atau pejabat sementara daerah yang menyelenggarakan Pilkada serentak agar selalu melakukan upaya agar Pilkada serentak tidak menjadi klaster penularan Covid-19. Karena penyelenggaraan Pilkada pada masa pandemi sudah ada aturannya. “Tolong dimonitor kegiatan Pilkada di daerah masing-masing. Bersama-sama kita melakukan upaya, tidak ada alasan Pilkada menjadi klaster karena sudah ada aturan pelaksanaannya,” pinta Edy.

Selain itu, lantaran saat ini sudah masuk musim hujan, Gubernur mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk menyiapkan mitigasi bencana, serta segera berkoordinasi dengan Pemprov Sumut apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. “Informasikan kepada saya baik itu banjir, longsor atau apapun yang membuat rakyat kita susah,” katanya.

Bupati Batubara Zahir melaporkan pihaknya sudah melakukan penanganan Covid-19 dengan maksimal. Zahir mengatakan saat ini di setiap desa di Batubara sudah memiliki ruang karantina. “Di setiap desa ada ruang karantina,” ujar Zahir.

Sementara itu, Bupati Dairi Eddy Keleng Brutu mengatakan pihaknya akan mengantisipasi Pilkada serentak yang akan diadakan di daerah tetangganya yakni Pakpak Bharat. “Kami strategi melakukan pengelolaan risiko, karena ada risiko klaster Pilkada di daerah tetangga. Kami coba antisipasi sehingga Pilkada itu tidak mengakibatkan peningkatan kasus di Dairi,” kata Eddy.

Belum Butuh Kamar Hotel

Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tampaknya belum butuh kamar hotel untuk ruang isolasi bagi orang tanpa gejala (OTG) atau pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Pasalnya, dari 1.000 kamar atau ruang isolasi yang disiapkan di seluruh Sumut, yang terpakai masih 150 kamar.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, ruang isolasi di luar hotel yang telah disiapkan sebelumnya, masih sangat memadai untuk digunakan pasien OTG di sejumlah daerah, terkhusus pada wilayah Medan, Binjai, dan Deliserdang (Mebidang).

“Saat ini kita masih punya 1.000 kamar (sebagai ruang isolasi) yang disiapkan, tapi baru terpakai 150 kamar. Yang lain terbagi di Mebidang, ada di Nias sebanyak 320 kamar tetapi tinggal 92 orang (yang memakai). Lalu kita buka hari ini di Madina, karena Madina sudah terpapar sampai 182 orang. Mereka buka hotel di sana untuk mengisolasi orang-orang yang terpapar virus,” kata Edy Rahmayadi menjawab wartawan di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Selasa (13/10).

Edy mengaku belum dapat menyebut hotel mana saja yang dipilih guna menampung pasien OTG Covid ini, mengingat perkembangan data orang terpapar Corona setiap hari sangat dinamis. “Dia terus berjalan. Ada yang sembuh, ada yang terpapar. Intinya adalah 3T; testing, tracing, dan treatment. Tracing ini adalah tugasnya terus mencari orang-orang yang terpapar,” katanya.

Mengenai koordinasi dengan kabupaten/kota untuk menampung pasien OTG covid pada lokasi isolasi, Gubsu Edy menyebut akan dilakukan upaya jemput bola oleh tim satgas. “Begitu kabupaten/kota sulit mengendalikan, kita berangkatkan dari sini (Medan) untuk menguasai posko di kabupaten dan kota. Contohnya Nias, kesulitan di sana menanganinya kita berangkatkan dari sini,” tuturnya.

Kemudian disinggung ihwal penyekatan di Kepulauan Nias, ia mengatakan masih terus dilakukan sampai 20 Oktober mendatang. Padahal sebelumnya, penyekatan hanya diperpanjang sampai 14 Oktober 2020. “Tanggal 20 (penyekatan Nias) selesai, mengingat masih banyaknya pesawat yang mengangkut orang dari Jakarta dan Medan. Kapal ada yang dari Padang, ada yang dari Sibolga. Ini yang belum kita putus, kita takut yang dari luar ke dalam. Kita sekarang bisa isolasi yang di dalam, tapi yang dari luar kan begitu sulit,” katanya.

Tak hanya di Nias dan Madina, arus orang menuju Kabupaten Samosir juga akan diperketat oleh satgas provinsi. Sebab pada Senin (12/10), ditemukan sebanyak 14 orang kasus konfirmasi positif Covid-19 swab PCR berstatus OTG. “Inilah Samosir termasuk (akan diperketat). Hari ini sekolahan saya baru tau, ada yang dibuka. Ada juga buka pariwisata. Untuk itu kita ketatkan penyekatannya. Kita tak tutup pariwisata karena kasihan rakyat gerakan ekonominya (terganggu), tetapi kita akan ketatkan penyekatan orang-orang dari luar ke dalam,” pungkasnya.

Samosir Juga Diperketat

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Arsyad Lubis sebelumnya menyampaikan, dari koordinasi pihaknya Pjs Bupati Samosir, Lasro Marbun, Pemkab Samosir akan melakukan 3 hal pengetatan di Samosir yang akan resmi diberlakukan mulai hari ini. Tujuannya, kata dia, untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di Samosir. “Untuk tidak ada lagi pertambahan kasus di sana. Kita sangat bangga dengan Samosir selama ini karena statusnya hijau,” kata Arsyad.

Adapun 3 hal pengetatan itu, yakni pertama peniadaan proses belajar mengajar di sekolah atau kembali ke sistem belajar dari rumah secara online (daring). “Yang sebelumnya tatap muka, mulai besok ditutup,” katanya.

Kedua, melakukan pemeriksaan kesehatan kepada setiap pengunjung yang masuk ke Samosir di pintu-pintu masuk. “Bukan wisata ditutup, tapi diperketat. Pengunjung di rapid test, diukur suhunya dan wajib menerapkan protokol kesehatan,” sebutnya.

Ketiga, kegiatan seperti pesta adat, budaya dan keagamaan akan dibatasi. “Artinya bukan kita larang, tapi ada pembatasan jumlah orang dan durasi waktu,” kata dia.

Ditambahkannya, ke-14 orang pasien positif Covid-19 di Samosir itu, diantaranya terdiri dari 4 petugas kesehatan, 2 bidang, 1 analisis dan 1 petugas isolasi. “Dan sampai hari ini tidak ada pertambahan kasus, masih 14 orang,” ungkap Arsyad.

Pihaknya, sebut Arsyad lagi, terus memantau perkembangan Corona di Samosir. Sejumlah bantuan alat pelindung diri (APD) sudah dikirimkan sebelumnya. Satgas berharap Samosir tetap aman dari covid. “Harus, protokol kesehatan harus disiplin diterapkan, yakni dengan selalu pakai masker, rajin cuci tangan pakai air dan sabun, jaga jarak dan hindari kerumunan serta perkuat imunitas,” pungkasnya. (ris/prn)

Exit mobile version