Site icon SumutPos

Dihebohkan Sesat, Ketua Gafatar DS Mengundurkan Diri

Foto: Hulman/PM Ketua Gafatar DPK Deliserdang, Muhammad Indra (kiri), mendatangi Kantor Kesbang Deliserdang, menyatakan pengunduran dirinya dari Gafatar, pasca heboh soal Gafatar sesat.
Foto: Hulman/PM
Ketua Gafatar DPK Deliserdang, Muhammad Indra (kiri), mendatangi Kantor Kesbang Deliserdang, menyatakan pengunduran dirinya dari Gafatar, pasca heboh soal Gafatar sesat.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Heboh Gafatar disebut-sebut sesat di sejumlah media tanah air, Mantan Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota (DPK) Deli Serdang Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Muhammad Indra didampingi Sekretaris Ireansyah Rahim mendatangi kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Deli Serdang, Kamis (14/1) siang. Kedatangan Indra untuk menyatakan pengunduran dirinya dari kepengurusan Gafatar.

Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Antar Lembaga Kesbang Deli Serdang Drs Marwan didampingi Staf Nora Lelirita kepada wartawan membenarkan kedatangan mantan Ketua Gafatar Deli Serdang itu.

“Muhammad Indra menyatakan mengundurkan diri dari Gafatar karena ada pekerjaan lebih penting yang akan dikerjakan dan mengaku hidupnya sudah normal. Kami memberikan masukan jika memang mengundurkan diri agar dibuat surat pengunduran diri dari Gafatar,” sebut Marwan.

Masih menurut Marwan, Gafatar ada di Deli Serdang sejak tahun 2011 lalu dengan kepengurusan Muhammad Indra sebagai ketua, Irwansyah Rahim sebagai sekretaris dan Fristiwati sebagai bendahara dengan alamat sekretariat di Jalan Antara Dusun V, Desa Bakaran Batu Kecamatan Lubuk Pakam.

“Keberadaan Gafatar di Deli Serdang masa kepengurusan Muhammad Indra sebagai ketua sudah terdaftar di Kesbang Deli Serdang sesuai Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Nomor : 220/17/BKB/XI/2011 tanggal 7 Nopember 2011 ditandatangani Kepala Badan Kesbang Deli Serdang yang saat itu dijabat Eddy Azwar,” ujarnya
Namun sejak tahun 2015 lanjut Marwan, terjadi pergantian Ketua Gafatar DPK Deli Serdang dari Muhammad Indra kepada Sutrisno yang sebelumnya anggota Gafatar dengan sekretariat di Jalan Pembangunan Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam. Pada 26 Januari 2015, Sutrisno pernah melayangkan surat No : 007/SKP/D0803/DPK/5/2015 kepada Kesbang Linmas untuk melakukan audiensi dengan Bupati Deli Serdang, Ashari Tambunan.

“Tujuan audiensi untuk membicarakan kegiatan Gafatar yang akan melakukan kegiatan donor darah, penanaman pohon dan gotong royong,” sebut Marwan.

Selama kepengurusan Sutrisno, PNS guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Galang itu, sejumlah kegiatan pun dilakukan Gafatar DPK Deli Serdang yaitu donor darah di kantor sekretariat, penanaman pohon dan gotong royong di desa-desa. Meskipun Gafatar masa kepengurusan Sutrisno sudah melakukan audiensi dengan Bupati Deli Serdang, namun Kesbang Deli Serdang belum mengeluarkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT). “Jumlah anggota Gafatar berkisar puluhan orang dan hanya satu PNS yakni Sutrisno,” tandasnya.

TARIK SIMPATI DENGAN BAKSOS
Tenyata aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sudah berdiri di Kota Binjai dari tahun 2013. Bahkan kegiata-kegiatan yang mereka lakukan juga sering diupload ke media sosial, seperti facebook. Dalam akun facebook mereka, Gafatar DPK Binjai (Binfokom) pernah melakukan kegiatan donor darah, pengembangan usaha peternakan lele, hingga membantu korban erupsi Sinabung.
Tak hanya itu, Gafatar Binjai juga sering menggelar kegiatan dengan Pemko Binjai. Sebab dalam kegiatan mereka sering menggandeng pihak pemerintahan. Hal ini terlihat seringnya beberapa pejabat Binjai melakukan kegiatan bersama dengan Gafatar, seperti Sekda Binjai Elyuzar yang tampak dalam foto kegiatan mereka. Tidak hanya itu, dalam akun facebook itu, mereka juga pernah menggelar Bakti Sosial (Baksos) dengan wakil Walikota Binjai Timbas Tarigan di Jalan Danau Tempe awal tahun 2014.

Gafatar Binjai juga pernah melakukan audiensi dengan Waikota Binjai dan dengan kantor kecamatan di Binjai. Kabag Humas Pemko Binjai Hendrik Tambunan yang dikonfirmasi mengaku tidak mengatahui tentang gerakan Gafatar tersebut. Namun, ketika dibilang Gafatar sering menggelar baksos dengan pemko dan pernah beraudiensi dengan Walikota Binjai HM Idaham. Hendrik pun mencari tahu tentang kebenaran tersebut. “Bentar dulu ya, biar saya cari info, setahu saya siapa saja bisa beraudiensi,” ucapnya.

Hendrik pun langsung menghubungi bagian Kesbagpolinmas. Setelah dikonfirmasi, ternyata Gafatar sudah ada sejak tahun 2013 aktif dalam kegiatan sosial. Namun sampai saat ini Ormas tersebut belum terdaftar di Kesbagpolinmas Binjai. “Belum terdaftar Ormas ini, dan sekarang mereka (Gafatar) masih dalam pengawasan polisi,” ucapnya.

Ditemui di lokasi terpisah, Ketua Majelis Ulama (MUI) Kota Binjai DR HM Jamil, MA mengaku terkejut adanya warga Binjai yang menghilang karena bergabung dengan Gafatar.

Karena itu, dia sangat menyesalkan aliran yang dianilai sesat itu exis di Kota Rambutan. Karena itu dia berharap pihak keluarga bisa memberikan nasehat dan pengikutnya untuk bertobat dan kembali ke ajaran Islam yang benar. Karena itu dia minta warga waspada. Dalam menarik simpati masyarakat, Gafatar sering melakukan kegiatan sosial. “Waspada dengan ciri-ciri mereka dan terus kita ingatkan, agar tidak dapat terpengaruh,” ucapnya, Kamis (14/1). Dalam aliran mereka Gafatar mengangap Ahmad Musadek pimpinan mereka sebagai utusan Tuhan. Dalam ajaran mereka tidak mewajibkan shalat dan puasa. “Bagi Yang bukan kelompok mereka akan dianggap kafir dan gerakannya mirip dengan NII. Aliran ini selalu mengamalkan taqiyah (menyembunyikan keyakinan yang sebenarnya),” jelasnya.

Sekedar mengingatkan, keberadaan Gafatar di Binjai terkuak pasca pasangan suami istri yang berstatus PNS menghilang dan bergabung dengan Gafatar di daerah Ketapang, Kalimantan Barat. Fahmi Tanjung dan istrinya Yanti boru Sitompul adalah nama pasutri itu. Mereka juga membawa kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.(man/bam/deo)

Exit mobile version