Site icon SumutPos

Tolong Ibu, Aku Jangan Dipasung Lagi…

Foto: New Tapanuli/SPG
Mustina Sinaga mengintip dari dalam gubuk. Dia dipasung orangtuanya karena diduga memiliki sakit kejiwaan.

Setelah melahirkan seorang anak, Mustina Sinaga yang merupakan tamatan Madrasyah Aliyah Negeri Barus Tapteng mulai mengalami perubahan. Mentalnya mulai terganggu.

—–

“Setelah 20 hari melahirkan anak pertamanya, ada masalah dalam rumah tangga mereka. Suaminya pergi kerja satu harian tidak pulang-pulang tanpa memberi kabar dan pesan. Hal itu membuat Mustina terpukul mentalnya. Dari situlah awalnya Mustina tidak sadarkan diri,” terang Ompung Parulian.

Melihat kondisi tersebut, Mustina sempat dibawa berobat dan sehat kembali. Menyusul pulangnya kembali suami Mustina. Dan, setelah melahirkan anak keduanya, penyakit Mustina kambuh kembali dan kelakuannya menjadi aneh. Terkadang, Mustina mau memaki orang, jalan-jalan ke kampung tetangga hingga bermalam di rumah orang lain.

“Karena takut terjadi yang tidak diinginkan, maka keluarganya, termasuk orangtuanya mengurung Mustina,” tambah Ompung Parulian.

Melihat kondisi Mustina yang ‘semakin parah’, sang suami pun pergi meninggalkannya dan membawa kedua anak mereka.

“Kondisi itulah yang membuat Mustina semakin terpukul, tidak bisa ketemu dengan kedua anaknya. Karena kedua orangtua Mustina adalah orang miskin, tidak sanggup membawa berobat ke rumah sakit jiwa, salah satu cara mereka adalah dengan mengurungnya dalam ruangan kecil itu. Kedua orangtua Mustina sangat mengharapkan dukungan dari dermawan yang mau membawa putri pertamanya berobat ke rumah sakit jiwa,” jelas Ompung Parulian.

Namun, sekian waktu tak ada perubahan. Mustina tetap dipasung di lokasi sepi, jauh dari pemukiman. Mustina pun berulangkali memelas kepada ibunya, dan sepertinya trauma ketika dipasung dan dikurung di persawahan karena dugaan penyakit jiwa yang dialaminya selama hampir satu tahun.

Akhirnya, berkat pemberitaan di koran grup ini, Mustina dilepaskan dari pasungan. Tepatnya, Senin (13/11) sore. Proses pelepasan ibu dua orang anak itu terjadi setelah pihak Pemkab Tapteng melalui Camat Andam Dewi Agusman Simajuntak dan pihak puskesmas setempat dan Kepala BKIA Sri Handayani AmKeb memantau dan menjamini keamanan jiwa Mustina.

Detik-detik pelepasan Mustina pun berlangsung haru. Sebab, mereka kebingungan bagaimana membukanya, karena kunci gembok kurungan Mustina sudah dibuang, agar jangan ada yang melepaskannya.

Dengan kesepakatan aparatur kecamatan didampingi Ompung Parulian Simatupang selaku pemerhati di daerah itu, diputuskanlah untuk membongkar gembok kurungan Mustina.

Setelah gembok terbuka, Mustina segera meraung-raung memeluk ibunya, Kamma br Manullang. Ibu berparas cantik itu memohon agar dirinya jangan dikurung dan dipasung lagi, karena dirinya tidak gila dan tidak sakit.

“Tolong Ibu, aku jangan dikurung dan dipasung lagi. Sakit dipasung, Ibu. Mohon, Ibu. Aku jangan dipasung lagi karena aku tidak gila, Ibu,” pintanya berkali-kali sambil memeluk erat ibunya. Peristiwa itupun membuat warga dan aparat kecamatan terharu hingga air mata mereka jatuh.

Menurut keterangan Ompung Parulian Simatupang kepada wartawan, setelah melakukan pemeriksaan awal oleh dokter puskesmas, dr Maruli Silalahi, korban bisa dijamin tidak melakukan tindakan di luar normalnya, dengan catatan korban mau makan obat serta tidak memancing emosi dan mengejeknya.

Ompung Parulian pun menambahkan, jika dalam pengobatan pihak rumah sakit merujuk ke Rumah Sakit Jiwa di Medan, pihak Pemkab Tapteng sudah siap untuk menanggulanginya. Dan, sore Senin lalu sudah selesai semua berkas dan identitas korban dikerjakan Camat Andam Dewi, karena selama ini korban tidak memiliki KTP, Kartu Keluarga dan Kartu Miskin.

Diakuinya, begitu korban meminum obat yang diberikan dokter, kondisi Mustina nyaman dan bisa diajak cerita dengan baik. Bahkan, ia bisa mengingat kedua anaknya, Sahira (5) dan Gilang Atmaja (3). Ia mengaku rindu untuk bertemu kedua belahan jiwanya itu, karena sudah hampir setahun mereka terpisah, karena dibawa suaminya. (ts/ara/spg)

Exit mobile version