Site icon SumutPos

Dua Turis Belanda Tersesat di Hutan Samosir

Dua turis Belanda yang tersesat, setelah ditemukan polisi dibantu penduduk setempat.
Dua turis Belanda yang tersesat, setelah ditemukan polisi dibantu penduduk setempat.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bermaksud melakukan petualangan alam di hutan Pulau Samosir, 2 turis Belanda malah tersesat dan hilang, Jumat (12/6). Namun, berkat penelusuran, tim Polres Samosir, berhasil menemukan Bas Frietman (26) dan istrinya, Eline M. Gremmen (25), Sabtu (13/6).

Dibeber Kapolres Samosir, AKBP Eko Suprihanto, kedua turis tersebut tiba di Pangururan, Kamis (11/6) sekitar pukul 17.00 dan menginap di Hotel Wisata Pangururan. Keeseokan harinya, Jumat (12/6), kedua pasangan ini berencana menuju tempat wisata Danau Sidihoni. Danau ini terletak di Kecamatan Ronggurnihuta, berupa sebuah danau di tengah Pulau Samosir yang sering disebut dengan danau di atas danau.

Setelah bertanya dengan resepsionis hotel dimana tempat danau Sidihoni tersebut, maka kedua turis itu berangkat dengan berjalan kaki dari hotel pada pukul 08.00 Wib. Setelah menempuh waktu kurang lebih dua jam perjalanan, pada pukul 10.50, kedua turis tiba di Danau Sidihoni. Setelah menikmati keindahan danau mereka selanjutnya terus berjalan ke arah barat laut hingga tiba di Desa Partungkoan pada pukul 15.00 WIB.

Saat itu mereka sempat bertemu dengan salah satu pemilik losmen yang biasa disinggahi turis asing (Losmen John). Mereka ditawarkan apakah mau bermalam, namun mereka ternyata ingin melanjutkan perjalanan menuju Ambarita dengan berjalan kaki. Mereka berpikir, dengan berjalan cepat, maka dalam waktu 2-3 jam kemudian (sebelum malam tiba) mereka akan sampai.

Namun situasi di lapangan berkata lain. Dengan hanya berbekal peta kecil di tangan, mereka berjalan menyusuri jalan setapak hingga akhirnya terjebak di tengah hutan lindung (hutan register 40), di perbatasan antara Desa Partongkuan dan Desa Parbaba Dolok.

Mereka pun panik karena tidak ada cahaya apapun di sekeliling mereka sementara kegelapan mulai menyelimuti mereka. Maksud hati ingin melanjutkan perjalanan namun mereka takut tersesat sedangkan untuk kembali ke jalan semula sudah terlalu jauh. Di tengah kebingungan, mereka pun mencoba menghubungi kedutaan Belanda, dan mengatakan bahwa mereka tersesat di tengah hutan di pulau Samosir.

“Saat itu pukul 21.00, saya baru saja kembali dari aktifitas dan di kantor menerima telepon dari Kedutaan Belanda yang menginformasikan bahwa ada dua orang warga negaranya yang tersesat di pulau Samosir,” jelas AKBP Eko.

Sejurus kemudian telepon kembali berdering, kali ini dari Atase Polri di Belanda yang juga menginformasikan berita tersesatnya dua orang warga negara Belanda. Tak lupa diinformasikan nomor telepon genggam Frietman. Walaupun menggunakan nomor telepon dari negeri Belanda (+31) namun masih aktif dan bisa dihubungi. Akhirnya dikirikam SMS dan berbalas. Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, sang turis menjelaskan tentang posisinya. Namun dia juga tidak tahu pasti posisinya, hanya sedikit menjelaskan bahwa dia sudah 3 jam lalu berjalan dari simpang Partungkoan.

Berbekal informasi tersebut, AKBP Eko membentuk dua tim untuk mencari. Meski sudah pukul 22.00, 15 personel dengan menggunakan dua buah mobil dan dua sepeda motor mencoba bergerak ke Kecamatan Ronggurnihuta dan dari situ akan berlanjut ke desa Partungkoan. Selain itu Kapolres juga memerintahkan seluruh jajaran Polsek dan satuan-satuan fungsi lainnya untuk melakukan patroli dan menyisir daerah-daerah yang diperkirakan dilalui oleh kedua turis tersebut.

Sekitar pukul 23.00, tim 1 yang dipimpin Kasat Reskrim sudah mendekati sasaran di Desa Partungkoan. Namun karena beratnya medan yang dilalui, mobil yang ditumpangi Kasat Reskrim pecah ban dan terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki di tengah kegelapan malam.

Sementara itu Tim 2 yang dipimpin langsung oleh Kapolres mencoba menyisir ke arah berlawanan melalui jalur Desa Perbaba Dolok untuk mencoba mendekati lokasi kedua turis. Di tengah perjalanan, anggota Tim 2 berpencar. Dengan berbekal sepeda motor Kapolsek Pangururan bersama satu orang anggota menuju desa Partongkoan melalui simpang Polma.Dari simpang ini Kapolsek dapat langsung menuju ke desa Salaon Toba, Salaon Tonga dan Salaon Dolok yang langsung tembus hingga desa Partongkuan. Namun ternyata medan yang dilalui baik oleh Kapolres maupun Kapolsek cukup berat sehingga setelah mencoba berjalan kaki dan sedapat mungkin berteriak memanggil turis itu.

Tapi, semua tim pencari dari Polres belum menemukan hasil. Saat itu waktu sudah Sabtu (13/6) pukul 02.00 dan terpaksa rombongan kembali ke Mapolres. Sementara Kapolsek dan anggotanya memutuskan bermalam di rumah kepala Desa Partongkuan dan Kasat Reskrim beserta timnya bermalam di salah satu rumah penduduk di Desa Partongkuan.

Foto: Gibson/PM
Kapolres Samosir, AKBP Eko Suprianto bersama kedua turis Belanda yang tersesat, sesaat setelah diselamatkan.

Kapolres pun pada pukul 04.00 Wib dini hari melaporkan kegiatan penyelamatan tersebut kepada Kapolda Sumut dan melaporkan pula bahwa kedua turis belum diketemukan namun pencarian akan dilanjutkan keesokan harinya. “Kami sempat bermalam karena medan tidak mendukung,” ujarnya via seluler.

“Sekitar pukul 07.30, setelah beristirahat kurang lebih dua jam, kami melanjutkan pencarian. Kali ini tim yang dilibatkan lebih besar, yaitu dengan memanfaatkan sinergi polisional dengan melibatkan masyarakat setempat, Dinas Kehutanan Kabupaten Samosir, Tim SAR dari BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) serta anggota Polres Samosir,” jelas AKBP Eko lagi.

Setelah menempuh perjalanan dan melalui jalan berbatu dan tanah berlumpur sampailah pada persimpangan jalan arah menuju Desa Parbaba dan Desa Parmonangan Kecamatan Simanindo. Kemudian, Kapolres berhenti dan mencoba menghubungi kedua turis, namun ternyata signal sulit untuk telepon ataupun berkirim SMS.

Namun, AKBP Eko ingat kalau turis pernah mengrim SMS, mereka sudah tiba di suatu persimpangan dan mereka berjalan mengambil jalan sebelah kiri. Selanjutnya petugas memacu kendaraannya ke kiri. Setelah berkendara kurang lebih satu jam dengan menerobos semak belukar di tengah-tengah hutan, maka mereka pun menemukan kedua turis yang terduduk lemas di tanah.

Kedua turis itu pun langsung dibawa dengan dibonceng pada motor trail dan berusaha dibawa ke tempat yang aman. Tak lama kemudian satu truk Dalmas yang berisi anggota Polres Samosir dan masyarakat berpapasan oleh rombongan Kapolres yang membonceng kedua turis. Selanjutnya kedua turis berpindah naik ke truk Dalmas dan mereka semuanya bergerak menuju ke Mapolres Samosir.

“Kita bentuk tim untuk melakukan penyelamatan. Dan, kita juga berkordinasi dengan masyarakat setempat,” bebernya, Sabtu (13/6) sore. Dikatakannya, setelah menyelamatkan kedua turis, kita berikan mereka masukan dan tetap berkordinasi dengan Polisi dan masyarakat. “Kita tetap menjaga wilayah hukum kita,” pungkas mantan Kasubdit Provost Poldasu itu.(gib/trg)

Exit mobile version