Site icon SumutPos

Ditemukan Kuitansi di Ruang Ajudan OK Arya

Foto: SUTAN SIREGAR/SIREGAR
Petugas KPK membawa koper berisi berkas keluar dari Showroom Ada jadi mobil di Jalan Guru Patimpus Medan, Jumat (15/9). Penggeledahan tersebut dalam rangka pengembangan kasus OTT yang melibatkan Bupati Batubara OK Arya Zulkarnaen.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di Kantor Bupati Batubara, rumah dinas bupati, dan showroom Ada Jadi Mobil di Jalan Gatot Subroto Medan, Jumat (15/9). Penggeledahan ini buntut dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK terhadap Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain dan beberapa rekannya pada Rabu (13/9) lalu.

Pantauan Sumut Pos di kantor Bupati Batubara, Jumat (15/9) siang pukul 14.15 WIB, hampir setengah jam lebih delapan penyidik KPK berputar-putar mengelilingi pintu ruang kerja Bupati Batubara. Mereka kesulitan untuk masuk ke ruang kerja tersebut. Pasalnya, tak satupun kunci yang dipegang personel Satpol PP cocok ke lubang kunci pintu ruang kerja OK Arya itu.

Setelah menunggu beberapa puluh menit, barulah seorang petugas kebersihan membawa kunci duplikat bercorak khas Melayu pesisir. Sekira pukul 15.15 WIB, baru petugas dapat memasuki ruang kerja bupati dua periode itu. Selama melakukan penggeledahan, penyidik KPK mendapat pengawalan personel Dit Sabhara Poldasu, AKP J Hutajulu. Sekitar 2 jam 15 menit mereka melakukan penggeledahan di ruang kerja OK Arya.

Tepat pukul 16.30 WIB, baru seorang penyidik membuka pintu. Dia keluar membawa koper ukuran besar dan langsung memasukkannya ke bagian belakang mobil Innova warna hitam BK 1532 ZM  bertuliskan angka 01 pada bagian depan kaca mobil. Berselang tiga menit, tujuh penyidik KPK lainnya keluar menjinjing koper ukuran sedang, langsung menuju mobil Innova berwarna putih BK 1265 IK warna putih bertuliskan 05.

Kemudian, penyidik KPK menuju rumah dinas bupati di kawasan perkebunan PTPN 4, Desa Tanah Hitam Hulu, Kecamatan Limapuluh. Pantauan Sumut Pos, penyidik tiba di rumah dinas bupati sekira pukul 16.45 WIB. Mereka langsung meminta Satpol PP membuka pintu bagian depan yang disegel KPK. Penyidik langsung menuju kamar tidur dan ruang kerja pribadi bupati.

Berkutat hampir 1 jam 45 menit di ruang kerja bupati, tim KPK kemudian mengarah ke ruang ajudan rumah tangga bupati bernama Agus Salim. Dari amatan Sumut Pos, Tim KPK menemukan sejumlah kwitansi, bukti transfern, dan surat surat penting lainnya.

Selain menggeledah Kantor Bupati dan rumah dinas, di saat bersamaan enam personel KPK lainnya melakukan pemeriksa dan pengambilan dokumen penting lainya di ruang kerja Kadis PU PR di Desa Gambus Laut, Kecamatan Limapuluh. Hingga berita ini dikirim ke redaksi, Tim KPK masih melakukan pemeriksaan dan penggeledahan di rumah dinas. Mereka menggeledah ruangan di bagian pojok belakang, tempat yang biasanya di diami Agus Salim, staf urusan rumah tangga rumah dinas Bupati Batubara.

Selain di Batubara, penyidik KPK juga menggeledah showroom Ada Jadi Mobil di Jalan Gatot Subroto, Medan, Jumat (15/9) siang. Petugas KPK tiba di depan showroom milik Sujendi Tarsono alis Ayen tersebut sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka datang mengendarai tiga mobil yakni Innova silver BK 1293 JG, Innova hitam BK 1656 IQ dan Innova Hitam BL 618 AR. Begitu tiba, para petugas langsung masuk menuju bagian belakang gedung kemudian naik ke lantai dua.

Foto: SUTAN SIREGAR/SIREGAR
Petugas KPK membawa koper berisi berkas keluar dari Showroom Ada Jadi Mobil, di Jalan Guru Patimpus Medan, Jumat (15/9). Penggeledahan tersebut dalam rangka pengembangan kasus OTT yang melibatkan Bupati Batubara OK Arya Zulkarnaen.

Mereka mendapat pengawalan ketat dari personel Brimob bersenjata. Tentu saja, showroom yang saat itu tengah buka, menjadi perhatian warga yang melintas. Tak lama, setelah petugas KPK masuk sekira pukul 12.00 WIB, tempat penjualan mobil bekas dan baru itu kemudian ditutup.

Tak banyak informasi yang didapat terkait penggeledahan itu. Namun, berdasarkan keterangan salah seorang personel polisi yang tak mau disebut namanya, KPK sedang mencari dokumen-dokumen terkait penitipan uang kepada Ayen dari OK Arya.

Tepat pukul 18.12 WIB, sejumlah petugas KPK keluar dari dalam gedung itu. Mereka membawa dua koper dan satu kotak kardus dari dalam showroom tersebut. Seperti biasa, memakai masker wajah dan tak mau banyak bicara, petugas lembaga anti rasuah ini membawa dua koper dan satu kardus berkas. Mereka pergi meninggalkan gedung tersebut dengan tiga unit mobil, satu Innova dan dua Avanza dua belas orang ditotal menaiki mobil tersebut.

Sebelumnya, sempat juga personel itu marah kepada wartawan yang mengabadikan kerja mereka. Bahkan, pintu besi showroom Ada Jadi Mobil dibanting. “Ngapain kalian ikut-ikuti kami,” kata petugas KPK yang tak diketahui namanya itu.

Namun, petugas KPK itu sempat mau berbincang dengan awak media terkait penggeledahan tersebut. Mereka katanya menyegel ruang kerja pemilik showroom Ada Jadi Mobil untuk kepentingan penyidikan. “Ruangannya kita disegel,” ungkapnya.

Diketahui, pemilik Ada Jadi Mobil, Ayen juga ditangkap dan dibawa ke Jakarta. Dia ditangkap selanjutnya setelah KPK menangkap OK Arya di Kantor Bupati Batubara, Rabu (13/9) lalu. Menurut informasi, OK Arya menitipkan uang kepada Ayen.

Menurut Andi, juru parkir yang ditemui di depan showroom Ada Jadi Mobil, ini merupakan kedua kalinya menggeledah showroom yang persis berada di depan Tugu Guru Patimpus. Sebelumnya pada Rabu (13/9), petugas KPK juga sudah datang. “Hari Rabu kemarin, petugas KPK juga datang sore hari, tapi tidak ada yang tau, sebab mereka berpakaian seperti biasa. Petugas itu keluar membawa beberapa tas. Saya melihat petugas keuangan showroom itu juga ikut dibawa KPK,” ujar Andi kepada Sumut Pos.

Andi menjelaskan, showroom berlantai tiga tersebut memang milik Ayen. Lantai satu dijadikan sebagai showroom, sedangkan Ayen tinggal di lantai dua dan tiga. “Setelah Ayen ditangkap KPK, showroom itu tetap buka. Bahkan, tadi juga masih buka dan ditutup setelah petugas KPK datang,” tambahnya.

Diduga, itu menjadi modus yang dilakukan OK Arya untuk menyembunyikan sejumlah uang suap yang dia terima terkait proyek-proyek yang ada di Kabupaten Batubara. (mag-6/dvs/adz)

Exit mobile version