Site icon SumutPos

Biarpun Sulit, 4 Jasad Korban Innova Terjun ke Jurang Berhasil Ditemukan di Pakpak Bharat

PAKPAK BHARAT, SUMUTPOS.CO – Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian para korban mobil Innova maut yang terjun di Dusun Buluh Didi, Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jahe, Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara.

EVAKUASI: Tim SAR gabungan saat mengevakuasi jasad korban mobil Innova yang terjun ke jurang di Kabupaten Pakpak Bharat.

Petugas SAR gabungan mengalami kesulitan untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi korban, dengan medan yang ekstrem dan terjal dengan ke dalaman jurang mencapai 50 meter.

“Sudah empat korban ditemukan dan tiga korban masih terus dalam pencarian,” ucap Sariman Sitorus saat dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (16/12) siang.

Tim SAR gabungan berhasil menemukan dan mengevakuasi 4 jasad korban itu. Jasad pertama ditemukan, Senin petang, 13 Desember 2021, sekitar pukul 18.00 WIB. Jasad kedua ditemukan, Selasa pagi, 14 Desember 2021, sekitar pukul 09.00 WIB dan jasad ketiga di hari yang sama, sekitar pukul 13.30 WIB. Jasad terakhir, Kamis pagi, 16 Desember 2021, sekitar pukul 09.00 WIB. Seluruh jasad ditemukan di bawa ke RSUD Subulussalam, Aceh.

“Tata Agusnianti tadi pagi ditemukan, dan sudah dievakuasi ke rumah sakit,” jelas Sariman.

Sopir Mantan Kepala Desa di Aceh

Arman Yusuf (50) supir mobil Innova yang terjun ke jurang. Ternyata mantan Kepala Desa di Provinsi Aceh. Berdasarkan data diperoleh Sumut Pos, bahwa Arman Yusuf sudah menjadi sopir mobil travel sejak 1996.

Arman pun, sempat diangkat menjadi Kepala Desa Kubu, Kecamatan Arogan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, Aceh pada tahun 2020. Namun, hanya beberapa bulan saja. Karena tidak nyaman dan tidak mau terikat menjadi Kepala Desa. Arman Yusuf memilih berhenti dan kembali menjadi sopir travel yang menjadi mata pencarian untuk untuk menafkahi keluarganya.

Arman Yusuf yang merupakan warga Desa Gampong Kubu Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, Aceh. Berhasil ditemukan dan Dievakuasi tim SAR gabungan, Selasa pagi, 14 Desember 2021, sekitar pukul 09.00 WIB.

“Informasinya kami terima seperti itu (mantan kepala desa). Memberikan keterangan itu, diluar ranah kami,” kata Sariman.

Bangkai Mobil Belum Ditemukan

Lanjut, Sariman menjelaskan bahwa operasi pencarian dan evakuasi korban mobil nahas itu, dilakukan selama 7 hari, dimulai Minggu (12/12) lalu. Setelah itu, akan dilakukan evaluasi untuk menyikapi apa operasi dilanjutkan atau tidak.

“Di hari ketujuh akan dilakukan evaluasi. Apakah dilanjutkan atau sampai di hari ketujuh saja. Dengan melihat hasil evaluasi dari pihak terlibat,” kata Sariman.

Sariman juga menceritakan kondisi lokasi kejadian dengan kemiringan 90 derajat dari jalan umum menuju permukaan air tempat mobil dengan nomor plat BL 1537 EF.

“Bergerak dari jalan menunju permukaan air ada sekitar 50 meter, arus sungai sangat deras. Penemuan, korban di lokasi 20 sampai 25 kilometer di bawah air terjun, air terjunnya cukup besar,” kata Sariman.

Kondisi air terjun dengan arus deras, Sariman mengungkapkan membuat tim SAR gabungan mengalami kesulitan dan harus ekstra berhati-hati. Bila tidak, tim akan tersedot air terjun tersebut.

“Bila mana tim, mau melakukan evakuasi di bawah air terjun. Yang ditakuti tim akan tersedot,” kata Sariman.

Tidak disampai disitu saja, Sariman menjelaskan setelah jasad korban ditemukan keadaan meninggal dunia. Tim SAR gabungan juga mengalami kesulitan untuk mengevakuasi.

“Penemuan korban, membuat tim kesulitan untuk mengevakuasi ke jalan. Melalui anak tangga yang sangat curam. Jadi, tim membawa korban ke hilir sungai 5 hingga 6 kilometer dengan kondisi yang landai dan dapat evakuasi korban untuk di bawa ke rumah sakit,” jelas Sariman.

Sariman juga mengatakan pihaknya juga mengalami kendala dan kesulitan untuk menemukan mobil nahas tersebut. Untuk proses pencarian bangkai mobil itu, Dit Samapta Polda Sumatera Utara menurunkan Fiber Scop alat mendeteksi benda di bawah permukaan air.

“Belum ditemukan (mobil), kita juga dapat bantuan dari Dit Samapta Polda Sumut dengan membawa alat Fiber scop untuk mendeteksi (benda) di bawah permukaan air. Tapi, kondisi air sangat keruh, dan arus yang kencang. Alat itu, tidak efektif digunakan dan tidak terdeteksi terkait mobil itu,” tandas Sariman.

Diberitakan sebelumnya, Kejadian mobil maut itu, terjadi pada Minggu (12/12) subuh, sekitar pukul 05.00 WIB. Di mana, saat minibus travel yang dikemudikan oleh Arman dengan membawa enam orang penumpang berangkat dari arah Subulussalam menuju Medan.

Setibanya, di lokasi tepatnya di Dusun Buluh Didi, Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jahe, Kabupaten Pakpak Bharat pengemudi mobil diduga mengantuk sehingga mobil yang dikemudikannya oleng ke kanan jalan dan masuk ke dalam jurang aliran sungai Lae Kombih. (gus)

Exit mobile version