Site icon SumutPos

Br Regar Bunuh Diri Demi Pria Beristri

Jasad korban bunuh diri.

PADANGSIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Meski usianya dengan Rahmat Sibutarbutar terpaut 23 tahun, Indah Paujiah Siregar sama sekali tak peduli. Rasa cinta benar-benar membutakan hatinya.

Terbukti, begitu mengetahui pria beristri berusia 41 tahun tersebut tidak mencintainya, cewek berusia 18 tahun ini nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kamar kosnya.

Aksi nekat cewek pemandu lagu ini sontak menghebohkan rekan-rekannya yang juga tinggal di Kafe dan Karaoke Wahana, Jalan By Pass, Desa Pudun Jae, Kec. Padangsidimpuan Batunadua, Selasa (15/8) pagi kemarin. Apalagi, bunuh diri itu dilakukan Indah sesaat setelah ditinggal pergi beli nasi goreng oleh Rahmat.

Dari hasil penyelidikan sementara polisi, motif bunuh diri ini terjadi karena sakit hati. Dimana, Indah diduga kecewa terhadap Rahmat karena ternyata cintanya bertekuk sebelah tangan.

Dugaan tersebut muncul berdasarkan analisis atas surat yang ditinggalkan korban. Dalam suratnya, cewek asal Panompuan Julu, Kec. Angkola, Tapanuli Selatan (Tapsel) ini secara blak-blakann mencurahkan isi hatinya.

Tewasnya Indah pertama kali diketahui Rahmat saat kembali dari membeli nasi. Mendapati pintu kamar terkunci dari dalam, pria yang menetap di Kampung Sipir, Kec. Padangsidimpuan Selatan, mengetuk pintu sambil memanggil korban.

Karena tak ada jawaban, ketukan dan panggilannya semakin kuat hingga menarik perhatian penghuni kos di 4 kamar lainnya. Tujuh cewek dan seorang pria pun keluar dari kamar masing-masing. Kepada Rahmat, mereka menanyakan perihal apa yang terjadi.

Usai menceritakan kegalauan Indah saat ditinggalkan sebelumnya, mereka pun mendobrak pintu. Mono, rekan kerja Indah mulai menendang pintu. Dan hanya dengan 2 tendangan, pintu pun terbuka. Seketika tatapan mereka mengarah kepada sosok tubuh yang tergantung di pintu kamar mandi.

Ya, dia adalah Indah. Lehernya terjerat kain sarung yang disambung. Meski tidak menggantung, namun cewek cantik itu dipastikan telah meninggal dunia.

“Pagi itu, dia (Rahmat) berteriak-teriak. Saya sama cewek lain berkeluaran, si Indah katanya mau bunuh diri. Pacar saya keluar berlari mendobrak pintu. Dua kali tendang yang saya lihat,” kata Dewi.

Menurut perempuan yang juga pemandu lagu di Wahana Mandiri itu, Indah mulanya bekerja di warung tuak milik Rahmat, juga berlokasi di Jalan By Pass. Seiring waktu, keduanya diam-diam menjalin hubungan khusus.

Namun belakangan, Indah berhenti kerja karena hubungan mereka mulai diketahui istri Rahmat. Selanjutnya, selama ini korban bekerja sebagai pemandu lagu atau yang saat ini biasa disebut sebagai Ladies Room.

Untuk tempat tinggalnya, Rahmat lah yang membiayai. “Dia (korban) tinggal kos dikasih si Rahmat itu,” kata Dewi, perempuan yang akrab dipanggil Wiwik.

Lanjutnya, beberapa malam sebelumnya, Rahmat dan istrinya serta korban sempat bertengkar. Selama ini, katanya, Indah menjadi wanita simpanan Rahmat.

“Dulu kan dia anggotanya istri si Rahmat. Dua Minggu ini memang si Rahmat di situ (kamar kos),” tambahnya yang tengah menunggu giliran pemeriksaan di Ruang Reserse Kriminal Polres Kota Psp, sebagai saksi.

Menurut salah seorang penanggung jawab yang ditemui di Wahana Mandiri itu, kamar kos dengan bentuk memanjang itu memang ditujukan untuk cewek pemandu lagu bagi karaoke dan kafe itu. Di Wahana Mandiri terdapat 8 ruangan karaoke, yang saban malam ramai pengunjung.

Sementara itu, Fahrur hanya bisa tertunduk mengetahui adik bungsunya telah pergi untuk selamanya. Kata Fahrur, adiknya Indah Faujiah, selama ini bekerja di toko yang berada di Pasar Sangkumpal Bonang, Kota Psp. “Dia tamat sekolah. Dulu kan dia kerjanya karena diajak orang sana (Panompuan) juga. Mulai selepas Lebaran tahun lalu,” ucapnya.

Selama itu, mereka tak pernah khawatir akan keadaan gadis memiliki tato di atas tangan kirinya itu. Namun, sekira bulan Mei, mereka mendapati kabar dari teman korban yang juga warga Panompuan, bahwa korban tidak lagi bekerja di toko semula.

Keluarga khawatir, sebab korban tidak bekerja lantas tidak pulang juga ke kampung mereka di Dusun Panompuan Julu. “Pas satu lebaran itu saja pulang, abis itu pergi lagi,” kata Fahrur.

Selanjutnya, beberapa Minggu setelah itu, mereka mendapat kabar dari kerabat mereka yang melihat Indah berada di lingkungan tempat hiburan malam Kafe dan Karaoke Wahana Mandiri.

Sontak, keluarga pun mencari tahu hingga menjemputnya agar kembali ke kampung dan hidup normal semula, sebagai gadis yang santun. “Ya karena saya juga harus bekerja, kadang tidak bisa mengontrol, dia pergi lagi,” ungkapnya lagi.

Setelah Indah lari dari rumah, sesungguhnya keluarga, khususnya Fahrur tetap mencarinya. Namun, jika sudah berada di Wahana itu, Fahrur tidak pernah mendapati adiknya. “Kalau teman-temannya bilang tidak ada di sini,” sebutnya.

Sepanjang waktu setelah pencarian itu. Mereka menduga korban sudah berada di Kota Medan. Sebab, dari menggunakan alat komunikasi media sosial, mereka mendapati jawaban, perempuan kelahiran 28 Maret 1999 itu berada di sana dan tak ingin dicari. (jpg/ras)

Exit mobile version