Site icon SumutPos

Dahlan Iskan Desak Percepatan PLTU Pangkalansusu

SUMUTPOS/TRIADI-- Dahlan Iskan menggendong seorang anak kecil di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
SUMUTPOS/TRIADI– Dahlan Iskan menggendong seorang anak kecil di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.

SUMUTPOS.CO – Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta tim teknis pengerjaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalansusu (Pkl Susu), Langkat, bergerak cepat mengatasi persoalan listrik di Sumut. Seluruh elemen diinstruksikan segera melakukan pengujian (testing) lebih dulu agar tahapan proyek bisa tuntas tepat waktu.

Masalah di Pangkalansusu memang lumayan unik. Seperti ditulis Dahlan (baca MANUFACTURING HOPE), harusnya proyek ini sudah jadi. Artinya, Sumut tidak kekurangan listrik. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Bangunan dan mesin-mesinnya PLTU Pangkalansusu sudah selesai dipasang, tapi belum bisa dicoba. Perlu listrik 6 MW untuk tes satu per satu peralatan yang sudah dipasang itu. Sumber listrik yang ada tidak sampai segitu. Hanya bisa untuk tes bagian-bagian mesin yang kecil.

“Memang perlu dilakukan pengujian. Selain mengetahui apa kendalanya, kita dapat mengevaluasi apa yang seharusnya diperbuat. Untuk itu, kita perlu kerja cepat dan tembus target,” kata Dahlan di aula PLTU Pangkalan Susu, Minggu (17/11) malam.

Dahlan menambahkan, PLTU besar di Pangkalansusu ini memang terhambat macam-macamn
Termasuk sulitnya mendapat persetujuan untuk mendirikan transmisi. Padahal sebuah pembangkit listrik membutuhkan transmisi. Kalau tidak, listrik yang dihasilkan tidak bisa dikirim ke Kota Medan.

“Tanpa transmisi itu PLTU Pangkalansusu tidak dapat listrik untuk tes dan menjalankannya. Sampai tadi malam masih 17 tiang menuju Medan yang belum bisa didirikan. Belum dapat izin pemilik tanah,” jelas Dahlan.

Tadi malam di Pangkalansusu, di depan Hamansyah Purba selaku manajer Proyek PLTU, Said selaku General Manager (GM) Induk Transmisi, Dyananto selaku GM Wilayah Sumut, serta Mr Lin dari GPACK, Dahlan berharap pertemuan tersebut mendapat gambaran persoalan yang terjadi.

Pertemuan yang diselingi perbincangan bahasa Mandarin antara Dahlan dan Mr Lin, menjadikan suasana lebih akrab. Masih dalam pertemuan tersebut, Meneg BUMN terkesan sedikit puas dengan kesiapan tim dengan deadline yang disepakati dalam beberapa item, di antaranya persoalan dermaga, water instal, water treatment, coal handling, boiler, turbin, switch yard, dan transmisi.

“Ayo, ayo apa lagi kira-kira persoalan yang dianggap penting. Kalau memang sudah bisa dites ya, lakukan saja. Untuk persoalan transmisi jika memang ada tower kita memasuki wilayah perkebunan milik BUMN segera laporkan. Bila perlu SMS atau tidak telepon saya langsung,” ajak Dahlan menyemangati penuntasan proyek.

Khusus beberapa wilayah yang dianggap sedikit sulit, terutama dalam pembebasan lahan pembangunan tower, Dahlan meminta dilakukan sebaik mungkin dan utamanya tak merugikan masyarakat.

“Jangan sampai masyarakat yang lahannya atau tanamannya kena itu merugi. Saya juga kurang setuju. Tapi jika memang ada kebijakan yang mungkin tim rasakan perlu dilakukan, ya silakan saja karena ini juga demi kepentingan banyak orang,” tegas Dahlan.

Diapun mengharapkan pemerintah daerah, baik Pemkab Langkat maupun Pemprov Sumut, harus ikut membantu dalam menyelesaikan kendala pemasangan tiang listrik untuk PLTU itu. ”Pemda harus ikut membantu. Kalau tidak ada listrik, pemda teriak-teriak,” tambahnya.

Hingga berita ini dikirimkan, pertemuan masih berlangsung antara Meneg BUMN Dahlan Iskan dengan segenap tim proyek PLTU Pangkalan Susu. Disebut-sebut, Dahlan bersama rombongan akan menginap di proyek.

Seperti diberitakan, pembangunan proyek yang terletak di areal seluas 105 hektare di Desa Tanjungpasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Langkat, sekitar 120 km dari Kota Medan, dimulai pada 2008 lalu. PLTU ini memiliki kapasitas hingga 2 x 200 Megawatt (MW). Artinya, kalau proyek ini selesai, akan menambah 25 persen dari kapasitas terpasang saat ini, yakni sekitar 1.200 MW.

Pembangunan PLTU itu dikerjakan oleh konsorsium tiga perusahaan besar yakni Guangdong Power Enginering untuk pengerjaan mechanical dan electrical, PT Nincec Multi imensi untuk pengerjaan sipil dan PT Bagus Karya untu pengerjaan supporting PLTU.

Belum rampungnya pembangunan PLTU itu juga disebabkan adanya sejumlah kendala di lapangan. Tahap awal pembangunannya PLN terganjal masalah perizinan yang terlalu lama keluar, dan masalah pembebasan lahan dengan warga sekitar. Di tahap pertengahan, salah satu kontraktor yang termasuk dalam konsorsium pembangunan PLTU justru mengalami keterlambatan pengerjaan sehingga menggangu proses pengerjaan yang lain.

Memasuki tahap akhir pembangunan PLN mengalami kendala masalah jaringan transmisi sebesar 275K-V, yang mengalami keterlambatan karena negosiasi pembebasan lahan hingga tower transmisi yang dicuri orang. (jie/ila)

Exit mobile version