Site icon SumutPos

Bencana Alam Sepanjang Tahun 2021, 1.150 Rumah Rusak dan 27 Orang Tewas

PUKUL GONG: Gubsu Edy Rahmayadi memukul gong tanda dibukanya seminar nasional Bencana dan Sumber Daya Manusia, Masa Depan Anak Bangsa.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Periode Januari hingga Desember 2021, terjadi 121 bencana alam di 31 kabupaten/kota di Provinsi Sumut. Dampaknya, 1.150 bangunan rusak akibat dihantam banjir, longsor, dan angin puting beliung.

Bukan hanya itu, seluas 88,12 hektare lahan terbakar, 74.585 rumah terendam dan 269 jiwa terpaksa mengungsi akibat banjir. Sebanyak 27 orang meninggal, 69 orang luka-luka, tiga orang hilang, dan 13,08 Km jalan mengalami kerusakan, serta 582 hektare perkebunan dan 3.662,06 hektare lahan persawahan rusak.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, Asren Nasution dalam laporannya pada Seminar Nasional Bencana dan Sumber Daya Manusia, Masa Depan Anak Bangsa, di Ballroom Hotel Santika Premiere Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis Medan, Selasa (18/1).

Menurut Asren, bencana merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup dan masa depan kesejahteraan anak bangsa, karenanya harus diurus bersama. “Jadi, pemerintah harus dibantu pihak terkait, baik masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media masa. Semua harus mengurus bersama dengan tupoksinya masing-masing,” ujarnya.

Menurut Asren, walaupun bencana diurus oleh lima pilar penanggulangan bencana, namun dalam UU Nomor 24 tahun 2007 Pasal 7 menyebutkan, pemerintah sebagai penaggung jawab utama penyelenggaraan penanggulangan bencana sejak dari desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota hingga tingkat provinsi. Namun tugas aparatur pemerintah dalam bencana sebagai perencana, pelaksana dan pengawas dalam penaggulangan bencana.

“Mengingat penting dan strategisnya tugas ASN dalam kebencanaan, maka kompetensi dan komitmen aparatur perlu ditingkatkan, sehingga seminar ini diharapkan memberikan pemahaman cara dan upaya untuk mengurangi risiko bencana,” jelasnya.

Sementara, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi juga menekankan, penanggulangan bencana merupakan urusan bersama, yakni pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat. Semua pihak memiliki tanggung jawab, baik sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana.

“Penanggulangan bencana merupakan urusan kita bersama, baik itu prabencana, saat bencana dan pascabencana, jadi sama-sama kita di sini. Makanya kalau ada yang curi-curi kayu beritahu, nanti bencana itu ujungnya, tak cukup polisi hutan itu mengurusi hutan yang luas. Untuk itu sama–sama kita menjaga hutan ini,” ujar Gubernur.

Gubernur juga mengatakan, untuk terhindar dari bencana merupakan hak konstitusi masyarakat, jadi aparatur memiliki tanggung jawab untuk keselamatan masyarakat. Karena itu, seminar nasional tentang kebencanaan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi ASN untuk ketangguhan anak bangsa menghadapi bencana.

Disampaikan juga, untuk mempermudah kesiapan dalam menghadapi bencana, perlu prosedur tetap (Protap) berupa buku yang bisa dipakai untuk menanggulangi bencana sejak dini di wilayah kabupaten/kota. “Kesiapan Protap atau SOP berupa buku harus dibuat, jadi jika terjadi bencana tinggal mengambil buku, siapa berbuat apa sudah paham, jadi tidak ada lagi pikir-pikir, tinggal pelaksanaan saja mulai dari admistrasinya hingga pengawasannya,” jelas Edy Rahmayadi.

Selain itu, Edy juga menyampaikan, jangan terlalu cepat menetapkan tanggap darurat. Dalam menetapkan darurat bencana ada kriterianya, antara lain berupa cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana, dan terganggunya pelayanan umum. “Apabila dua per tiga luas wilayah berdampak bencana berhenti, ini boleh dibuat tanggap darurat suata wilayah,” katanya.

Seminar ini menghadirkan narasumber yakni mantan Deputi Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto, Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama Kelembagaan Universitas Pertahanan Republik Indonesia Laksda TNI Suhirwan, Kapuslatbang Kajian Hukum Administrasi Negara LAN RI Faizal Adriansyah, Guru Besar UINSU dan Ketua PW Muhammadiyah Prof Hasyimsyah, Ekonom Ahli Bank Indonesia Sumut Warsono, Guru Besar Psikologi USU Prof Irmawati, dan Ketua Komisi A DPRD Sumut Hendro Susanto. Juga hadir Sekda Kabupaten/Kota, Kepala BPBD Kabupaten/Kota, Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, Akademisi, TNI /Polri dan OPD terkait di lingkungan Pemprov Sumut.(gus)

Exit mobile version