MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua bulan lebih, nasib 303 mantan anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) terkatung-katung di Asrama Haji Donohudan, Solo, Pemerintah Sumut (Pemprovsu) memastikan 27 Maret mendatang mereka sudah tiba di Medan. Selanjutnya akan ditampung di 8 tempat pengungsian yang tersebar di Sumut.
“Kalau berjalan sesuai dengan yang kita agendakan dan tidak molor lagi waktunya, mudah-mudahan tanggal 19 Maret ini tim dari Kesbangpolinmas akan ke sana, dan rencananya tanggal 27 Maret nanti mereka semua sudah di sini,” ujar Sekdaprovsu Hasban Ritonga, Jumat (18/3).
Dijelaskannya, pemulangan ratusan warga eks Gafatar asal Sumut akan dilakukan melalui jalur udara dengan menumpangi maskapai penerbangan swasta. “Nanti mereka pulang naik pesawat tapi tidak kita carter. Karena kalau kita carter nanti pulangnya kosong susah juga. Makanya nanti kita beli tiket saja,” ujarnya.
Hasban mengatakan, para warga akan langsung ditempatkan di 8 titik penampungan yang ada di Sumut. Hasban juga mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan tim yang akan menjemput serta menampung warga. “Setelah sampai akan langsung ditampung di 8 titik yang sudah disiapkan. Soal mereka mau atau tidak mau, tapi akan tetap akan kita upayakan untuk melakukan pendekatan. Makanya tidak satu tempat dibuat penampungannya, sehingga kita harapkan nantinya terjadi komunikasi dua arah antara mereka dengan tim pembinaan,” tukasnya.
Untuk biaya pemulangan, lanjutnya, memulangkan dialokasikan dari dana tak terduga TA. 2016. Karena prosesnya merupakan peristiwa tidak terduga. Anggaran yang akan dikeluarkan sebesar Rp1,6 miliar termasuk anggaran untuk tiket hingga pembinaan yang akan dilakukan.
Terpisah, mantan Ketua Eks Gafatar Sumut, Dadang Darmawan saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, mengaku telah mengetahui terkait kepulangan mereka. Dadang mewakili 303 mantan eks Gafatar asal Sumut yang saat ini berada di Boyolali, Jateng mengapresiasi langkah Pemprovsu yang segera memulangkan mereka.
“Kita sudah mendapat informasi dari Pemprovsu. Ya kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah,” ujar Dadang.
Lebih lanjut dikatakan Dadang, ia dan warga lainnya tentunya sudah sangat merindukan sekali untuk kembali ke Sumatera Utara. Selain alasan untuk menata kembali kehidupan mereka, juga melampiaskan keriduan dengan sanak keluarga dan juga teman-teman di Sumut.
Dadang menyebut, langkah awal yang akan ditempuh sekembalinya dari Jateng adalah menata kembali perekonomian keluarga setelah lebih sebulan berada dipenampungan. “Kita akan menata kembali kehidupan baru. Bersosialisasi kembali kepada keluarga dan masyarakat. Juga menata perekonomian keluarga yang sempat terabaikan selama ini,” ujarnya.
Setibanya di Sumut diakui dosen pengasuh di Fisipol USU ini, pihaknya akan menjalani kehidupan sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. “Kita pasti taat hukum berlaku,” pungkasnya. (prn/bal)