Site icon SumutPos

Pasien dari Sarulla dan Adian Koting pun Antusias Datang

Foto: Dame/SUMUTPOS.CO Pemeriksaan mata dan skrining Katarak di Puskesmas Hutabaginda-Tarutung. Bakti sosial ini difasilitasi Tambang Emas Martabe, bekerja sama dengan New Vision dan Kodim.
Foto: Dame/SUMUTPOS.CO
Pemeriksaan mata dan skrining Katarak di Puskesmas Hutabaginda-Tarutung. Bakti sosial ini difasilitasi Tambang Emas Martabe, bekerja sama dengan A New Vision dan Kodam I Bukit Barisan.

TARUTUNG, SUMUTPOS.CO – Hampir seratusan warga dari berbagai kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, berdatangan ke Puskesmas Hutabaginda Tarutung, Senin (19/5). Dari kecamatan-kecamatan terjauh pun datang, seperti dari Pahae Jae, Sarulla, bahkan Adian Koting untuk pemeriksaan mata gratis.

“Saya dari Pahae. Tujuh orang kami. Dari Sarulla pun ada datang. Mau ikut periksa mata. Kalau bisa mata kami dioperasi. Kalau biaya sendiri, kena Rp7 juta untuk operasi sepasang mata,” kata Ompu Samuel Nainggolan (65), yang datang dari Pahae ke Tarutung mengikuti Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, yang digelar oleh Tambang Emas Martabe, kemarin.

Dalam bakti sosial yang digelar Tambang Emas Martabe bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision dan didukung oleh Kodam I Bukit Barisan itu, hampir seratusan warga datang dengan berbagai keluhan soal mata. Setelah diperiksa, hanya 14 pasien yang dipastikan ikut operasi katarak di Padangsidimpuan, 4-6 Juni mendatang di Padangsidimpuan. Sebagian warga yang datang periksa mata, tidak akan dioperasi katarak karena berbagai alasan. Sebagian besar menolak karena takut dioperasi, sebagian karena mata mereka ternyata bukan karena katarak melainkan karena kerusakan syaraf, yang lain karena korneanya rusak.

“Kami dengar dari bapak-bapak Koramil, ada pemeriksaan mata gratis. Katanya katarak. Saya bawalah anak saya ini periksa mata. Ternyata, tak bisa dioperasi lagi kata dokternya. Karena anak saya ini rabun akibat campak di masa kecil,” kata Ompu Calvin Sinaga (68), warga Lapo Gambiri, yang membawa anak gadisnya, Ronatiur Sitinjak(37), untuk periksa mata.

Sayang, Ronatiur mengalami kerusakan syaraf mata akibat terkena penyakit campak saat usianya lima tahun. “Kata dokter, harus ganti kornea mata. Begitupun, saya masih percaya ada mujizat bagi saya,” kata gadis yang sempat bercanda soal namanya yang berarti ‘datanglah terang’, sementara matanya rabun.

Br Tobing (70), asal Hutabarat, juga datang untuk skrining mata karena matanya rabun. “Ternyata kata dokter, mataku terganggu karena sering kena silau matahari saat memanen padi. Bukan karena katarak,” katanya sedikit sedih. Ia mengaku sempat berharap bakal dioperasi.

Pemeriksaan mata dan skrining katarak gratis ini berlangsung pada 18-20 Mei 2014 di tiga lokasi, yakni Denkesyah Sibolga (18/5), Puskesmas Hutabaginda Tarutung (19/5), dan RS Dam I-TNI Padangsidimpuan (20/5).

Tahun ini operasi katarak dengan target 1.500 mata akan dilakukan pada bulan Juni mendatang di dua lokasi, yakni RS Dam I-TNI Padangdisimpuan pada 4-6 Juni 2014, dan di RS Tentara Putri Hijau pada 8-10 Juni 2014.

Sebelumnya pemeriksaan mata dan skrining katarak untuk pengungsi Sinabung telah berlangsung di Kabanjahe dan Berastagi Karo, serta di Padangsidimpuan, Batangtoru, Tarutung, dan Sibolga.

Senior Manajer Komunikasi Korporat Tambang Emas Martabe, Katarina Siburian menyampaikan, “Melalui berbagai kegiatan dalam rangkaian baksos “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, yaitu sosialisasi dan skrining katarak, kami terus berupaya meyakinkan masyarakat bahwa katarak dapat sembuh dengan operasi. Bebas dari katarak menjadi gerbang untuk menjalani hidup baru yang mandiri, produktif, dan bermanfaat,” katanya. (Rel)

Exit mobile version