Site icon SumutPos

Lima Kepala Daerah Ramaikan Bursa Ketua Golkar Sumut

Foto: Kombinasi/Sumut Pos Lima Kepala Daerah di Sumut yang mencalonkan diri jadi ketua DPD Golkar Sumut. Dari kiri ke kanan: Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu, Bupati Batubara OK Arya, Walikota Sibolga Syarfi Hutauruk, dan Bupati Labura Kharuddinsyah Sitorus.
Foto: Kombinasi/Sumut Pos
Lima Kepala Daerah di Sumut yang mencalonkan diri jadi ketua DPD Golkar Sumut. Dari kiri ke kanan: Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu, Bupati Batubara OK Arya, Walikota Sibolga Syarfi Hutauruk, dan Bupati Labura Kharuddinsyah Sitorus.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pertarungan dalam memperebutkan kursi Ketua DPD Partai Golkar Sumut semakin seru. Sebab, ada lima kepala daerah diyakini bakal mencalonkan diri menjadi ketua pada Musyawarah Daerah (Musda) yang akan digelar Senin (22/8) hingga Rabu (24/8) pekan depan.

Informasi yang berhasil dihimpun Sumut Pos, kelima kepala daerah yang akan bertarung pada musda tersebut di antaranya, Syahrul M Pasaribu (Bupati Tapsel), Kharuddinsyah Sitorus (Bupati Labura), Ngogesa Sitepu (Bupati Langkat), Ok Arya (Bupati Batubara), serta Safri Hutauruk (Wali Kota Sibolga).

Selain kelima kepala daerah tersebut, ada tiga nama lain yang diyakini bakal meramaikan bursa pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Sumut yakni Kodrat Shah, Yasir Ridho Lubis, serta mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin.

Pengamat Politik Faisal Riza menilai, nama-nama yang muncul ke permukaan untuk bertarung sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut cukup menarik, khususnya lima kepala daerah tersebut. Menurutnya, ketika melihat dari oligarki, maka sosok yang mendapat dukungan pimpinan pusat yang akan menang. Tapi kalau pendekatan demokratis, yang menang adalah sosok yang mendapat dukungan dari pemegang suara di daerah, yakni DPD II Partai Golkar.

Mencuatnya nama kepala daerah sebagai kandidat Ketua Golkar Sumut, menurutnya menunjukkan proses kaderisasi dan distribusi kepemimpinan Partai Golkar telah membaik. “Keberhasilan di daerah, menjadi kredit poin untuk kepala daerah yang maju sebagai calon ketua Partai Golkar Sumut,” katanya.

Menurutnya, jika musda mengakomodir suara dari daerah, maka musda itu mempertimbangkan sirkulasi kepemimpinan dari daerah. Tapi yang perlu digarisbawahi, apakah kandidat dari daerah ini bisa mengadaptasi keadaan politik di tingkat wilayah atau tidak. Sebab ini berkaitan dengan konsolidasi Partai Golkar pascakonflik.

“Rekonsolidasi jadi poin penting untuk kondisi Partai Golkar saat ini. Kalau gagal rekonsolidasi, maka Pemilu 2019 Golkar akan rentan. Saya pikir tinggal dilihat saja, sosok mana yang paling mampu melakukan rekonsolidasi itu,” ungkap akademisi dari UIN Sumut itu.

Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Sumut, Muchrid Nasution menilai, semua bakal calon yang telah muncul memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sumut. “Saya pikir semua punya peluang yang sama,” kata Muchrid Nasution kepada wartawan di gedung DPRD Sumut, Kamis (18/8).

Menurut nya, ada petunjuk pelakasana (Julkak) No 5/2016 yang mengatur proses pencalonan kader menjadi Ketua Partai Golkar di masing-masing tingkatan. Julkak tersebut terdiri dari 11 poin diantaranya, setiap calon harus mendapat dukungan sekurang-kurangnya 30 persen dari pemegang hak suara. Harus aktif menjadi kader Partai Golkar sekurang-kurangnya 5 tahun.

Kemudian, tidak mempunyai hubungan suami, istri, atau kekeluargaan sedarah dalam satu garis lurus ke atas dan ke bawah yang duduk sebagai anggota DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota mewakili partai politik lain atau menjadi pengurus partai lain dalam satu wilayah yang sama.

“Tapi poin ke-11 menyebutkan, dalam hal ini jika terdapat kader Partai Golkar yang akan maju sebagai calon Ketua, tapi tidak memenuhi kriteria diatas, maka calon tersebut harus mendapatkan persetujuan dari DPP Partai Golkar. Makanya saya sebut semua punya pulang yang sama, apalagi semua kita tahu kader Golkar yang berprestasi,”sebut pria yang akrab disapa Coki itu.

“Nantikan ada tim yang melakukan verifikasi terhadap setiap calon,” tambahnya seraya berharap agar siapapun yang terpilih menjadi Ketua DPD Golkar Sumut dapat mengakomodir seluruh kader partai.

Calon Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Yasir Ridho Lubis mengaku tidak takut bersaing dengan lima kepala daerah yang akan meramaikan bursa calon ketua. “Tidak ada masalah kalau harus bersaing dengan lima kepala daerah itu. Mendukung seseorang tidak mesti melihat jabatan yang sedang diembannya,” kata Yasir Ridho optimis.

Secara pribadi, Ridho mengaku tidak terlalu ambisius untuk mengejar jabatan ketua DPD Golkar Sumut. “Kalau Tuhan mengizinkan, tidak ada yang bisa menghalangi,” sebutnya.

Keinginannya untuk maju sebagai salah satu kandidat Ketua DPD Golkar Sumut tidak terlepas dari rekam jejaknya selama ini di partai berlambang pohon beringin itu. “Jadi wakil sekretaris,  sekretaris DPD sudah, Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut juga sudah pernah. Setidaknya sudah banyak yang diperbuat untuk partai, tinggal jadi ketua yang belum. Ini ada peluang, kenapa tidak dipergunakan,” cetusnya.

Menurutnya, pengurus DPD kabupaten/kota sudah lebih dewasa dalam berpolitik. “Dari 8 nama yang disebut, kan saya yang paling muda. Kalau mau yang orang muda pimpin Golkar, pilih saya. Pastinya, sudah ada berkomunikasi dengan pemilik suara,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Gotong Royong (MKGR) Sumut, Wagirin Arman menyebut bahwa ada beberapa Ketua MKGR kabupaten Kota yang menjadi Ketua DPD Golkar di daerah. Untuk itu dia mengimbau kepada seluruh pengurus MKRG untuk memilih Ngogesa Sitepu dalam Musda mendatang.

“Ini sudah jadi ketentuan, kalau ada yang melanggar, tentu ada sanksi yang akan diberikan,” ungkap Wagirin.

Ketua DPRD Sumut itu menilai, Ngogesa merupakan sosok yang pantas memimpin Partai Golkar ke depan. “Rekam jejak beliau (Ngogesa) sebagai bupati yang dicintai rakyatnya dapat dijadikan tolok ukur dan pertimbangan,” akunya.

Syaf dan Nanda Calon Kuat di Medan

Panasnya suhu politik tak hanya terasa di tubuh DPD Partai Golkar Sumut. Bursa calon ketua DPD Partai Golkar Kota Medan juga kian menghangat. Pasalnya, calon ketua DPD Partai Golkar Kota Medan kian mengerucut pada dua nama yakni, Syaf Lubis dan Iswanda Ramli yang kini Wakil Ketua DPRD Medan. Keduanya bakal memperebutkan kursi Ketua Partai Golkar Medan dalam musda yang akan digelar di Medan Club, Sabtu (20/8) dan Minggu (21/8) mendatang.

“Informasi yang berkembang di lapangan seperti itu. Hanya ada dua calon (Syaf dan Nanda) yang akan maju,” kata Panitia Musda DPD Partai Golkar Kota Medan, Sabar Syamsurya Sitepu kepada Sumut Pos, Kamis (18/8).

Menurut Sabar, ada kabar yang menyebutkan, pihak Nanda sudah mengklaim mengantongi dukungan dari  14 Pengurus Anak Cabang (PAC). Kalau informasi itu memang benar, kata dia, bukan tidak mungkin Nanda akan menang secara aklamasi. Sebab, jumlah suara yang diperebutkan dalam Musda nanti berjumlah 25 yang terdiri dari 21 suara dari PAC di setiap kecamatan, 2 suara dari ormas pendiri dan yang mendirikan Partai Golkar, serta masing-masing satu suara dari pengurus tingkat I dan II.

“Tapi ini masih informasi yang saya dapat dari teman-teman. Kalau ketua lama, Syaf Lubis, sejauh ini belum ada informasi perihal dukung-mendukung,” ungkap Ketua Komisi D DPRD Medan itu.

Kendati begitu, Sabar mengaku, melihat kondisi hingga saat ini, peluang Syaf Lubis untuk terpilih kembali terbuka lebar. “Beliau telah teruji dan terbukti. Di bawah kepemimpinannya selama ini telah terjadi perubahan dan perkembangan Golkar Medan ke arah yang lebih maju. Jadi partai ini masih membutuhkan beliau memimpin lima tahun ke depan,” tegas Sabar.

Mengenai persiapan pelaksanaan musda, Sabar mengaku sudah 75 persen. “Insya Allah menjelang hari H, semua persiapan akan kelar dan Musda siap dilaksanakan,” katanya.

Menurut Sabar, pihaknya hanya mengantarkan Musda agar terlaksana dengan baik dan sukses. “Masalah pilihan, itu haknya kecamatan. Jadi, siapa saja kader partai boleh ikut mencalonkan diri sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan berdasarkan AD/ART dan ketentuan partai lainnya. Yang penting dalam Musda nantinya terpilih pimpinan yang terbaik,” pungkasnya.

Ketua DPD Partai Golkar Kota Medan, Syaf Lubis belum bersedia berbicara banyak perihal Pelaksanaan Musda yang hanya tinggal hitungan hari ini. “Sebagai kader, saya siap. Namun demikian, kita selalu membuka ruang bagi para kader untuk ikut maju dan bertarung dalam musda,” katanya.

Mengenai kemungkinan menang secara aklamasi, karena sebagai calon petahana, Syaf lagi-lagi enggan berspekulasi. “Liat nantilah, nanti kita sambung lagi, ada rapat persiapan Musda,” tegasnya.

Kepada panitia, Syaf Lubis mengharapkan bekerja dengan baik, sehingga musda dapat berjalan lancar dan suskses. “Terus terang, saya salut dengan panitia, karena tidak memperbolehkan proposal tertulis dan tak tertulis beredar untuk pelaksanaan musda ini,” ujarnya.

Iswanda Ramli juga enggan berkomentar banyak perihal adanya informasi yang menyebut dirinya telah mendapatkan dukungan dari 14 PAC. “Tidak dinda, Ketua Syaf yang maju,” kata pria yang juga menjabat Ketua AMPI Kota Medan itu. (dik/adz)

Exit mobile version