Site icon SumutPos

Tumpahan Minyak Diduga dari Heli Ditemukan di Tarabunga

Foto: Dhev Bakkara/Metro Siantar/JPNN Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan Sori Mangaraja Sitanggang saat berada di pos pencarian, Samosir, Sabtu (17/10/2015).
Foto: Dhev Bakkara/Metro Siantar/JPNN
Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan Sori Mangaraja Sitanggang saat berada di pos pencarian, Samosir, Sabtu (17/10/2015).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Hari kedelapan pencarian jatuhnya helicopter EC130 di Danau Toba, Tim Basarnas bersama gabungan TNI dan Polri serta masyarakat menemukan tumpahan minyak helikopter di Perairan Tarabunga Samosir. Pasca ditemukannya satu tanda, Tim SAR siapkan robot ROV untuk mendeteksi keberadaan helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS), Minggu (18/10).

Kepala Kantor Basarnas Sumut Rocmali mengatakan, tumpahan minyak yang ditemukan tim SAR jumlahnya cukup banyak dengan diameter 20-30 meter. Penemuan minyak di daerah sebelah utara Tarabunga
Menurut Rocmali, tumpahan minyak tersebut diduga minyak helikopter EC -130 yang jatuh di perairan Danau Toba. “Kami menduga ini adalah minyak dari helikopter yang jatuh. Untuk memastikanya sampel minyak akan dicek di laboratorium pertamina. Minyak ini diduga oli dari mesin heli,” ujarnya.

Masih kata Rocmali, untuk menindalanjuti penemuan dugaan minyak di periran tersebut, Tim SAR juga akan mengirimkan robot penyelam ke lokasi ditemukan tumpahan minyak. “Selain memeriksa unsur minyak ke laboratorium juga dilakukan penyematan dengan menggunakn robot ROV untuk mendeteksi helikopter EC 130,” tandasnya.

Sementara itu, Operator Sidescan Sonar dari Basarnas Rifky Ade Riyatna mengatakan, pihaknya menggunakan peralatan sidesacan sonar berupa robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 500 meter untuk mencari heli EC 130.

“Alat ini bisa menyelam hingga 500-1000 meter, tergantung kabel yang dipunya, alat ini bisa berfungsi selama 24 jam, tergantung listriknya,” ujarnya.

Dia menambahkan, dengan adanya alat ini akan dapat menscaning dasar Danau Toba. Sidescan Sonar akan menghasilkan gambaran dasar perairan. “Jadi kita bisa melihat seperti apa dasarnya, kalau dia berwarna hitam biasanya itu adalah logam. Cara mengoperasikannya nanti dengan ditarik sama kapal,” katanya.

Masih kata Rifky, hasil dari alat sensor ini akan dianalisa dengan metode-metode khusus sehingga nantinya dapat diketahui kepastian menemukan logam di dasar danau. “Dengan deteksi logam hingga kedalaman 1000 meter diharapkan dapat memastikan titik lokasi jatuhnya helikopter,” ungkapnya.Sedangkan Deputi Bidang Operasional Basarnas Mayjen TNI Heronimus mengatakan akan tetap mengoptimalkan pencaian helikoter EC 130 yang hilang di sekitar perairan Danau Toba.

“Sesuai standar operasi, pencarian berlangsung tujuh hari. Tapi pencarian akan tetap dilanjutkan namun akan lebih difokuskan pada pencarian air. Personel juga akan difokuskan pada yang mempunyai keahlian di bidangnya,” ungkapnya.

Menurut Mayjen TNI Heronimus, beberapa personel yang sebelumnya melakukan pencarian di darat sudah digeser dari posko pencarian. Hal ini sesuai dengan ditemukannya salah seorang penumpang bernama Frans, 2 buah bangku dan sepatu.

“Pencarian sudah difokuskan di daerah perairan sekitar Onan Runggu dan Nainggolan. Jika dikaji dari pernyataan Frans yang menyebut kelima penumpang heli melompat dari heli dan adanya dua kursi bangku heli maka masih ada kemungkinan korban lain ditemukan. Bahkan kita berharap empat penumpang lainnya dapat ditemukan selamat,” harapnya.

Masih kata Heronimus, pencarian dilakukan dengan melibatkan 8 kapal motor milik masyarakat untuk penyisiran, 4 boat dan beberapa perahu karet. Selain itu juga ada 4 heli yang ikut melakukan pencarian dari udara. (rah/smg/ril)

Exit mobile version