Site icon SumutPos

Gunung Pusuk Buhit, Gunung Sakral Bangso Batak

Menikmati Panorama Alam Samosir yang Mengagumkan

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan Bali menggagas destinasi wisata kembar. Artinya, akan ada promosi atau paket wisata di Bali dan di Sumut secara bersamaan. Untuk Sumut, tujuan wisata yang paling dituju adalah Danau Toba dengan pulau di tengahnya; Samosir. Apa saja sebenarnya yang menarik di Samosir?

TETTY NAIBAHO-Samosir

Menyebut Samosir maka tidak bisa lepas dari Gunung Pusuk Buhit. Bagaimana tidak, Gunung Pusuk Buhit yang terletak dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Samosir itu dipercayai memiliki nilai sakral bagi penduduk setempat. Gunung ini memiliki ketinggian berkisar 1.800 di atas permukaan laut (dpl) dan merupakan Gunung Pusuk Buhit dipercaya sebagai kawasan sakral budaya Batak. Hal ini tidak sekadar legenda, namun Si Raja Batak telah menjadi nenek moyang seluruh orang Batak yang tergambar dalam Tarombo Batak (silsilah Batak yang hingga kini menjadi pegangan urut-urutan keturunan Si Raja Batak hingga generasi saat ini).

INDAH: Keindahan alam yang ada di Pusuk Buhit, Samosir.//TETTY NAIBAHO/SUMUT POS

Tata urutan ini menjadi pedoman dalam tata upacara adat dan budaya masyarakat Batak di manapun berada. Umumnya, orang Batak percaya jika Si Raja Batak diturunkan langsung di Gunung Pusuk Buhit dan kemudian membangun perkampungan pertama “Sianjur Mula-mula, Sianjur Mula Tompa”.
Letak perkampungan tersebut berada di garis lingkar Pusuk Buhit, di lembah Sagala dan Limbong Mulana. Terdapat dua jalan darat yang dapat dilalui jika ingin mengelilingi gunung tersebut. Dari Tomok (arah timur)  dan dari Tele.

Jika memulai perjalanan dari Simpang Tiga Tano Ponggol (Siogung-ogung Kecamatan Pangururan) melalui Sagala akan keluar dari Simpang Limbong. Demikian sebaliknya. Apabila memulai perjalanan dari Simpang Limbong akan keluar dari Simpang Tiga Tano Ponggol. Dari kedua rute ini, mata akan dimanjakan dengan keindahan pemandangan kawasan lembah dengan warna hijau, bukit yang berdiri kokoh dengan latar belakang Danau Toba yang menakjubkan.

Sumur Tujuh Rasa

Ketika memasuki daerah Limbong, kita dapat singgah sejenak di Objek Wisata Aek Sipitu Dai (Sumur Tujuh Rasa) yang terletak di Desa Aek Sipitu Dai Kecamatan Sianjur Mula-mula.

Uniknya, air ini memiliki rasa yang berbeda-beda dan memiliki sebutan tersendiri. Mata air yang pertama disebut Aek Poso (air bayi), Mata air kedua disebut Aek Ni Naho (wanita uzur/mandul), mata air yang ketiga, Aek Boru Na Gabe (wanita subur), Mata air keempat, Aek Sibaso (dukun beranak/tabib wanita), mata air kelima, Aek Pangulu (laki-laki yang sudah tua), mata air keenam, Aek Doli (pemuda). Dan, mata air yang ketujuh adalah Aek Hela (menantu laki-laki).

Batu Hobon, Batu yang Tak dapat Dipecahkan

Puas menikmati air di Aek Sipitu Dai, perjalanan dapat kita lanjutkan menuju Batu Hobon. Batu ini merupakan peninggalan Si Raja Batak dan konon merupakan lokasi penyimpanan harta Si Raja Batak.

Di seberang Batu Hobon, atau tepatnya di lereng Gunung Pusuk Buhit, terdapat Sopo (rumah) Guru Tatea Bulan, serta perkampungan Si Raja Batak. Bentuk rumahnya memiliki desain dengan ciri yang unik, khas rumah Batak. Bila kita hendak masuk ke dalam, kita diwajibkan untuk melepas alas kaki.
Sementara dari perbukitan yang lebih tinggi, terdapat perkampungan Si Raja Batak “Sigulanti”.

Di perkampungan tersebut terdapat  cagar budaya berupa miniatur Rumah Si Raja Batak. Rumah semi tradisional Batak. Rumah ini merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu dan tanpa paku yang dilengkapi atap dan tangga. Lokasi perkampungan tersebut kira-kira 500 meter dari jalan raya (Batu Hobon). Dan, untuk pembangunan Geopark Toba, lokasi ini dipilih sebagai etalase (pusat informasi).

Selesai melihat-lihat perkampungan Si Raja Batak, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menuruni lereng Gunung Pusuk Buhit menuju Desa Sianjur Mula-Mula. Di sepanjang jalan, mata akan dimanjakan dengan keindahan alam yang luar biasa seperti hijaunya hamparan sawah serta bukit barisan dan birunya air Danau Toba.

Berendam Air Panas di Aek Rangat

Dari Desa Sianjur Mula-Mula, perjalanan dapat dilanjutkan menuju Aek Rangat. Di tengah perjalanan akan terlihat dengan jelas Pulau Tulas yang berada di antara bukit barisan dan Pulau Samosir. Sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni yang hanya ditumbuhi pohon dan semak belukar.
Aek Rangat berada di kaki Gunung Pusuk Buhit, Kelurahan Siogung-Ogung Kecamatan Pangururan. Di Aek Rangat ini kita dapat memanjakan diri dengan berendam air panas. Aek Rangat merupakan air belerang yang konon menurut cerita mampu menyembuhkan penyakit kulit seperti kudis, kurap. Sumber air panas ini juga mampu digunakan memasak telur tanpa bantuan api. Caranya hanya dengan mencelupkan ke dalam air belerang tersebut. Nah..!! Putuskan sekarang untuk segera mengunjungi alam indah penuh sejarah Kabupaten Samosir. (*)

Exit mobile version