Site icon SumutPos

Diam-diam Politisi Ini Incar Kursi Wagubsu

Ketua PPN Sumut, Edison Sianturi.
Ketua PPN Sumut, Edison Sianturi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Calon Wakil Gubernur Sumut yang akan mendampingi Tengku Erry Nuradi disisa masa jabatannya sebagai Gubernur Sumut hingga saat ini belum juga diputuskan oleh partai pengusung dan partai pendukung. Padahal, undang-undang telah mengamanahkan pengisian kekosongan jabatan wakil gubernur diusulkan oleh partai pengusung/pendukung.

“Sesuai dengan amanah UU Nomor 8 tahun 2015 bahwa pengisian jabatan Wakil Gubernur Sumut itu diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik,” kata Ketua DPD Partai Persatuan Nasional (PPN) Sumatera Utara Edison Sianturi, Minggu (19/6).

Ternyata, Edison Sianturi sebagai ketua salah satu partai pengusung siap maju menjadi Calon Wakil Gubernur Sumut untuk mendampingi Tengku Erry sampai tahun 2018. Karena hingga saat ini, ungkap Edison Sianturi, partai pengusung/pendukung pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi (Ganteng) pada Pilgubsu 2013 lalu belum ada yang mengusulkan nama calon wakil gubernur untuk mendampingi Tengku Erry.

“Lima partai politik pendukung pasangan Ganteng sampai hari ini belum ada progres dalam pengisian kursi wakil gubernur tersebut, hanya masih ditingkat wacana atau sekedar debat politik di media saja,” ujar Edison.

Sebagaimana diketahui, ungkap Edison, sudah hampir satu bulan Tengku Erry Nuradi dilantik menjadi Gubernur Sumatera Utara menggantikan Gatot Pujo Nugroho yang tersandung masalah hukum. Namun partai politik atau gabungan partai politik pendukung pasangan Ganteng, seperti PKS, Hanura, PPN, Patriot dan PKNU sampai hari ini belum ada progres dalam pengisian kursi wakil gubernur.

Padahal nantinya, menurut Edison, ada dua nama yang diusulkan partai politik pengusung ke DPRD Sumut. “Dan nantinya salah satu dari 2 nama yang diusulkan itu akan diputuskan oleh DPRD Sumut,” ujar mantan Anggota DPRD Sumut periode 2004-2009 ini.

Dalam beberapa waktu lalu, ungkap Edison Sianturi, telah dilakukan pertemuan antara partai pendukung, namun hanya dihadiri PKS, PPN, Patriot dan PKNU, sedangkan Hanura tidak hadir tanpa alasan yang jelas. Mengingat waktu yang berjalan terus, kata Edison, tentunya mereka akan mengundang kembali partai politik pendukung Ganteng untuk duduk bersama membahas cawagub yang akan diusulkan.

“Saya sendiri sebagai Ketua DPD PPN Sumut menyatakan siap maju jadi cawagubsu untuk mendampingi Tengku Erry sampai 2018,” katanya.

Mungkin akan ada juga calon-calon dari partai yang 4 lagi, sebut Edison, disinilah nanti digodok sampai menghasilkan dua nama yang akan kita minta kepada gubernur agar disurati ke DPRD Sumut.

Edison mengaku dirinya mau maju menjadi wakil gubernur untuk mendampingi Tengku Erry karena dari sisi politik sudah memiliki pengalaman di DPRD Sumut maupun di partai politik dan berpengalaman di organisasi.

“Apalagi saya dan Tengku Ery ini sama-sama alumni Fakultas Teknik USU. Usia saya yang lebih muda tentu lebih gampang komunikasi. Namun dibalik semua itu saya tetap punya keinginan untuk mengabdi kepada masyarakat Sumut,” tegas Edison.

Sebelumnya, empat partai pengusung dan pendukung pasangan Ganteng pada Pilgubsu 2013 lalu, minus Partai Hanura, sepakat membentuk tim kecil untuk menggodok siapa yang bakal diusulkan ke DPRD Sumut mengisi posisi Wakil Gubernur Sumut yang lowong. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun diminta menjadi lokomotif dari tim kecil yang akan dibentuk ini.

“Tidak ada masalah dengan Hanura, empat parpol pengusung yang ada sudah sepertinya bisa solid dengan atau tanpa Hanura,“ kata Sekretaris Partai Patriot, Rismansyah Siregar kepada Sumut Pos usai pertemuan, Sabtu (11/6) lalu.

Rismansyah berkeinginan, empat parpol yang sudah bertemu secepatnya membuat kesepakatan serta pergerakan. “Kita bentuk saja tim kecil dari partai pengusung yang ada, saya pikir PKS cocok untuk menjadi yang terdepan, apalagi ketua tim pemenangan kampanye Pilgubsu 2013 lalu juga dari PKS,“ bebernya.

Diakuinya, memang akan ada sedikit masalah yang akan ditemukan ketika Partai Hanura tidak sepakat dan tidak bisa berjalan beriringan dengan seluruh partai pengusung. Sebab, sesuai UU No 8/2015 disebutkan, yang berhak mengusulkan dua nama cawagubsu ke DPRD ialah gabungan partai pengusung.

“Kita proses saja dulu, masalah dua nama yang diusulkan diterima atau tidak oleh DPRD urusan nanti,“ urainya.

“Biar masyarakat saja yang nanti menilai, siapa sebenarnya yang tidak dewasa dalam berpolitik. Boleh punya hasrat besar, tapi harusnya ikuti aturan main yang berlaku,“ sambungnya.

Ketua PKNU Sumut, Ikhyar Velyati Harahap juga mendukung agar PKS menjadi yang terdepan dalam proses penjaringan cawagubsu. Apalagi, PKS tidak pernah kekurangan kader berkualitas.

“PKS itu partai besar, sedangkan kami partai kecil. Jadi sudah tepat penunjukan PKS,“ tutur pria berkumis itu.

Ikhyar mengaku perlu dibentuk struktur organisasi kepengurusan dari seluruh parpol pengusung. Nantinya, seluruh komponen diberikan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

“Ada yang tugasnya berkomunikaasi dengan KPU, ada yang ke Kemendagri perihal aturan main. Ada juga yang berkomunikasi dengan teman-teman di dewan,“ ucapnya.

Pun begitu, pihaknya tetap membuka pintu lebar-lebar jika Partai Hanura ingin bergabung ke dalam tim koalisi. Sebab, sesuai aturan atau UU No 8/2015 yang berhak mengusulkan cawagubsu itu parpol pengusung. “Kedudukan seluruh parpol pengusung itu sama, tidak dibedakan jumlah kursi atau jumlah suara. Semua punya hak yang sama, tinggal bagaimana komunikasi yang terjalin,“ urainya.

Meski belum menentukan secara resmi PKS sebagai partai terdepan, tapi pertemuan kali ini dianggapnya sebuah langkah atau terobosan besar. “Sebelumnya sudah ada diskusi di Sumut Pos, ini pertemuan kedua. Secepatnya akan ada pertemuan ketiga, kami berharap PKS bisa menginisiasi pertemuan selanjutnya,“ harapnya.

Wakil Ketua DPW PKS Sumut, Azhar Arifin mengaku sepakat dengan pembentukan tim diinternal parpol pengusung. PKS, kata dia, belum pernah berkomunikasi dengan partai manapun secara khusus. Namun, dengan Partai Hanura sudah pernah coba disampaikan keinginan bertemu meski belum terealisasi pertemuannya.

“Kalau komposisi tim belum bisa dibicarakan saat ini, apalagi Hanura belum hadir. Lebih baik dibicarakan berikutnya setelah semua parpol pengusung hadir,“ ucapnya.(adz)

Exit mobile version