Site icon SumutPos

Pencarian Korban KM Sinar Bangun Terus Dilakukan

Foto: Edi Saragih/Metrosiantar
Para Keluarga korban KM Sinar Bangun saat menunggu di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Rabu (20/6).

SUMUTPOS.CO – Pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba terus dilakukan. Kepala Basarnas Muhammad Syaugi melaporkan hingga kemarin telah ditemukan 22 orang korban. Dari jumlah tersebut, 18 korban selamat. Sementara sisanya 4 orang meninggal dunia. Sementara, laporan warga yang merasa keluarganya hilang dan berada di kapal berjumlah 189 laporan.

Kepala Basarnas Muhammad Syaugi mengatakan, petugas akan all out dalam melakukan pencarian. Saat ini telah disiagakan 70 orang penyelam. Dilengkapi dengan peralatan propeller pinggang. Penyelaman dilakukan 25 hingga 50 meter. Sementara alat Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) milik Basarnas hanya bisa menjangkau kedalaman hingga 300 meter dari kedalaman Danau Toba yang bisa mencapai 400 sampai 500 meter. “Sebenarnya kami punya yang lebih besar. Tapi yang bawa harus kapal besar juga. Nggak mungkin dibawa ke Danau Toba,” katanya.

Syaugi menambahkan, pencarian akan terus dilakukan pagi siang hingga sore selama 7 hari kedepan. “Setelah 7 hari, kita evaluasi kemungkinan, kalau masih memungkinkan ditemukan, ya diperpanjang 3 hari jadi 10 hari,” katanya.

Mulai kemarin, Tim SAR Marinir yang Bawah Kendali Operasi (BKO) ke Badan Nasional Pencarian dan Penyelamatan (BNPP) atau Basarnas langsung bergerak. Mereka turut menyelam bersama special group Basarnas dan tim dari Polairud dalam pencarian korban hilang kapal motor nahas tersebut. ”Langsung bergabung dengan yang lainnya,” kata dia.

Menurut Kadispen Kormar Letkol Mar Ali Sumbogo, pencarian korban hilang sudah mulai berjalan sejak pukul 07.00 WIB. Berbeda dengan dua hari lalu (19/6), kemarin petugas menyebar sampai radius dua kilometer dari lokasi kejadian. Upaya itu dilakukan lantaran para korban berpotensi terbawa arus. Sehingga menjauh dari lokasi karamnya kapal tersebut. ”Tim akan terus berupaya secara optimal agar korban dapat ditemukan lagi,” bebernya.

Foto: Edi Saragih/Metrosiantar
Para Keluarga korban KM Sinar Bangun saat menunggu di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Kepala Kantor Basarnas Medan Budiawan menyampaikan, pencarian korban hilang pada hari ketiga memang dilaksanakan sejak pukul 07.00 WIB. Proses itu berlangsung sampai pukul 18.00 WIB. Mereka mengandalkan dua pola pencarian. Di permukaan dan di dalam air. ”Jadi, pencarian di permukaan itu dari jam tujuh sampai jam 12 siang. Dilanjutkan dengan penyelamanan,” jelasnya. Total jumlah penyelam yang dikerahkan sebanyak 12 orang.

Berkaitan dengan investigasi pasca kecelakaan terjadi, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menjelaskan bahwa proses tersebut dilaksanakan secara pararel bersamaan dengan upaya pencarian. ”Bareng-bareng. Sekarang sudah mulai (investigasi),” ungkap dia ketika dikonfirmasi Jawa Pos kemarin. Bersama timnya, Soerjanto sudah berada di lokasi kejadian.

Kecepatan proses investigasi, sambung dia, bergantung pada langkah awal itu. ”Kami usahakan (investigasi selesai) secepatnya. Tapi, tergantung dari data-data lapangan,” kata Soerjanto. Dia pun menegaskan kembali, insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba akan menjadi perhatian KNKT serupa kecelakaan kapal yang terjadi di Makassar pada arus mudik pekan lalu (13/6).

Tim KNKT yang sudah dikerahkan sejak kecelakaan terjadi, kata Soerjanto, akan mengumpulkan data sampai bangkai kapal diangkat. ”Kalau bangkai kapalnya diangkat, kami juga ikut melihat bangkainya seperti apa,” beber dia. Itu penting untuk menambah data yang akan dianalisis oleh KNKT. Sejauh ini, sambung dia, data sementara yang sudah dipegang oleh timnya belum dapat disimpulkan dan disampaikan kepada publik. (tau/syn/idr/adi/jpg/kim/prn)

 

Exit mobile version