Site icon SumutPos

TNI AL Investigasi Kasus Marinir ‘Serang’ Rumah Danyon

Mobil dinas Danyon yang dirusak marinir yang marah setelah rekannya tewas dehidrasi saat latihan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO Perusakan yang dilakukan personel TNI AL Batalyon Infanteri (Yonif) 8 Marinir di rumah Danyonif-8 Mar Letkol Mar Sudrajat Suhana Putra SE MTr Hanla dan Wadan Yonif-8 Marinir Mayor Mar Yoppie Febrian Tanjung, Kamis (19/10) sore lalu, mendapat perhatian dari TNI AL. Mereka akan melakukan investigasi ke Pangkalan Brandan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Gig Sipasulta mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki kerusuhan di Markas Batalion Infanteri 8 Marinir, Pangkalan Brandan, di lokasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumatera Utara. “Akan dilaksanakan pengecekan dan penyelidikan lebih mendalam,” kata Laksma Gig, Jumat (20/10).

Ditegaskannya, pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab sesuai prosedur yang berlaku. Kerusuhan melibatkan prajurit Tamtama yang menyerang kediaman komandan kesatuan. Dugaan kerusuhan disebabkan adanya salah satu prajurit yang gugur dalam latihan rutin.

“Prajurit Marinir Praka Joko Suwito anggota Yonif-8 Marinir gugur dalam tugas saat melaksanakan latihan di Daerah Latihan Yonif-8 Marinir Pangkalan Brandan, tepatnya di lokasi Taman Nasional Gunung Louser (TNGL), Sumatera Utara,” tambah Gig.

Gugurnya prajurit tersebut, kata Gig, menjadi perhatian TNI AL guna menjadi bahan evaluasi dan bentuk pertanggungjawaban komando. “Untuk itu akan dilaksanakan investigasi lebih lanjut sebagai bahan evaluasi juga bentuk pertanggungjawaban komando,” jelas Gig.

Sepeda motor yang dirusak dan dibakar.

Sementara, para Prajurit Yonif 8 Marinir sendiri telah mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AL. Dalam surat tersebut, para prajurit menegaskan, rekan mereka meninggal karena kecerobohan Komandan Bataliyon dan para perwira di jajaranya.

“Apakah pantas orang seperti itu menjabat sebagai Komandan Bataliyon? Apakah ada seorang Komandan ataupun Perwira yang mengorbankan anak buahnya demi kepentingan jabatannya?” tanya prajurit dalam surat yang beradar di mesia sosial tersebut.

Dalam surat itu, prajurit juga mengungkap perlakukan para perwira yang kerap menjadikan bintara atau tamtama sebagai pembantu rumah tangga. “Terkadang kami harus mengerjakan pekerjaan rumah mereka, padahal rumah kami saja berantakan. Ada juga harus mencuci baju dan strika pakaian mereka. Apalagi jika ada Tamtama Baru masuk satuan, maka akan ada yang dijadikan Caraka (babu),” tulisnya.

Pada akhir tulisan, para prajurit memohon kepada Panglima TNI, Kasal TNI AL untuk menindak tegas Danyonif 8 Marinir. Sebab, mereka menilai kematian Praka Joko Suwitor akibat sikap diktator Danyon. “Bagaimana dengan nasib istrinya yang saat ini tengah hamil 7 bulan?” kata mereka.  (bbs/dek/adz)

Exit mobile version