Site icon SumutPos

Sinabung Tak Akan Meledak Dahsyat

Foto: VOA Gunung Sinabung melepaskan aliran gas dan batu panas, terlihat dari Tiga Serangkai, Sumatera Utara, April 2015. Menurut Kepala PVMBG, Sinabung tidak menunjukkan tanda akan meletus keras.
Foto: VOA
Gunung Sinabung melepaskan aliran gas dan batu panas, terlihat dari Tiga Serangkai, Sumatera Utara, April 2015. Menurut Kepala PVMBG, Sinabung tidak menunjukkan tanda akan meletus dahsyat.

KARO, SUMUTPOS.CO – Meski aktifitasnya dari hari ke hari makin meningkat, tapi letusan Gunung Sinabung diperkirakan tidak akan berkembang menjadi ledakan dahsyat. Hal ini dikatakan Kepala PVMBG Armen Putra saat dikonfirmasi kru koran ini Minggu (21/6) siang.Meski begitu, Armen mengimbau zona merah yang sudah direkomendasi tetap disterilkan.

“Berhubung dengan meningkatnya jumlah gempa yang cukup tajam dan tubuh gunung tetap inflasi (menggembung) sejak kemaren siang, kami sangat mengharapkan pihak terkait dan warga meningkatkan kesiap siagaan di lapangan baik untuk sektor selatan (radius 7 km) dan tenggara- timur (radius 6 km). Tidak boleh ada akfitas manusia dalam radius tersebut,” tegas Armen.

Apakah gunung yang menggembung itu akan menimbulkan ledakan yang dasyat? Armen mengaku sesuai amatannya, belum ada tanda-tanda ke arah itu. Hanya saja, penggelembungan tersebut menyatakan bahwa Sinabung masih sangat aktif. Suplay lava terus keluar dari perut gunung, hingga volumenya naik menjadi 3,2 juta kubik. “Jadi semua tergantung suplay-nya dari dalam perut gunung,” tandas Armen.

Informasi di peroleh dari Dan Satgas Sinabung Letkol Inf Asep Sukarna selaku komandan tanggap darurat di Media Center, aktifitas Sinabung pertanggal 21 Juni, lava pijar dari puncak gunung sejauh 500-1000 meter ke tenggara, api diam diatas puncak, 1 x gempa tektonik lokal selama 8 detik, 60 x guguran dan tremor menerus.

RELOKASI RELOKASI PENGUNGSI DIPERCEPAT
Untuk mempercepat relokasi warga korban erupsi Gunung Sinabung, Gubernur Sumatera Utara H. Gatot Pujo Nugroho dan rombongan meninjau lahan relokasi di Siosar, Sabtu (20/4) siang. Kedatangan Gubernur didampingi Danrem 023/Kawal Samudra Kolonel Facri, Sekdaprovsu H. Hasban Ritonga, SH, Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, Sekdakab Karo dr. Saberina ini terkait rapat percepatan pelaksanaan relokasi yang akan dilaksanakan pada Selasa (22/6) di Medan bersama Kepala BNPB Syamsul Marif.

Foto: Nanang/PM
Sekeluarga warga Desa Sigarang Garang, Kabupaten karo, Sumatera Utara, mengungsi di tengah pekatnya debu vulkanik Gunung Sinabung, Jumat (3/4/2015).

“Saya baru saja berdiskusi dengan Danrem dan Bupati Karo di Siosar untuk percepatan relokasi warga 3 desa yaitu Desa Bekerah, Simacem dan Suka Meriah sebanyak 370 rumah. Saat ini sudah 112 rumah selesai dibangun dan sudah diserahkan kepada warga Desa Simacem, 128 rumah sudah dibangun dan 130 rumah untuk tahap ketiga. Direncanakan pada Agustus ini sudah selesai dibangun” ujar Gatot. Lebih lanjut disampaikan, saat ini sedang didiskusikan izin pemakaian lahan untuk pertanian sehingga para pengungsi dapat segera menempati lahan yang selama ini belum efektif dilaksanakan karena lahan untuk pertanian bagi para pengungsi yang direlokasi belum ada. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemkab Karo akan bekerja sama meminta kepada BNPB untuk mempercepat proses relokasi.

Danrem 023/Kawal Samudra Kolonel Facri meminta Gubernur Sumut dan Bupati Karo mempercepat proses pengosongan hutan yang akan digunakan untuk areal perladangan dengan menggunakan 4 sampai 5 perusahaan dalam menebangi pohon. Ada 250 hektar untuk lahan perumahan dan 450 hektar untuk areal perladangan penduduk. Permintaan ini disampaikan pada saat memaparkan masterplan relokasi. “Saat ini, hanya 1 perusahaan yang menangani penebangan pohon untuk areal perladangan penduduk.Ini tentunya akan menghambat proses relokasi dan warga akan menolak pindah ke Siosar karena tidak ada lahan untuk pertanian. Saya minta 4 atau 5 perusahaan yang menangani penebangan pohon untuk lahan pertanian dan sarana jalan sehingga TNI dapat bekerja lebih cepat sesuai dengan target yang sudah ditetapkan” ujar Fachri.

Warga desa yang sebagian sudah direlokasi ke Siosar sebanyak 50 KK sudah diajak untuk bertukang bersama TNI membangun rumah para pengungsi. Namun mengingat latar belakang para pengungsi bukan tukang, maka pekerjaan mereka tidak maksimal. Untuk itu pengosongan lahan untuk pertanian sangat diperlukan bagi para pengungsi dan TNI juga dapat segera melaksanakan proses relokasi di Siosar. Danrem juga menyampaikan bahwa pihak kementerian pusat dan instansi terkait lainnya seperti PLN yang menangani aliran listrik, pembuatan air bersih dan kebutuhan pokok lainnya untuk warga sudah melaksanakan survei ke lokasi untuk memenuhi kebutuhan relokasi.

“Seharusnya segala sesuatunya dipercepat mengingat ini dalam kondisi bencana. Jangan rapat terus namun tidak ada tindakan yang dapat dilakukan. Sebaiknya segera direspon kebutuhan di areal relokasi sehingga prosesnya dapat segera dilaksanakan,” tegasnya. Menanggapi permintaan Danrem, Gubsu meminta Bupati Karo dan Kadis Kehutanan Kabupaten Karo segera menindaklanjuti hal tersebut dan memberikan izin kepada 4 – 5 perusahaan untuk menebangi pohon di lahan yang sudah ditentukan dan jangan hanya memberikan izin kepada 1 perusahaan saja.

Menjawab permintaan Danrem dan Gubsu tersebut, Bupati Karo menjawab akan segera menindaklanjuti permintaan tersebut mengingat PT. Kastil yang diberikan izin menebangi pohon juga sudah habis masa izinnya. Usai melakukan peninjauan langsung ke Siosar, Gubsu dan rombongan mengunjungi posko pengungsian di Paroki Kabanjahe untuk menyalurkan bantuan untuk para pengungsi. Kedatangan Gubsu beserta rombongan ini diterima kordinator Posko Paroki dan ratusan pengungsi. Bupati Karo, Terkelin Brahmana, SH dalam sambutannya meminta Gubsu tetap membantu meringankan beban para pengungsi.

Sedangkan Gubsu dalam sambutannya menyampaikan bahwa kedatangan mereka ke Karo untuk persiapan rapat percepatan relokasi pengungsi ke Siosar dan mendata kebutuhan para pengungsi yang ada di posko-posko untuk disampaikan kepada BNPB pada rapat yang akan dilaksanakan Selasa mendatang. Ke depannya akan dikordinasikan dengan pihak BNPB dan Pemkab Karo agar dilaksanakan pembangunan huntara (hunian sementara) bagi para pengungsi yang dekat dengan lahan pertaniannya sehingga mereka dapat bercocok tanam. (smg/deo)

Exit mobile version